Minggu lalu aku mendapatkan rejeki tak terduga.
Maksud ketidakterdugaan itu begini; aku tahu dan sudah menduga akan mendapat rejeki pada hari-hari kemarin tapi tak dugaanku tak sebesar yang kuterima.
Untuk itu, adalah layak kalau hal itu kusyukuri. Untuk itu, kamis malam yang lalu aku mengajak anak-anak dan istriku makan ‘keluar’, ke warung makan babi dan beer Jerman yang cukup punya nama di Sydney, Lowenbrau (? link websitenya)
Letak Lowenbrau di Circular Quay. Kalian yang pernah melancong kemari pasti tahu karena itu adalah kawasan wisata yang terkenal dengan Sydney Opera House-nya.
Karena kebetulan saat itu masih dalam periode Vivid Festival (? link websitenya) lengkap dengan pasar malam dan kedai-kedai penjual aneka macam barang, setelah usai santap malam, kami berjalan kaki berkeliling barang sebentar.
Menatap SOH dari jarak yang tak terlalu jauh membuatku merenung singkat betapa aku telah cukup lama menetap di kota ini.
Aku dulu hanya bisa menatap gedung itu dari siaran prakiraan cuaca kota-kota besar dunia yang dibacakan pada akhir acara Dunia Dalam Berita-nya TVRI tapi kini aku berada tak terlalu jauh dengannya bahkan saking seringnya lewat, aku tak bisa merasakan sensasi yang berlebihan lagi kecuali kalau sedang kugali-gali seperti saat merenung malam itu.
Hubunganku dengan SOH adalah sama dengan hubungan kalian, warga Jakarta dengan Monas; landmark kota yang kita kunjungi pada special ocassions saja seperti kalau kedatangan teman/tamu dari daerah lain yang ingin berwisata datang ke tempat itu; seperti aku ketika pertama kali datang kemari 2008 silam.
* * *
Pekerjaanku minggu kemarin beres dan aman terkendali.
Karena ada proyek baru, Fr yang kuceritakan di risalah minggu lalu masih kupertahankan keberadaannya at least sampai dua minggu ke depan.
Meski demikian, minggu ini arus pekerjaan bakal agak sedikit lebih kencang dari minggu kemarin karena selain minggu ini hanya memiliki empat hari kerja (besok senin libur), ada proyek singkat nan besar yang baru dimulai selasa besok dan harus selesai dua hari sesudahnya.
Tapi meski sibuk, seperti yang kalian amati saat membaca posting ini, blog ini berubah penampilannya! Tentang perubahan ini, aku belum akan menceritakan secara detail hingga kelar modifikasinya yang kuharapkan pada akhir minggu ini.
‘Lho katanya sibuk kerja kok masih sempat ganti template blog?’ You won’t believe me kalau kubilang bahwa pergantian tampilan blog ini dan termasuk kegiatan nulis di sini selalu kutempatkan sebagai refreshing dan hiburan dari beban kerja yang tak ringan.
Jadi, sejak beberapa waktu lalu, aku selalu berpatokan, semakin berat pekerjaanku pada satu periode waktu, semakin produktif juga aku seharusnya dalam menulis atau melakukan apapun di blog ini.
Istilah kerennya, work hard, play hard lah!
* * *
Weekend minggu lalu juga berlangsung meriah. Hingga tulisan ini kurawi, Sabtu malam, suhu udara cukup hangat untuk ukuran musim dingin dengan matahari cerah dan langit tanpa awan.
Matahari cerah dan langit tanpa awan saat musim dingin adalah sesuatu yang sangat berharga karena biasanya hiasan langit hanyalah mendung atau hujan, tak ada probabilitas lainnya yang tinggi selain keduanya. Tapi di satu sisi, aku juga khawatir bahwa semua ini termasuk menurunnya curah hujan di sini akhir-akhir ini adalah tanda bahwa kawasan barat Australia sudah benar-benar masuk ke arus hangat El Nino yang pernah kuulas di tulisan ini.
Ah tapi sudahlah, mari kita kembalikan urusan yang tak bisa kita selesaikan bahkan pikirkan pada Pihak yang Berwajib dan mari kita lakukan apa yang masih bisa kita lakukan.
Syukuri saja apa adanya termasuk cuaca yang cerah dan hangat ini.
Pada sebuah tikungan dalam perjalanan pulang Sabtu malam kemarin, saat matahari sedang lindap ke balik ufuk barat untuk menyudahi hari, aku tiba-tiba membayangkan satu hal.
Tuhan ingin memberikan hari yang beda dari biasanya, untuk itu Ia menyuruh para malaikatnya untuk bekerja menjaga cuaca cerah hari itu.
Ibarat kata sebuah perusahaan event organizer, para malaikat itu adalah pekerja lapangan yang bertugas menjaga mood hari kemarin tetap bagus dan menyenangkan dari pagi hingga ke peraduan petang. Sesaat setelah matahari tenggelam, tugas para malaikat itu kelar dan kembalilah mereka ke tempat asalnya.
Salah satu dari mereka, dengan keringat yang belum kering menyisakan wajah berminyak, menyapaku dengan tanya, “Piye? Happy kan hari ini cerah dan hangat? Good! Bersyukurlah!” mereka lalu berlalu dan dalam keberlaluan mereka yang letih dan penat, ada senyum terpancar. Senyum kepuasan karena berhasil membuat para manusia gembira.
Terimakasih Tuhan!
Selamat menjalani minggu yang baru! Tetap semangat!
Oh ya, aku kemarin iseng ngrekam lagu Bless The Lord/10000 reasons yang kuulas kamis kemarin. Secara special aku berduet dengan Elodia, anak keduaku yang baru 2.5 tahun umurnya. Kakaknya, Odilia, menimpali sesekali di belakang…
Dipublikasikan pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus,
pada pesta nama Santa Anne dan Santo Bartolomeus, Pengaku Iman.
Beer di foto atas seperti teh talua di kampung saya, hehe…