Rindu Lewat Sepucuk Amplop

24 Nov 2008 | Aku, Indonesia

Hari Senin, 10 November 2008, aku tak berniat pergi kemana-mana.
Selain jadwal kerja proyek yang semakin mepet untuk dikebut penyelesaiannya, aku juga menunggu kabar kiriman paket dari Citra, adikku, yang berisi dokumen-dokumen pendukung untuk penyelesaian urusan visa tinggal dan bekerja di sini.

Maka, setelah melepas istriku berangkat kerja aku langsung menghidupkan Powerbook dan asyik bekerja hingga menjelang tengah hari. Ditemani segelas kopi, BBQ chips, serta Bang Bono yang berteriak-teriak di iTunesku, setahap demi setahap pekerjaan kulalap.

Pukul 11.30 am, dan tiba-tiba bell rumah berbunyi.
Sseorang bule pria tinggi besar berada di seberang pintu sementara Simba menyalak-nyalak tak keruan.

“Wait a minutes please…”
tuturku sambil membawa Simba ke ruang tengah dan menguncinya.
Aku kembali ke arah pintu dan membuka pintunya.

“Hi, how are you?” sapanya ramah.
“Yeah im good. How bout you?”
“Yeah good thanks…”
Lalu dalam bahasa Inggris yang tak bisa kumengerti kata per katanya tapi kutahu maksud keseluruhannya, ia pun menyerahkan sebuah amplop besar bertuliskan DHL.

Aha, kiriman dari Citra pun datang dalam waktu yang sangat tepat! Tak sampai tiga hari lamanya …
Setelah kutandatangani receipt yang ia bawa dan ber-haha-hihi sebentar sebelum si bule itu pulang, akupun masuk kembali dan mengunci pintu.

Di ruang tengah, amplop kubuka.
Sesaat ada rasa kangen yang luar biasa dan tiba-tiba datang bersamaan dengan itu.
Aku membayangkan, betapa aku memegang barang yang dipegang dan dipersiapkan hanya beberapa hari sebelumnya oleh orang tua dan adikku, orang-orang terdekat namun jauh itu.

Dan, perfect!
Semua dokumen yang kubutuhkan untuk pengurusan visa keesokan harinya telah komplit kudapatkan di dalam amplop tersebut. Setelah memisah-misahkan dokumen ke dalam amplop besar yang telah Joyce siapkan beberapa waktu sebelumnya akupun kembali ke ruang komputer dan melanjutkan kerja.

Tak terasa hari telah beranjak hingga pukul 2 siang sementara aku telah melewatkan waktu yang seharusnya biasa kugunakan untuk bersantap siang. Kuhentikan sementara kegiatanku lalu aku pergi ke dapur.
Membuka kontainer rendang yang telah disiapkan istriku di kulkas, mengambil beberapa sendok nasi ke dalam piring lalu memasukkannya berbarengan ke dalam microwave.
Sementara di dalam termos kuisikan air dingin dan kumatangkan dengan energi listrik yang ….srrrtttt tak sampai 3 menit, mendidih sudah!

Setelah berdoa sejenak, akupun menyantap makanan yang dimasak Joyce semalam itu.
Satu hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, bahkan selama delapan tahun kami berpacaran, adalah bahwa Joyce itu ternyata pandai memasak. Kata “pandai” di sini kutuliskan bukan semata-mata karena basa-basi saja atau takut ia marah ketika membaca tulisan ini, tapi lebih pada kenyataan yang sebenarnya bahwa lidahku mengecap rasa enak pada setiap masakan yang ia buat, jadi kata apa lagi yang lebih pantas selain kata “pandai” baginya?

Dulunya, ketika pacaran, ia nyaris tak pernah bercerita tentang dapur ataupun kompor masak sekalipun.
Bahkan dalam beberapa pembicaraan kami dulu, ia selalu mengisyaratkan aku untuk belajar masak sesampainya di Sydney nanti.

Akan tetapi ternyata ia memang pandai menyiapkan kejutan. Ia malah melarangku untuk ikut-ikutan masak dengan alasan “takut dapur malah kotor.”
Hehehe, ya sudah…pucuk dicinta, ulam tiba!

Namun meski demikian aku bukanlah tipe pria yang mencari profil seorang juru masak sebagai istri.
Oleh karenanya akupun melarangnya untuk memasak setiap hari. Aku berpikiran seperti itu mengingat kegiatannya yang sangat padat dari pagi bekerja hingga sore, mengurusi Simba dan masih harus memasak untuk seorang aku? Tak perlu seberlebihan itu kan …

Kukatakan padanya, masak cukup pada saat-saat tertentu saja atau pada saat dimana hasrat untuk memasak sudah tak tertahankan pada masa-masa luang.
Dan dengan alasan itu pula, hingga saat ini aku masih sangat menikmati jasa layanan catering Kristina yang setiap hari selalu hadir dengan masakan-masakan khas Indonesia nan lezat dan menyenangkan itu.

Selesai makan, kembali ke ruang komputer dan menyaksikan ada begitu banyak YM windows yang menyembul. Pesan-pesan dari kawan dan sahabat yang kebanyakan dari Indonesia sana menyapaku. Ya, siang bagiku adalah pagi bagimu, dan membayangkan pagimu yang sepi dari pekerjaan (atau menyepikan diri di belakang bos? hahaha) lantas mem-buzz aku, ya.. ya.. ya.. sesuatu yang menyenangkan, terbayang dari sini hehehe :)

Sore pun menjelang dan pekerjaan semakin sedikit yang harus kuselesaikan.
Menjelang pukul 5 sore aku lantas beranjak mandi. Mandi yang pertama untuk hari itu dan tampaknya tak akan ada acara mandi lagi sampai pagi berikutnya… eh sore berikutnya menjelang heheheh :)

Tak lebih dari pukul 7 malam, Joyce pulang.
Sambil bersantap malam kamipun banyak bercerita tentang hari yang baru saja dilewati. Selanjutnya kami melakukan evaluasi ulang tentang persiapan dokumen visa yang akan kuajukan keesokan harinya ke kantor Imigrasi Parramatta hingga kantuk tiba dan kami bergegas naik ke atas untuk beristirahat.

Usai sudah hari ini. Hari dimana sekonyong-konyong aku bisa merasakan kangen kepada tanah air setelah sekian lama.

Akupun terlelap…Sayup-sayup terdengar suara orang India yang tempo hari dan beso pagi kutemui di kantor Imigrasi Parramatta, ah besok adalah lanjutan perjuangan dan hari ini adalah hadiah kehidupan!

DHL
Amplop kiriman dokumen dari Citra

Sebarluaskan!

23 Komentar

  1. bathuk, saiki wis iso ngomong inggris to dhab ?
    eaallaaahhh, kemajuan kowe le…
    mugo2 bahagia istrimu bersamamu..
    hehehehehheee
    ojo nesu bung, mengko tak balang gitar !
    banyak doa….

    Balas
    • Huaaaa.. menungso ireng iki iseh urip tho?!??
      Tempo hari kudengar kabar kamu buka salon di Jogja?
      Kupikir kowe wes dadi banci buka salon hahahaha.
      Piye kabarmu, vokalis kesayanganku, wahai Kelik Baguswaeora ?

      Balas
  2. Kejutan yang menyenangkan DV..
    Walau bisa masak, Joice tak cerita sebelumnya….bukankah kejutan akan selalu menyenangkan?
    Dan hal-hal yang biasa, setelah jauh, baru terasa kangennya.Seperti menerima amplop dari adik….

    Balas
    • Betul, Ibu.
      Tapi kalau boleh saya ralat, ndak semua kejutan itu menyenangkan lho. Waktu masih ABG dulu saya pernah diberi kejutan oleh orang yang saya dekati bahwa ternyata ia sudah memiliki pacar hahaha :)

      Balas
  3. Moga2 lancar ya urus visa kerjanya dan ngga ada dokumen yang ketinggalan.
    Ummm, Mb Joyce, ajari saya masak rendang dongg…:-)

    Balas
    • Makasih doanya, Buthe..Hehehehe

      Balas
  4. Ternyata kamu sensitive person.. :D

    Balas
    • Hehehe kayaknya hampir smua sifat ada sample2nya dalam diriku, Yoga :)

      Balas
  5. aku juga pernah dapat kejutan, dab.
    pas sma. kalo istilah saiki ya nembaklah. nah, aku nembak cewek, hari ini dia bilang, ok, i do. tapi ….keesokan harinya belum genap 24 jam, tiba2 dia memberiku kejutan. katanya, sorry gak jadi, no, i dont. haa ? aku mung bisa domblong karo kaku ati. :D
    memanaskan nasi, rendang dengan microwave,air dingin dengan termos…mak srttt, jadi panas. weeh…lha ning ndesa-ku, harus dhedhek geni pawon tuh, hahaha….
    baindhewe, kejutane joyce becik banget, dab. becik tenan…

    Balas
  6. Nah-nah-nah… Itu artine kejutan!
    Tibaknya bojomu pinter masak tho?
    Hehehe!

    Balas
    • Yah lebih mengejutkan lagi nek kamu bisa berhenti merokok benar-benar dan tiba-tiba, ujug-ujug kamu tiba di Sydney menjemput si dia ahuahuahua!

      Balas
  7. syukurlah kalau kiriman dokumen yang mas donny cari sudah terkirim, semoga urusannya jadi lancar, mas. btw, jadi ngakak baca komennya kelik bagaskara. tampaknya akrab betul mas donny dg kelik?

    Balas
    • Hehehe, Pak Sawali, Kelik itu dulu teman baik waktu SMA di De Britto. Dia dulu vokalis band saya, dan ia selalu menganggap dirinya memiliki kualitas suara seperti Katon Bagaskara..:) Padahal bukan bagaskara tapi baguswaeora.. :) Alias tidak bagus sama sekali :)
      Hahaha!

      Balas
  8. Apa saja bisa membangkitkan rindu ya mas, bila kita jauh di rantau orang.
    Semoga, kebahagiaan selalu bersama DV dan Joyce.
    Oh ya, pinter sekali merayu Joyce..
    Setelah Joyce membaca tulisan di blog ini, kamu dikasih apa?

    Balas
    • Aih.. Joyce mah ngga perlu ngasi apa-apa, Mas Hadi..
      Tapi Tuhan.. Tuhan yang sudah baik banget ngasih saya Joyce :)

      Balas
  9. wah baru tahu kalo sampeyan sekarang angon kanguru. :)
    mesti lali karo aku. poya hoho. sing penting esih diparingi waras.
    :)

    Balas
    • Hayah… sopo yo… ngapunten, mbok njenengan ngaku :) Iya jhe, saya sekarang angon kangguru disini, nyuwun pandhoganipun njih..:)
      Salam kangen kagem Jogja!

      Balas
  10. aku pikir kamu melarang joyce masak tiap hari, karena kamu mau masak….eeee ternyata katering. kateringnya bisa sampe jepun ngga ya?
    EM

    Balas
    • Wah lha mbok kamu itu usaha katering, Mel :)
      Jadi, selain mengajar Bahasa Indonesia, kamu juga mengenalkan masakan bagi para mahasiswamu.
      Siapa tahu kamu malah bisa jadi juragan katering di Jepun sana…
      Oh ya, sajikan juga katering Indomu itu nanti ke para pensiunan tentara Jepang yang udah tuwir-tuwir, siapa tahu nanti mereka ingat gebetan masa mudanya di Indonesia yang pernah memasak seperti masakanmu.
      Alhasil, siapa tahu nanti kamu diberi warisan haha!

      Balas
  11. wahhh semoga lancar yah mas

    Balas
  12. Mendapatkan seorang seperi joyce adalah sebuah anugrah ….

    Balas
  13. lha trus gimana perjuangannya .. sukses tah?

    Balas
  14. Lo kirain dah dimasukin aplikasi visanya…

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.