Saya percaya bahwa bumi itu datar mula-mula karena untuk percaya bahwa bumi itu bulat sudah terlalu mainstream!

Alasan kedua adalah karena saya juga gak yakin sains yang menyatakan bahwa bumi itu bulat bisa bertahan lama dan tetap selamanya.

Teori demi teori dalam sains itu saling menyempurnakan dan aku percaya kejayaan manusia dalam berpikir dan berbudaya belum mencapai puncaknya. Siapa tahu nanti muncul teori lain bahwa bentuk bumi itu seperti lombok, jamur merang atau? kutu kupret. Kita lihat saja…

Meski saya sendiri juga nggak ngerti apakah bumi itu bener-bener datar atau nggak karena bagiku tak ada satupun di dunia ini yang tahu kebenaran hakiki kecuali?

Tuhan?!
Loh kok tahu saya mau omong ?Tuhan?? Kok kalian percaya Tuhan bukankah sains kalian belum bisa membuktikan bahwa Dia itu ada? Ya, kecuali Tuhan, tak ada satupun yang tahu kebenaran hakiki, yang bisa kita lakukan hanyalah percaya dan menyikapi perbedaan kepercayaan orang lain terhadap kita.

Lagipula, apakah ada hukumnya untuk seorang yang tetap tak percaya bahwa bumi itu bulat seperti saya meski 12 tahun dicekoki ilmu bumi yang sama, mencoba diyakinkan dengan berita-berita keberhasilan pengiriman pesawat tanpa awak ke planet antah-berantah? Diyakinkan bahwa 47 tahun silam orang-orang Amerika sudah pernah mendarat di Bulan?

Tidak ada, kan?

Jadi mari kita hidup saling hormat-menghormati tanpa harus mengusik kepercayaan tentang bagaimana bentuk bumi ini sesungguhnya.

Kita toh sudah mulai bisa belajar hidup berdampingan meski berbeda-beda agama, berbeda-beda keyakinan seperti halnya keyakinan kita tentang bagaimana bentuk bumi sesungguhnya?

Kawan, masih banyak hal yang perlu diperjuangkan ketimbang ngomongin bentuk bumi itu seperti apa. Ingat, Pilkada Jakarta tinggal sebentar lagi, mending kencangkan dukungan ke Ahok saja..

Ahok! Ahok! Ihik! Ihik!