Risalah Akhir Pekan II/2018

17 Jan 2018 | Risalah Akhir Pekan

Minggu kedua tahun ini kulalui dengan penuh dinamika dan sukacita.

Djago Coconut Chicken

Sebuah resto masakan Indonesia berbahan baku ayam dibuka di Sydney, Australia. Djago Coconut Chicken (website) namanya. Yang punya kawan-kawanku, rasanya nendang, pedesnya ?Indo banget? lengkap dengan singkong goreng, nasi uduk-kuning, gado-gado dan beberapa masakan lainnya.

djago coconut chicken

djago coconut chicken

Saking sukanya, Joyce dan anak-anak bahkan sampai dua kali berturut-turut dalam dua hari ke sana. Pertama kali datang bersamaku, kedua kalinya datang bersama Mama mertuaku saat aku sedang bekerja?

Tulisan review yang kuberikan secara cuma-cuma untuk Djago dibaca ribuan kali dan konon membawa banyak orang baru datang ke sana untuk mencicipi. Sejauh ini tidak ada yang kecewa pada tulisan reviewku yang berarti mereka sepakat bahwa rasa masakan di Djago memang mantap!

Ketemu Mas Bram

Mas Bram alias Bramantyo Prijosusilo, alumni De Britto 1983, datang ke Sydney untuk transit sebelum pulang ke Indonesia setelah hampir sebulan menjenguk kedua orang tuanya di Armidale. Ia tak sendirian, datang bersama Mbak Sari, istrinya, dan anaknya, Pring Ori.

ki-ka: Mas Bram, Mbak Sari, DV, Mbak Sue, Mas Sawung Jabo

ki-ka: Mas Bram, Mbak Sari, DV, Mbak Sue, Mas Sawung Jabo

Aku bertemu di malam sebelum mereka pulang di rumah Mas Sawung Jabo dan Mbak Sue.

Familier dengan nama ?Sawung Jabo?? Yup! Beliau adalah seniman besar Indonesia, pernah bergabung dengan Sirkus Barock dan Swami serta Kantata Takwa dan kini berdomisili di Australia bersama istrinya, Mbak Sue.

Ada pesta meriah di rumah Mas Jabo dan yang datang adalah orang-orang Indonesia serta para pecinta Indonesia. Kami bercengkerama, makan, bertukar cerita.

Politik Merchandise

Masih ingat Politik Merchandise? Brand kaos dan merchandise berbau ?politik? yang kurilis tahun lalu tapi lantas berhenti berproduksi di triwulan akhir tahun 2017 silam?

vox hoax hox dei

vox hoax hox dei

Sebuah panggilan telepon dari seorang kawan lama yang adalah partner berbisnisku di Politik Merchandise kuterima dan kami sepakat untuk kembali memutar mesin produksi di saat perpolitikan Tanah Air kian menghangat menjelang Pilkada serentak tahun ini.

Akan seperti apa lajunya kita simak nanti. Yang pasti, jeda tiga bulan kemarin benar-benar kami manfaatkan untuk mencari ide dan mereka-reka sistem kerja yang lebih baik dan tata administrasi yang lebih mumpuni.

Nggak sabar ya? Tungguin!

Cryptocurrency

Satu hal yang tak pernah kuduga sebelumnya terjadi! Bahkan hingga seminggu sebelum apa yang terjadi malam itu, aku belum tertarik pada cryptocurrency.

Adalah Leo, kawan lamaku di Universitas Kristen Duta Wacana yang tinggal di Sydney. Ia menelpon dan iseng ngobrol tentang cryptocurrency.

Entah kenapa aku tertarik dan malam itu juga aku langsung membeli beberapa mata uangnya seperti bitcoin, etherium, litcoin dan bitcoin cash.

Waktu hal itu kukabarkan pada Joyce, ia sempat heran. Hingga akhirnya akupun menemukan alasan kenapa aku tertarik. Tak lain adalah karena aku butuh kesibukan baru di tahun ini.

Aku butuh kesibukan yang mampu menyerap energi negatif menjadi sesuatu yang barangkali bisa menguntungkan.

Energi negatif? Yup! Aku ketar-ketir pada kesehatan jiwaku terkait Pilkada serentak yang akan bergulir tahun ini! Takutnya aku ikut arus untuk tak pernah berhenti bicara tentang politik, hoax, bela sana, bela sini dan lain sebagainya.

Jadi kenapa tak fokus pada hobi baru? Syukur-syukur menghasilkan uang meski kalau tidak, bahkan baru seminggu terjun, aku sudah belajar banyak hal dalam bidang ini!

Pastor Martin Situmorang pindah

Pastor Martin Situmorang, pastor asli Nias yang dalam beberapa tahun belakangan bertugas di Sydney dan sempat ke Melbourne sebentar, pindah ke Brisbane, QLD.

Pastor Martin adalah pastor yang begitu dekat dengan komunitas-komunitas Indonesia-Katolik di Sydney. Pembawaannya membumi, selalu membahasakan diri sebagai ?orang kampung?, kotbah yang dibawakan selalu meresap karena disampaikan dengan ?bahasa-bahasa bumi?.

Me and Pastor Martin Situmorang

Me and Pastor Martin Situmorang

Aku belajar banyak darinya, tentang bagaimana bersikap sebagai orang Indonesia yang membaur dengan Australia tapi tetap tak kehilangan karakter sebagai anak bangsa.

Hari Sabtu kemarin ia mengundang banyak orang untuk datang dalam pesta kecil perpisahannya di sebuah taman di barat kota Sydney.

Selamat memulai minggu yang baru, Tuhan memberkati!

Dipublikasikan pada?Hari Minggu Biasa II?pada pesta nama Santo Feliks dari Nola, Martir,?Santa Makrina Tua, Pengaku Iman,?Santo Sava, Uskup dan Pengaku Iman

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.