Minggu ke-empat puluh! Nggak terasa ya udah tinggal dua belas minggu lagi sebelum akhir tahun 2015!
Sabtu kemarin atau tepatnya Minggu dinihari, adalah saat terakhir sebelum diberlakukan aturan daylight saving time (DST) bagi kami yang tinggal di Sydney. Ini berarti waktu diajukan satu jam lebih cepat. Imbasnya? Jarak waktu Sydney – Jakarta tak lagi tiga jam tapi empat jam. Hal ini berlaku hingga minggu pertama bulan April tahun depan saat daylight saving time berakhir. (Aku pernah menulis lumayan detail tentang daylight saving time di sini).
Ada banyak hal menyenangkan kualami minggu lalu.
Street view dari layanan Google Map sudah sampai di Jogja dan sekitarnya! Aku bisa ?jalan-jalan? secara virtual disuguhi pemandangan ?real? suasana jalan, gedung dan bangunan bahkan para pengguna jalan pun bisa kelihatan meski dengan wajah di-blur secara sengaja oleh Google karena terkait masalah privacy.
Selama tiga puluh satu tahun tinggal di Indonesia, aku dan keluarga orang tuaku pernah tinggal di tiga tempat yang berbeda; dua di Kebumen dan satu lagi di Klaten.
Ketiga tempat itu tentu jadi tujuan pertamaku melalui Google Map Street View. Tapi sayang, dari ketiga tempat itu, tak satupun yang tampak hingga depan rumah. Rupanya mobil ?street viewer? tidak sampai masuk saat mengambil gambar.
Kecewa? Tidak lah, namanya juga hanya untuk iseng-iseng karena bagaimanapun kenangan itu kan membekasnya lebih dalam di hati dan pikiran bukan di Google.
Tapi menariknya, barangkali semacam pengukuhan bahwa aku memang benar-benar anak kampung; yang jalanan rumah dan bekas rumahnya bahkan tak bisa dijelajahi oleh Google Map Street Viewer. Hahaha…

Mulut gang ke rumah Kebumen yang kutempati dari tahun 1990 – 1998 (Aku sendiri hanya menempati secara resmi dari 1990 – 1993 karena setelah itu pindah ke Jogja)
***
Gempita pemilihan presiden Paguyuban Alumni SMA Kolese De Britto terus berlanjut. Suhu persaingan antar calon presiden sempat memanas, perdebatan antar kubu juga terasa sekali gregetnya tapi semua masih dalam koridor ?guyon parikena? ala De Britto. Hal ini dibuktikan dengan keguyuban para capres dan pendukung yang turut meramaikan acara ?Malam Budaya Manuk Mampir Kandhang? di aula SMA Kolese De Britto Yogyakarta sabtu kemarin.
Acara dimeriahkan dengan pemutaran dua film karya alumni serta pementasan wayang oleh alumni yang juga berprofesi sebagai dalang.
Tanggal 5 – 8 Oktober 2015 mendatang acara pemilihan presiden dilangsungkan dan kami, para alumni, akan segera mendapatkan presiden yang baru!
Oh ya, kemeriahan pilpres ini membuat laman facebook De Britto yang dibuat tertutup sangat ramai. Posting dan komentar-komentar ?mbanyu mili?. Grup-grup WA yang berkaitan dengan De Britto juga gebyar-gebyar. Semoga keguyuban seperti ini tetap terjaga meski Pilpres segera lewat.
***
Pekerjaan minggu lalu cukup sibuk! Ada proyek baru berdurasi produksi cukup singkat yang harus ku-manage bersama tim dan ini membuat konsentrasi kerjaku kebanyakan fokus hanya pada hal tersebut lengkap dengan meeting-meeting panjang maraton, perubahan briefing, deal dengan developer dan klien. Pokoknya seru! Aku yang biasa pulang larut kali itu tambah larut lagi!
Makanya waktu Joyce menawari untuk pergi ke Canberra sabtu kemarin untuk menonton festival bunga musim semi (floriade), tentu ajakan itu tak kulewatkan pergi begitu saja!
Meski hanya day trip (nggak nginep), tapi pergi ke luar kota bersama orang-orang tercinta adalah satu kemewahan tersendiri.
Rasa stress dan nggak kerasan kerja untuk sementara hilang karena kesibukan yang benar-benar membantuku untuk membunuh waktu kerjaku. Kalau sedang begini, aku semakin sadar, terkadang Tuhan itu memberikan penghiburan dengan jalan yang unik, tak mudah ditebak tapi pasti yang terbaik!
Selamat menyambut minggu yang baru.
Minggu depan bakal cukup terik di Sydney, sesuatu yang kurang menyenangkan karena aku tak terlalu suka panas, tapi mau panas mau dingin, gelap serta terang, kita tahu Tuhan selalu ada beserta kita!
Dipublikasikan pada Hari Minggu Biasa XXVII
Pada pesta peringatan Santo Fransiskus Asisi, Pengakuan Iman dan Santo Kuintinus, Martir
Hmm, rumahku kena jangkauan mobil Google Maps Street Viewer mas Don, padahal letaknya agak masuk gang sempit.
Buatku aneh, jarang ada mobil lewat di gang tetapi aku tidak menyadari jika mobil Google Maps Street Viewer lewat. Aneh!! :))
Anak Bojo, tombo kesel e kerjo
Google Map Street View mengobati rindu juga.