Ada hal yang lupa kuceritakan pada risalah akhir pekan minggu dan kupikir perlu kusampaikan di sini. Jadi hari minggu dua pekan silam, aku ditunjuk jadi wakil ketua Persekutuan Doa Karismatik Katolik (PDKK) Epiphany.
PD Epiphany, begitu aku menyebutnya, adalah sebuah persekutuan doa berbahasa Indonesia berbasis di Sydney dan memiliki reputasi cukup besar di sini.
Aku mengenal PD Epiphany sudah lama bahkan sejak awal mereka berdiri, ketika aku masih berdomisili di Indonesia. Joyce, istriku yang dulu adalah pacarku, memintaku untuk dibuatkan logo untuk PD Epiphany dan sejak saat itu, sekitar awal 2000an, aku beberapa kali berinteraksi dengan para pengurus PD Epiphany.
Oh sebentar, kalian mungkin kaget dengan ?kiprah? ku ditunjuk jadi wakil ketua? Kan aku tattooan? Kan aku sangar dan telingaku kulubangi selebar 1.2cm kenapa aku berkubang dalam kegiataan keagamaan seperti itu?
Hehehe, ada banyak hal dalam hidupku yang tidak pernah kuceritakan di sini. Blog ini bukanlah buku terbuka tentangku dan eratnya hubunganku dengan kegiatan keagamaan yang tak kalian ketahui selama ini adalah salah satu contohnya.
Padahal aku aktif dalam kegiatan seperti itu sejak satu setengah dekade silam. Mulai dari tingkat persekutuan doa di Jogja, naik ke regional baik kevikepan dan keuskupan, lalu akhirnya pada 2006 yang lalu aku sempat duduk dalam dewan kepemudaan nasional meski itu hanya sekitar delapan bulanan lamanya sebelum aku akhirnya mengundurkan diri dengan alasan pribadi.
Selain ditunjuk jadi wakil ketua, beberapa minggu sebelumnya aku juga ditunjuk oleh PD Epiphany menjadi ketua pelaksana seminar Called To Love, sebuah seminar rohani Katholik yang mengupas Theology of Body dalam keseharian umat.
Theology of Body ini salah satu big buzz sejak dekade silam dalam kalangan Katholik. Ajaran ini dituturkan oleh Santo John Paul The Great yang semasa hidup lebih dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II. Pembawa seminarnya adalah Riko Ariefano dan Lia Brasali dari komunitas Domus Cordis Indonesia. Riko?adalah kawan lamaku ketika kami sama-sama satu tim di?Indonesia.
Acara ini bakal diadakan di St Agatha Hall, Penant Hills pada 2 – 3 Mei 2015 yang akan datang. Peserta yang datang diharapkan adalah para keluarga dan orang-orang muda Katolik Indonesia.
Kalau kalian berminat mendaftar, harga sementara hanya $17.5 untuk dua hari termasuk dua kali makan siang, empat kali tea time dan booklet materi seminar.
Kurang murah apa coba?! Kalau kalian mau ikut nyumbang dari sisi sponsor juga boleh. Aku memang sedang berusaha keras supaya pembiayaan seminar ini bisa ditalangi oleh donatur sehingga kualitas dan kenyamanan peserta tetap terpelihara tanpa mereka harus membayar lebih banyak lagi biaya…
Hari-hari ini aku dan tim-ku sudah bekerja menyusun segala sesuatu untuk launching publikasi acara secara formal pada awal Maret 2015 mendatang. Rasanya asyik sekaligus nostalgia ketika di Indonesia dulu sering aktif dalam acara-acara beginian.
Yang tak kalah menariknya, dalam persiapan acara ini aku mengurangi jumlah meeting yang biasanya terlampau sering dan merepotkan. Kali ini aku banyak menggunakan media komunikasi Whatsapp dan email dan mungkin karena bawaan ?anak IT?, aku memakai model agile/scrum untuk menentukan target-target jangka pendek (sprint) dan tak lupa mengadakan stand up meeting harian meski sifatnya virtual!
Aku sangat termotivasi untuk membuat acara ini berlangsung sukses dan yang lebih penting membawa satu kemajuan dalam persatuan keluarga muda katolik Indonesia di Sydney yang jumlahnya lumayan banyak!
Jadi, doakanlah saya :)
Bagaimana dengan pekerjaan kantor??Apakah berkurang sehingga aku bisa punya banyak kegiatan seperti kutulis di atas?
Tidak! Justru makin hectic!
Banyak hal menarik yang kuhadapi dan ada rencana besar yang akan kujalankan dan menuntut konsentrasi tinggi. Aku nggak bisa mengungkapkannya di sini atas alasan profesionalisme.
?Lalu, gimana kamu ngaturnya?? tanya kawanku beberapa minggu yang lalu ketika kubercerita bahwa selain pekerjaanku sedang gila-gilaan gilanya, ditunjuknya aku jadi Wakil Ketua PDKK Epiphany dan Ketua Pelaksana Seminar ?Called to Love? dan (ini juga lupa kuceritakan tapi nanti suatu waktu akan kuulas) menjadi seksi musik dan koor Misa Bulanan CIC (Catholik Indonesian Community) di St Agatha Church.
Jawabku cuma satu, ?Aku berusaha membuat yang satu jadi hiburan terhadap yang lainnya!?
Mungkin kalian pada heran tapi kenyataannya memang demikian. Ketika aku sedang capek bekerja, aku membahas soal hal-hal pelayanan Gereja dengan istriku. Sebaliknya, ketika aku merasa lelah (dan kadang merasa sendirian) di dalam pelayanan Gereja, malam hari aku bisa membuka file pekerjaanku lalu mengutak-atik sedikit sebelum keesokan harinya kubawa ke kantor.
Unik memang, tapi kuanggap ini adalah cara Tuhan mengejawantahkan apa yang menjadi sabdaNya sendiri, ?Marilah datang kepadaku yang letih lesu, kepadamu akan kuberikan kelegaan?
Aku letih dan lesu karena kesibukan yang satu, lalu aku mengalami kelegaan karena melakukan kesibukan yang lainnya.
Selamat berakhir pekan dan menikmati bulan yang baru, Februari!
Ditulis dan dipublikasikan pada hari peringatan
St. Koleta dr Corbie,?Rosalie Rendu,
St. Giovanni Triora,?Anselemus Polanco…
Santo Santa, doakanlah kami…
0 Komentar