Kalau disuruh menyebut lima kata yang menggambarkan album terbaru U2 bertajuk No Line on the Horizon, maka kata-kata itu adalah rock, kontemplatif, energik, dinamis, melodius. Kalau disuruh menyingkatnya menjadi satu kata saja maka tiada lain selain: GILA!
Usai sudah penantian panjang itu!
Lima tahun… ya, lima tahun setelah release How to Dismantle an Atomic Bomb (2004), per 2 Maret 2009 yang lalu (27 February 2009 direlease di Irlandia, Belanda, Jerman dan Australia) U2 secara resmi menggeber No Line on The Horizon sebagai album studio yang ke-12 yang direlease sejak awal karir mereka di akhir dekade 1970-an yang lampau.
Dan akhir dari penantian panjang ini bukan hanya oase, bukan sebuah basa-basi.
Album ini adalah sebuah album yang “benar-benar” sebenarnya.
Bukan hanya album yang “asal-asalan” yang asal memenuhi kerinduan para U2 mania, asal bisa semakin menggendutkan pundi-pundi uang Bono, Larry Mullen Jr, Adam Clayton dan The Edge, oh jauh dari itu! Sama sekali jauhnya!
No Line on the Horizon adalah karya prestisius dan ambisius!
Bahkan seorang Larry Mullen Jr, drummer U2, bisa berujar bahwa sepanjang kariernya ia tak pernah menemui materi yang sebagus di album ini. Dan kenyataannya memang demikian, sejak No Line on The Horizon yang dipasang di track pertama hingga akhir Cedar of Lebanon yang melodius yang ada di track terakhir, kita seperti digelontori sebuah karya indah yang sambung-menyambung!
Kalau boleh aku bilang lagi, mendengarkan keseluruhan 11 lagu yang ada di album itu tanpa kita melihat siapa U2-nya agaknya membuat kita merasa bahwa album ini seperti buatan anak umur 30 tahunan yang masih energik tapi sudah berkonsep, sama sekali tak bisa kita sangka bahwa menjelang usia setengah abad para personilnya, U2 masih mampu mendaraskan himne rock and roll yang sejati dan “fatty” ini!
Kekuatan album ini menurutku tetap bersandar pada karakter U2 yang sudah sangat matang. Mereka tidak memasukkan unsur-unsur yang kelewat baru dalam album ini selain ide dan semangat.
Dari sisi lirik misalnya, karakter seorang Bono dan sesekali dibantu The Edge, Brian Eno dan Daniel Lanois tampak betul menjadi tulang punggung setiap lagu.
Cinta dibicarakan sebagai sesuatu yang universal mungkin kedengarannya sudah bukan hal yang baru lagi, tapi menurutku U2 kali ini justru tidak berbicara tentang cinta yang mendalam dan mendayu atau cinta yang sok universal, tapi U2 lewat lirik-liriknya adalah entitas yang menghampiri cinta itu sendiri dan memandangnya dari luar!
Coba dengarkan Stand up Comedy dan dengarkan Bono bicara tentang cinta yang tak digelontorkan sedemikian besarnya.
Cinta yang juga harus diusahakan dengan usaha yang terbaik “Stop helping God across the road like a little old lady”
Tapi di bagian bridge, masih pada lagu yang sama, pengukuhan cinta sebagai sesuatu yang “tertinggi” dimuntahkan dengan sangat kuat melalui lirik “God is love, And love is evolutions very best day”
“God is love”?
Ya, nggak salah, kalian nggak salah, kata-kata itu memang diambil Bono dari Injil, seperti yang biasa ia lakukan pada banyak lagu-lagu lainnya.
Atau hampiri juga Magnificent, selain keywords “Only love can reset your mind” kalau menurutku justru bagian lirik di bawah ini adalah bagian yang terbaik:
Only love
Only love can leave such a mark
But only love
Only love can heal such a scar
Masih dalam hal lirik, satu hal menarik lainnya yang menurutku adalah hasil adaptasi mereka terhadap gegap gempita media IT, adalah dengan meletakkan beberapa “jargon” IT di lagu Unknown Caller:
Restart and re-boot yourself
Youre free to go
Oh, oh
Shout for joy if you get the chance
Password, you, enter here, right now
Terus terang, lagu yang beberapa bagiannya dikerjakan di taman terbuka sebuah hotel di Fez, Maroko, Afrika Utara itu adalah salah satu yang paling kusukai dari album ini.
Dari sisi musikalitas? Oh No! Kalau aku dianugerahi sepuluh jempol barangkali aku tetap harus menebas jempol orang lain untuk memberikan 100 thumbs up!
Sisi yang lebih banyak diambil alih oleh The Edge sebagai arsitek ini bukan menjadi sisi pendukung keunggulan lirik yang dikomandoi Bono. Ia bukan pula sebagai pattern yang selalu sama dari lagu ke lagu dari album ke album. Musikalitas U2 selalu beranjak dinamis dari album ke album!
Dua hal yang paling kusukai dari album ini adalah efek sampling yang thanks God dikurangi begitu banyak dan “penggemukan” karakter sound secara keseluruhan sehingga menjadikannya lebih rock n roll, lebih garang.
Terus terang sebagai seorang yang konvensional dalam hal musik, aku sempat sangat tidak bisa menikmati album Zooropa dan Pop yang penuh dengan sampling-sampling “nggak keruan” dan lebih menjagokan All That You Cant Leave Behind, How to Dismantle an Atomic Bomb serta Joshua Tree, tentu saja sebelum No Line on the Horizon direlease.
Kita mulai saja dari si pemain bass Adam Clayton.
Permainan bas mantan tunangan Naomi Campbell ini sangat kentara memberi “sesuatu yang istimewa” pada beberapa lagu seperti Gets on Your Boots, Unknown Caller serta bagian akhir Cedars of Lebanon dimana ia bersama dengan The Edge memainkan satu melodi yang sama. Ia bukan pelengkap ataupun pemberi layer pada snare dan bass drum Larry Mullen Jr, tapi justru disinilah keistimewaan U2 dimana semenjak dulu, grup musik asal Irlandia ini tak jarang menempatkan bass dan drum sebagai pemelihara ritme dan sekaligus memberikan pattern-pattern rhytm, sesuatu yang di band lain biasa diberikan pada gitar maupun keyboard.
Permainan Larry Mullen Jr masih tetaplah sama dan boleh dibilang ia tetap landasan yang kokoh tak hanya bagi kelahiran U2 dimana ia menjadi Sang Pemula-nya, tapi juga pada setiap lagu yang membutuhkan kehadiran permainan drumnya.
Yang lain yang ada di album ini adalah penggarapan sound dari permainan drumnya yang menawan!
Inovasi seperti merekam suara drumnya secara live di lagu Unknown Caller (di Fez Maroko) serta penajaman karakter suara simbalnya seperti tampak di Momment of Surrender adalah hal sesuatu yang luar biasa.
Nuansa dan ketebalan drum set yang dimainkannya jadi tak se-flat biasanya.
The Edge? Ah apa yang perlu diulas dari Sang Profesor itu?
Permainan gitarnya kalau kubilang mengalami improvisasi yang sangat kentara ketimbang album sebelumnya. Satu ciri yang kuyakin diamini oleh semua orang yang mendengarkan album ini adalah adanya penggemukan karakter sound distorsinya.
Simak saja Breathe, Gets on Your Boots atau yang sangat tampak adalah Unknown Caller.
Ia memang tetap tak memainkan melodi-melodi super cepat seperti gitaris lainnya angkatannya, juga tak memainkan melodi distorsi kotor yang sederhana khas Seattle Sound 90an, tapi ia adalah ia, The Edge bisa melakukan drive terhadap gitarnya seperti menyuarakan dan menampilkan sosoknya dalam balutan chord-chord sederhananya.
Ada lagi?
Yup! Pada beberapa lagu, pemakaian sound garage organ (organ mirip organ-organ gereja) memperkaya sound lagu. Simak pada Moment of Surrender dan Unknown Caller.
Lalu pemakaian suara yang dihasilkan dari tepukan tangan (claps) pada Moment of Surrender adalah sesuatu yang brillian! Pada lagu yang menurutku paling sendu dan sekaligus kontemplatif itu, tepukan tangan pada bagian intro lagu memberikan tambahan sentuhan “manusia”.
Aku jadi tak bisa membayangkan bagaimana nanti aransemen U2 pada lagu ini ketika dibawakan secara live.
Sudah pasti kita akan terhibur seperti halnya ketika kita diajak berteriak “No more” sambil bertepuk tangan di tengah lagu Sunday Bloody Sunday yang legendaris itu!
Lalu kalau ditanya soal lagu yang terbaik, meski di awal kubilang semua lagunya adalah yang terbaik, maka tak bisa kumengelak menjawab untuk memberikan list terurut dari yang terbaik sebagai berikut:
“Moment of Surrender”
“Unknown Caller”
“Ill Go Crazy If I Dont Go Crazy Tonight”
“Stand Up Comedy”
“Get on Your Boots”
“Magnificent”
“No Line on the Horizon”
“White as Snow”
“Breathe”
“Fez ? Being Born”
“Cedars of Lebanon”
So tunggu apalagi? Dapatkan CD dan exclusive box setnya baik dari toko-toko kaset di Indonesia maupun dari Amazon.Com.
Atau mau bajakan? Ah aku tak berani menganjurkannya karena bagaimanapun juga aku akan sangat malu kalau harus membajak lagu-lagu terbaik dari sebuah grup terbaik sepanjang masa itu!
Sumber info U2.com, U2-Indonesia.com, Wikipedia, Q Magazine (Jan09 Edition)
Sumber foto dari sini dan sini
reviewnya ngreget sekali, sepertinya sudah mendarah daging.
Mendarah daging sih enggak, terlalu cinta ke U2 iya :)
U2, wow … sepertinya nggak ada matinya, nih, mas donny, hehehe …. U2 ternyata juga memiliki kata2 kunci: rock, kontemplatif, energik, dinamis, melodius, lalu terangkum dalam ungkapan: “GILA!” wah, semoga makin menjadi musik alternatif yang diminati banyak orang.
Hehehehe… *haks*
Lohhh :)
Terasa banget deh betapa lo mencintai U2 :)
Gimana nasib dompet?
Besok besok gak usah pake Giordano makanya! :P
hehehe
hello.. salam kenal ya..
aku indra..
ku berasal dari palembang..
aku senang banget membaca blog kamu..
mogaa kita bisa menjadi teman ya
Thank you Don, jadi gak sabar mau beli cd-nya.
Gbu!
And its true we are immune
When fact is fiction and TV reality
And today millions cry
…Sunday Bloody Sunday!
Emang lagu yang keren.
***
Aku dengerin Zooropa sambil manggut-manggut, benar juga kata Donny yang Verdian ini. Kira-kira lagu yang baru udah ada belum ya di You Tube? Mau cek dulu. See you!
walah sampean ki ternyata kata kunci untuk masalah yang ini memang luar biasa nglotok tenan hahaha
piye kabare untuk bakal yunior mas mudah mudahan ndang ngono lho kang
Wah…betul2 DV pengagum U2
Kapan ya bisa mendengarkan Donny main gitar dan menyanyikan lagu-lagu U2? Kopdar tahun depan…hehehe
Gue sebenernya bisa dibilang blank banget ma U2, cuma baca review lo bikin adrenalin gue loncat-loncat, serasa ikutan ngerock! Cara elo ngeriview emang keren banget…
Minggu kemaren gue sekilas liat U2 di berita, ngomongin ttg ini kali ya, gue pas ga terlalu nyimak sih…
wuah review yang sangat detail..
hehehe
Udah lamaaa banget ga blogwalking, n jadi nyesel baca ini: panjang banget! Hehe peace don! Menurutku 1 kata aja untuk album ini: keren! Musiknya keren, liriknya keren! Kalau lirik aku paling suka “Magnificent” tapi kalau lagu keseluruhan paling top “Cedars of Lebanon”. Pokoknya keren!!!
Gw juga sebenarnya nyesel publish komen ini Jul soalnya loe meski udah lama nggak blogwalking masih aja nyolot :)
Peace juga Yul :)
dah sempet nonton 360 tournya U2 dev?
Belum, ntar kalau sampe ke Aussie aku pasti nonton :)
No Line On The Horizon…
Masterpiece!! Dulu aku sempet bilang (dalam hati) klo Joshua Tree adalah momentum terdahsyat dari “4 irish boys” yang udah ga boys lagi.
Tp penantian 5 taun mmg terbayar sudah. Msh inget saat pertama kali dnger track 01 (No Line On The Horizon), wuih… megah!!. Belum lagi yang lainnya yang dah sempet d review DV di atas.
Saking seringnya ku puter NLOTH album, alhasil tmn2 seruangan d kantorku yang notabene amatir ama U2, jd “teracuni” olehku. Ada yg jd sering ngomong “Let me in the sound2”, “Magnificeeeeent”, “Password you enter here”, de el el atau seengga nya goyang2 kaki di saat ga sadar ku perhatiin =)
Hehehehe mari kita meng-U2 kan Indonesia, Sob! :)
dimana temapt donlot lagu2 yg lengkap?
gile……….. emang U2 emang bakalan jdi band legendary……………..