Risalah Akhir Pekan XV/2015

11 Apr 2015 | Cetusan, Risalah Akhir Pekan

blog_risalah15_1

Minggu lalu sebenarnya diawali dengan tak terlalu menyenangkan karena kami sekeluarga tak bisa ikut Perayaan Paskah!

Rencana awalnya adalah kami pergi ke Perayaan Malam Paskah. Sesuai jadwal, acara diadakan pada jam 6:30pm. Tapi rupanya menjelang jam lima sore, Odilia dan Elodia sudah ngantuk berat karena tidak tidur siang. Membawa anak-anak ngantuk dalam perayaan seperti itu bakal memusingkan karena mereka belum mau tidur karena excited melihat banyak orang, tapi di sisi lain mereka ngantuk. Bawaannya pasti akan teriak-teriak, cranky abis lah pokoknya!

Rencana lalu diubah, malam itu kami tak pergi kemana-mana dan berpikir bahwa besoknya kami bisa datang ke Perayaan Minggu Paskah!

Belajar dari tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, jadwal Perayaan Minggu Paskah tidaklah berbeda dengan jadwal perayaan minggu biasa. Kami memilih pergi ke perayaan yang paling malam, jam enam sore, karena sesudahnya kami telah merencanakan untuk pergi dinner di sebuah restoran yang tak jauh dari rumah.

Tapi tak disangka, ketika kami telah sampai di gereja, gerbang ditutup dan sepi sekali! Ternyata kami salah sangka, jadwal Perayaan Minggu Paskah hanya diadakan dua kali pada Minggu pagi yaitu jam 8:30 dan 10:10!

Yo wis, arep piye meneh?
Kami lantas berpikir untuk pergi makan lalu ke cinema nonton Cinderella! Kupikir ide bagus juga ketimbang langsung pulang karena malam masih terlalu pagi dan keesokan harinya juga masih libur Paskah.

Rencana nonton cinema itu sangat membuatku excited!
Terakhir kali aku nonton film di bioskop adalah lebih dari lima tahun silam, Oktober 2009, ketika istriku hamil Odilia. (Aku bahkan sempat menulis tentang Mao?s Dancer yang kutonton saat itu di artikel ini). Setelah punya anak, kami tak pernah nonton lagi karena di sini jarang ada pertunjukan film yang mengijinkan anak-anak untuk dibawa serta ke dalam cinema kecuali di film-film kanak-kanak seperti Cinderella ini.

Dan ternyata selain film-nya yang menurutku sangat bagus dan detail, mendampingi Elodia dan Odilia yang juga pertama kali pergi ke cinema adalah hal lain yang mengesankan. Mereka pada awalnya menikmati betul apalagi dengan popcorn dan bubble tea di tangan, tapi setelah kira-kira setengah jam, mereka mulai tak tenang, pengen buru-buru keluar studio ditingkahi dengan celotehan-celotehannya yang sempat kami khawatirkan mengganggu penonton lainnya.

Malam itu, kekecewaan karena tak bisa ikut upacara Perayaan Paskah terobati meski dalam hati aku terus mohon ampun kepada Tuhan karena kelalaianku memastikan jadwal upacara sebelum dengan gegabah memutuskan pergi dan sok yakin bahwa upacara akan diadakan pada jam yang sama dengan jam perayaan minggu-minggu biasa.

* * *

Sydney mulai mendingin.
Matahari mulai beranjak ke utara membuat hari jadi semakin pendek. Cuaca juga cenderung tak bersahabat, hujan yang berkepanjangan dan langit yang abu-abu sendu. Hal ini sebenarnya tak layak diperguncangkan karena memang sesuai aturan alam; dan biasanya hal ini akan terus berkepanjangan dan berlarut-larut hingga nanti ketika musim dingin berlalu, September nanti.

Sebagai manusia yang berasal dari negara tropis, menunggu datangnya musim dingin selalu membuatku berdebar-debar! Meski musim dingin tahun ini akan menjadi musim dinginku yang ketujuh, tapi tetap saja aku senang betul melihat suhu cuaca makin hari makin turun dan sepertinya tak ada yang lebih menyenangkan ketimbang menghirup udara dingin beku seperti dalam kulkas ketika berjalan pagi berangkat kantor dan melihat ranting-ranting dan tanah basah disiram hujan semalam-malaman.

Tak hanya itu! Menyalakan penghangat listrik menjelang tidur lalu menutup tubuh rapat-rapat dengan baju hangat dan menarik selimut setinggi-tingginya adalah keasyikan tersendiri.

Yang nggak asik? Ada tiga hal!
Pertama, musim dingin cenderung hujan! Yang paling merepotkan kalau hujannya terjadi di pagi hari! Jarak rumah ke stasiun yang biasa kutempuh dengan berjalan kaki adalah 2.5km dan jarak tempuh sepanjang itu, meski sudah berusaha memayungi diri, tetap saja celanaku basah sebasah-basahnya!

Aku belum menemukan solusi lain selain menyalahkan caraku menggunakan payung yang menurutku tak pernah benar! Pernah juga aku mengakali dengan memasukkan pakaian kerja ke dalam tas lalu cuek jalan kaki menggunakan kaos oblong, celana pendek dan sendal di pagi yang dingin nan menggigil. Orang-orang ramai memelototiku! Mereka berpikir mungkin aku orang gila karena musim dingin aku malah ?berpenampilan? seperti itu.

Apa mau dikata, pilih mana, kedinginan di jalan atau kedinginan di kantor sehari-harian karena pakaian basah kuyup kena hujan? Siapa yang lebih gila dari siapa?

Kedua adalah soal tagihan listrik! Musim dingin identik dengan penggunaan pemanas ruangan dan pengering pakaian yang overdosis! Delapan tahun berumah tangga, aku dan istriku selalu terlibat dalam diskusi yang tak bersolusi mengenai hal ini selain; ya sudah dibayar saja tagihannya, dan ya sudah, dinyalakan saja heater dan dryernya, memang itulah tujuanku bekerja, mencari uang untuk digunakan hal-hal yang dirasa perlu, kan?

Ketiga, ah ini yang paling seru!
Musim dingin adalah musim sendawa dan kentut yang berkepanjangan. Perut bawaannya kembung, kepala nyumleng sebagai tanda masuk angin! Kalau sudah begitu, stock Tolak Angin dan Antangin adalah koentji!

* * *

Aku semakin tak sabar untuk cepat-cepat pengen seminar Called To Love terlaksana dan selesai awal bulan depan!

Sebagai pimpinan kepanitiaan, energiku terkuras bahkan pada saat-saat tertentu, mendengar orang bertanya atau bercerita tentang hebatnya persiapan seminar inipun membuatku ingin menutup telinga!

Ibarat lari, persiapan seminar ini bukan maraton, bukan pula sprint; tapi gabungan keduanya, maraton tapi dengan gaya lari cepat jarak pendek alias sprint!

Aku tak menyesali, tak sedikitpun.
Tapi semangat untuk tetap menggebu-gebu ini pada akhirnya memang harus diakhiri empat minggu lagi ketika seminar ini terlaksana. Syukur kepada Tuhan.

Hal-hal yang membuatku terus tercerahkan dan tersemangati dalam memimpin persiapan seminar ini adalah ketika ada kejutan-kejutan menyenangkan seperti yang bisa kalian nikmati di bawah ini.

Sebuah keindahan yang dibawakan Thomas, tim panitia bidang multimedia. Dengan skillnya yang mantan produser/kamerawan sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, ia mengemas sebuah teaser menarik!

Oh ya, kalau kalian ingat tulisanku tentang meriahnya orang-orang Indonesia di Australia memberikan dukungan kepada Jokowi yang ini, Thomas adalah orang yang merekam kegiatan monumental itu!

 

* * *

Kabar dari dunia kerja cukup memusingkan!

Ada salah satu situs web yang kukelola terkena hack dan aku cukup pusing untuk menjalani investigasi sana-sini berkait soalan ini. Untung semuanya bisa diatasi dengan cepat meski bahkan hingga kini, proses investigasi masih terus berlanjut. Aku mengikutinya dengan tenang karena memang ini adalah prosedur yang harus kujalani (dijalani???) dalam hal-hal seperti ini di Australia.

Ada beberapa proyek besar masuk dengan tenggat waktu pengerjaan yang sangat pendek dan seperti biasa, meminta hasil yang luar biasa bagusnya.

Sementara itu resources manusianya sedang mepet betul dan aku harus lari kesana-kemari mencari anak buah baru untuk bekerja dalam ?short term contract?.

Sibuk itu menyenangkan, berinteraksi dengan orang baru juga tak kalah nikmatnya tapi pola kerja yang seperti ini melelahkan.

Adanya keyword ?short term? itu tadi membuat semuanya seperti layaknya nonton film dalam mode percepatan!

Pada mode seperti itu, basa-basi makin tak terbeli. Ketemu dengan anak buah baru di hari Senin, nggak sempat berhaha-hihi atau bertanya ?How was your weekend?? langsung gelar laptop di ruang meeting, kasih briefing setengah jam terkait proye yang akan dikerjakan lalu bertanya, ?Kamu bisa ngerjain?? Kalau ia menggeleng kepala tinggal kita antar ke gerbang recepsionist untuk mereka pergi, tapi kalau setuju, kuantar ke ruang kerja dan langsung sprint wus-wus-wus!

Seminggu proyek kelar, client senang, pada jumat sore, si anak buah yang masih baru itu kuantar ke gerbang kantor, kujabat tangannya sambil berucap, ?Well done! Thanks! See you!? Lalu hari seninnya bertemu dengan rutinitas yang seperti itu lagi!

Kalian mungkin bisa berujar, ?Wow, keren!? tapi apa yang kurasakan sebenarnya jauh dari impresi ?keren?, cenderung melelahkan!

Aku harus memeras otak untuk dapat menyampaikan brief yang mudah dimengerti dari klien ke orang baru itu. Berbahasa Inggris? Ya iyalah!

Lalu namanya juga manusia yang berperasaan, ketika hubungan kerja terasa nyaman dengan si orang baru tadi, terlebih ketika klien menyatakan kepuasaan akan pekerjaannya tapi atas nama project cost/budget, semua itu harus diakhiri pada hari kelima lalu kadang aku merasa kecolongan karena munculnya perasaan?hampa? atau semacam, ?Waduh sayang banget ya padahal kerjanya cepat dan orangnya asyik diajak ngobrol!?

Tapi segala kepenatan dan segala sesuatu yang memusingkan ini toh harus kuakhiri dengan ucapan syukur juga. Syukur karena aku masih diberi kekuatan untuk menangani semua ini dengan baik. Syukur karena aku jadi membayangkan kalau tugas seperti ini saja berat, bagaimana Tuhan mengatur ?sirkulasi? orang yang come and go juga ya?

Ada enam milyar manusia yang harus di-manage Tuhan. Kelakuan keenam milyar orang ini tentu beraneka ragam sedangkan aku hanya memanage beberapa orang yang datang-pergi seminggu sekali. Aku tak bisa membayangkan kalau Tuhan serapuh dan sebodoh aku, akan ada berapa banyak orang yang terbengkalai dan tak terurus karenanya?

Ngeri, kan?
OK, sudah dulu ya! Ini sudah malam dan dingin semakin mencekam. Saatnya tenggelam di peraduan, menikmati selimut dan hangat imitasi dari si penghangat ruangan.

Have a great week, Folk!

Pesan menarik pada dinding sebuah toilet

Pesan menarik pada dinding sebuah toilet

Dipublikasikan pada Hari Minggu Paskah II, Minggu Kerahiman Ilahi

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Ya saya mengatakan keren Don. Bisa perintah-perintah bule di negeri bule.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.