Risalah Akhir Pekan XLI/2017

16 Okt 2017 | Risalah Akhir Pekan

Minggu lalu begitu berwarna.

Setelah sekian lama tak pernah membuat lagu, aku menggubah lagu Bapa Kami versiku yang kuberi nama Bapa Kami Ceria seperti yang bisa kalian dengar di youtube link di bawah ini.

Ada beberapa yang bertanya kenapa aku malah bikin lagu segala macam? Lha aku memang bermain musik sejak lama dan kebetulan aku sedang ingin berkreasi lagi melalui musik kenapa tidak?

Bagiku, entah itu musik ataupun tulisan (dan barangkali nanti lukisan??!?) hanyalah cara menyampaikan dan hal itu sejatinya tak lebih penting dari pesan yang dibawakan. Jadi, selama pesan yang dibawakan adalah hal-hal positif, bukankah itu berarti talenta yang diberikan Tuhan ini tak kusia-siakan?

Anyway, respon yang diberikan terkait lagu Bapa Kami Ceria amatlah membahagiakan meski ada satu-dua (termasuk seorang pastor) yang komentarnya agak negatif. Kawan SMA-ku, Aradea Sarosa, di percakapan WhatsApp menghibur, ?Yo rapapa. Yesus yo ditolak dipateni kok.Hehehe? (Ya ngga papa. Yesus aja dulu ditolak dan dibunuh kok! Hehehe?-jw)?

Tapi meski demikian aku mau curcol nih. Sebenarnya, rilis lagu tersebut agak mengganggu.

Lho kok?
Yup! Karena hari minggunya aku sudah dijadwalkan untuk memberikan pengajaran kepada Mudika CIC Newtown tapi karena rilis lagu itu, fokusku untuk mempersiapkan materi pengajaran sempat agak sedikit terganggu.

Mungkin kalian berpikir aku aneh toh kedua-duanya untuk Tuhan? Tapi bagiku tidak demikian. Konsep hidupku kian hari adalah kian mencari apa yang terbaik untuk diberikan kepada Tuhan, bukan mencari yang ?baik?baik? saja. Sedangkan hal ?terbaik? itu berarti yang paling baik.

Nah, apakah aku bisa memastikan bahwa merilis lagu Bapa Kami Ceria kemarin adalah hal terbaik sementara ada yang lebih penting yaitu menyiapkan materi pengajaran?

Adakah juga aku benar-benar mengutamakan Tuhan dalam perilisan lagu Bapa Kami tersebut? Khawatirku, yang kumenangkan justru adalah egoku sendiri yang terlalu bangga menjadi pencipta lagu dan disukai lebih dari pesan lagu tersebut.

Tapi biarlah itu semua jadi pergumulanku. Yang kalian bisa lakukan adalah mendoakan semoga Tuhan semakin memberiku jalan terang.

Dan lebih daripada itu, Tuhan telah membuat segalanya baik, ya perilisan lagu, ya jalannya acara pengajaran minggu kemarin. Materi yang kupersiapkan dalam tajuk pengajaran Finding God in All Things bisa diserap baik oleh hadirin dan ada beberapa diskusi menarik yang terjadi kemarin.

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Jalannya acara bersama Mudika minggu kemarin

Oh ya, bagi kawan-kawan yang dari kemarin memerlukan notasi lagu Bapa Kami Ceria, kalian bisa mendapatkannya di bawah ini.

Bukan aku yang menuliskan karena seperti kubilang di tulisan sebelumnya aku tak mengerti sama sekali tentang membaca apalagi menulis not. Lembar di bawah ini adalah sumbangan dari Agus Sandjaja. Pemuda Katolik yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah dan kini bermukim di Sydney sebagai seorang guru piano kawakan dan mendapat pengakuan.

Selamat memasuki minggu yang baru, Tuhan memberkati selalu!

Dipublikasikan pada Hari Minggu Biasa XXVIII?pada peringatan?Santa Teresia dari Avilla, Perawan

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.