Rajin beribadah itu tanda kedekatan kita dengan Tuhan?

7 Nov 2018 | Kabar Baik

Selamat pagi!
Hari ini Kabar Baik Tuhan berbicara tentang bagaimana sebaiknya kita memposisikan diri dihadapanNya. Di depan para Farisi, Yesus berkata, ?Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (lih. Lukas 14:11)

Sebagai umat beragama, kita sadar terkadang tingkat seberapa rajin dan keterlibatan kita dalam beribadah itu membawa kebanggaan sendiri.

Aku dulu bangga betul ketika diberitahu oleh romo paroki bahwa aku diberi tugas untuk menjadi putra altar (misdinar) saat perayaan ekaristi malam natal. Tak semua anak boleh bertugas pada acara spesial itu.

Aku mempersiapkan dengan sungguh, tak pernah absen dalam latihan dan acara malam itupun berjalan begitu lancar, sempurna.

Tapi kemudian aku jadi gede kepala. Mentang-mentang sudah ditugaskan dalam perayaan malam natal, ketika koordinator putra-putri altar memintaku untuk tugas dalam misa harian aku menolak. ?Aku harus naik kelas!? batinku. Sejak saat itu aku hanya mau menerima tugas dalam misa mingguan dan tentu saja acara-acara spesial.

Aku menengarai hal itu (dan ada beberapa hal lain yang tak perlu disebutkan satu per satu) sebagai wujud kesombongan yang begitu kusesali saat ini karena pernah terjadi dalam hidup masa laluku. 

Tapi pernahkah kalian merenungi kenapa sih hidup beragama itu seolah begitu mudah menimbulkan rasa tinggi hati di antara sesama?

Aku mencoba berpikir dan sepertinya? sepertinya, perasaan tinggi hati dalam beragama itu dipicu oleh pemikiran yang begitu sederhana.

Pusat dari agama adalah Tuhan dan sebagai umat kita sadar Tuhan adalah kuasa tertinggi yang menguasai jagad. Semakin kita merasa aktif dan terlibat dalam agama, semakin kita merasa telah begitu dekat juga dengan Tuhan. 

Tapi apakah salah mengkaitkan kedekatan dengan Tuhan dan keterlibatan kita pada hidup beragama? Bagiku sejatinya tidak! Setiap orang berhak merasa dekat dengan Tuhan! Yang lantas membuat salah adalah ketika kita melibatkan orang lain dan mulai membandingkan rasa yang kita punya dengan rasa yang mereka punya.

Ketika melihat ada orang yang kita anggap lebih aktif atau sama-sama aktif dalam kegiatan agama kita mulai membencinya karena rasa iri. Ketika melihat ada orang yang kita anggap tidak lebih aktif dalam kegiatan agama kita mulai merendahkannya karena ? rasa tinggi hati!

Jadi, seaktif-aktifnya kamu dalam beragama, jangan berhenti! Tetaplah makin aktif tapi jangan pernah menganggap bahwa dengan aktif kamu berhak merendahkan dan wajib diangkat tinggi oleh sesamamu! Kenapa? Di mata Allah, setinggi-tingginya kamu, seaktif-aktifnya kamu dalam beragama kamu tetap kalah tinggi daripadaNya!

Sydney, 7 November 2018

Jangan lupa isi Survey Kabar Baik 2018. Hasil isian kalian dalam survey tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pola tulisan dan distribusi renungan Kabar Baik ini akan berkelanjutan. Klik di sini untuk informasi selengkapnya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.