Ada beberapa yang heran dengan ?hobi? ku pindah-pindah kerja.
?Nggak takut kan berisiko?? Ini pertanyaan yang paling sering kutemui.
Nan tak kalah akrabnya adalah yang begini, ?Kan udah enak di situ, Bro.. Loe cari yang kayak apa lagi sih??
Sejak berkarir di Australia, awal 2009 silam, hingga saat ini aku sudah bekerja di enam perusahaan yang berbeda dengan waktu kerja terpanjang bekerja adalah 2 tahun sepuluh bulan dan terpendek hanya dua minggu.
Untuk menjaga privasi, aku tak hendak menyebutkan perusahaan mana saja meski kalian yang terhubung di Linkedin denganku tentu bisa melihatnya.
Nah, di tulisan ini aku akan berbagi beberapa hal terkait ?hobi? itu tadi. Sebagian boleh kalian anggap sebagai tips, sebagian lagi boleh kalian anggap sebagai angin lalu. Semuanya semoga berguna, tapi kalau menurut kalian ini semua hanya seonggok sampah, buanglah di tempat yang semestinya hahaha?
Kenapa demen pindah kerja?
Karena aku ini seorang pembosan, gila tantangan, kompetitif dan ambisius!
Waduh!
Yup.
Udah ada beberapa hal yang tak boleh di-bosan-i, kan? Nah, sebagai manusia normal pelestari sifat bosan, aku memilih mudah bosan dengan pekerjaan, at least lebih aman ketimbang bosan pada hobi ngeblog ataupun bosan pada istri. Bisa berabe lho!
Lalu lainnya?
Ya, ketika masuk ke perusahaan aku pasti punya ambisi untuk bisa mengerjakan hal yang harus kukerjakan di situ. Aku menyukai saat-saat penaklukan pekerjaan itu.
Tapi ketika akhirnya aku bisa menguasainya dan mendapat recognizition, aku jatuh bosan. Nah, di saat aku merasa bosan, pikiran tentang mencari pekerjaan baru pasti muncul apalagi ditambah kenyataan betapa banyak orang-orang yang saat itu pasti juga sedang mencari pekerjaan baru, gaji baru, kantor baru lalu akhirnya aku tersudut pada pertanyaan yang kubuat sendiri, ?Kenapa kamu masih ada di sini, Donny?!?
Begitu terus-menerus?.
Keuntungannya apa sih pindah kerja terus?
Gaji.
Jangan berharap bisa naik gaji lebih dari sepuluh persen kecuali dapat promosi di Australia.
Jadi kalau mau naik gaji lebih cepat ya cari kerja baru!
Cuma gaji? Mata duitan loe, Don!
Selain itu, pindah kerja selalu berhasil mendatangkan perasaan yang susah dilukiskan. Ada berdebar-debarnya, ada khawatirnya, termasuk perasaan ?Duh, kenapa aku pindah sih dulu?!? Menarik!
Kerugiannya?
Nggak dapet long service leave.
Apa itu?
Di Australia, setiap pegawai tetap yang bekerja sepuluh tahun di perusahaan berhak untuk mendapatkan cuti dua bulan dan dibayar.
Kamu merasa rugi?
Enggak, tapi orang lain menganggap demikian.
Kenapa kamu nggak merasa rugi?
Karena memang meski aku demen libur, tapi libur yang kelamaan itu membosankan!
Oh ya? Kenapa?
Kaitannya dengan rasa malas, Bro! Terlalu lama libur akan menerbitkan rasa malas dan aku pada dasarnya adalah pemalas kelas kakap.
Oh ya?
Tapi kamu ?dikenal? sebagai orang yang giat banget lho!
Agama aja diurusin kan?
Hahahahaha?
?Orang-orang? lama di lingkunganku tahu bahwa aku ini sejatinya pemalas kakap!.
Tapi sekitar sepuluh tahun silam aku pernah berada dalam satu periode dimana aku berpikir kalau selamanya aku begini, malas, aku tak kan bisa jadi orang sukses.
Lalu apa yang kamu tempuh?
Memaksa diri sendiri untuk tidak malas dan giat. Aku keras terhadap diriku sendiri.
Tapi kan banyak terapi
atau cara-cara yang bisa kamu ambil
supaya tak terlalu keras pada diri?
Non sense!
Kalau aku mengambil terapi ?10 cara jitu mengusir malas? atau apalah lainnya, hal itu justru akan semakin menabalkan diriku sebagai pemalas yang malas untuk mencari obat malas dan dengan malas-malasan mencoba mencari jalan pintas supaya tak lagi dicap sebagai pemalas!
Ngomong-omong di depan tadi kamu bilang
kamu orang yang ambisius.
Ambisimu apa?
Ambisiku gampang sekaligus sulit, menjadi yang terbaik dari yang kemarin dari siapapun!
Bisa mencapai?
Nggak selalu.
Lalu kenapa tetap berambisi?
Begini lho? bagiku hidup itu seperti anak panah yang dilepaskan dari sebilah busur. Ia akan menapak tinggi lalu turun jatuh ke bumi dan menancap, mati.
Aku hanya ingin supaya anak panahku dapat semakin tinggi dan tinggi dan tinggi, selama mungkin sebisa mungkin.
Eh bagi tips dong,
gimana cara pindah-pindah kerja kayak kamu begitu.
Nggak mau!
Lho kok nggak mau?
Hmmm aku mau tapi ada syaratnya?
Apa?
Aku ingin kamu bertanya kepadaku kenapa kebanyakan orang lain malas pindah kerja?
Lho kamu ini aneh,
penjawab kok mendikte yang bertanya.
Tapi baiklah, kenapa menurutmu banyak orang malas pindah bekerja?
Hahahaha, jawabanku sudah ada dalam pertanyaanmu, malas!
Oh?!
Mereka merasa nyaman dan aman di zona yang sekarang padahal siapa sih yang bisa menjamin?
Ah kamu suudzon!
Siapa tahu mereka sedang membangun karir?
Ya bisa jadi juga, tapi soal ini aku punya pemikiran lain.
Membangun karir itu tidak ada hubungannya dengan setia atau tidak setia pada satu perusahaan. Bagiku kesetiaan pada perusahaan itu adalah sebuah halusinasi, kalaupun ada hanya orang bodoh yang melakukannya!
Kenapa?
Ngapain setia pada sesuatu yang bukan kita miliki?
Aku selalu beranggapan, membangun karir itu tak melulu harus di perusahaan yang melulu sama! Membangun karir itu bisa terhadap pilihan karir kita sendiri.
Contohnya?
Aku sebagai seorang yang bergelut di dunia web development sejak 1999 memilih membangun karir terhadap bidang yang kudalami bukan perusahaan yang mempekerjakanku.
Jadi meski pindah terus dari satu perusahaan ke perusahaan lain, aku masih tetap merasa membangun karir karena makin hari, karir profesionalku makin terbangun dan makin tinggi. Skill setku harus semakin komplit diiringi pengalaman yang makin banyak jam terbangnya.
Ok. Sekarang boleh tanya tipsnya?
Boleh..
Tips dariku, terutama kalau kamu kerja di Australia.?Yang pertama jangan keluar dari perusahaan yang sekarang sampai kamu tanda tangan kontrak pekerjaan yang baru.
Meski mungkin kamu sudah eneg dan pengen buruan pindah, tetaplah bersabar. Tarzan pun akan meninggalkan sulur yang satu setelah ia melihat dan menganalisa ada sulur lain yang kuat untuk digelantungi dan sanggup mengantarkannya ke sulur yang lainnya lagi.
Kedua?
Kedua, melamarlah pada perusahaan yang sudah kamu pelajari dulu latar belakangnya. Pengalamanku dulu, aku pernah dirumahkan tanpa diberi uang pesangon. Tahu kenapa? Karena bekerja di perusahaan yang berukuran kecil dan saking kecilnya, secara hukum ia bisa punya keleluasaan untuk memberhentikan orang tanpa harus membayar kewajiban yang harus dibayarkan selayaknya perusahaan besar.
Baru dua, ada berapa lagi?
Banyak!
Yang ketiga! Melamarlah pada pekerjaan yang kira-kira 60% nya sama dengan yang kamu kerjakan sekarang.
Kenapa 60%? Kenapa tidak 100%?
Tidak. Bagiku tidak ada sesuatu yang 100% identik dan tidak ada pula job yang 100% sama dengan job description yang dituliskan di iklan lowongan pekerjaan. Selalu ada plus minusnya yang kalau kita tanya, ?Lho, pekerjaan ini tidak ada dalam job desc yang waktu itu kubaca deh!? jawabannya mungkin, ?Sorry.Lalu kamu mau keluar?? Kamu yang skak mat kan?
Selain itu, kalau apa yang kamu kerjakan 100% sama, untuk apa kamu pindah?
Yang keempat? Kalau masih ada?
Ada.
Jalin relasi dengan semua orang yang pernah bekerja denganmu, di sinilah perlunya untuk menjaga hubungan meski kita berkompetisi dengan orang-orang itu.
Aku punya pengalaman ketika sebuah perusahaan tiba-tiba menghubungiku dan bilang langsung bahwa mereka pengen aku pindah. Ternyata mereka mendengar dari mantan bosku yang memberikan rekomendasi amat kuat terhadapku padahal aku tak minta bahkan kenal pun tidak dengan perusahaan yang menghubungiku itu.
Lalu yang kelima?
Oh masih ada?
Ada!
Yang kelima, ketika kamu sudah dapat kerja, jangan berhenti untuk terus mencari kerja setidaknya ketika kamu sudah merasa bahwa kamu mantap dengan posisimu yang baru.
Jadi biarkan para agen dan perusahaan yang menyukaimu tetap menghubungi dan terima mereka baik-baik. Kalau pekerjaan barumu ternyata nggak kamu sukai atau team membernya ada yang ngehek atau manajermu nggak asik, kamu setidaknya tetap ada dalam posisi memilih untuk pindah.
Maksudmu?
Jangan sampai dalam hidup ini terutama dalam hal-hal yang praktikal seperti pekerjaan misalnya, kamu memposisikan dirimu sebagai orang yang tak punya pilihan. Bagiku kalau sudah seperti itu kamu adalah pecundang.
Setuju, Don. Buat apa setia pada perusahan yang bukan milik kita?
Banyak sekali pekerja memposisikan diri sebagai orang yang tak punya pilihan, lalu merasa gaji tak memuaskan, lalu berdemolah mereka setiap tanggal 1 Mei, tapi tetap setia di perusahaan itu. Ini sikap bodoh yang yang mereka pelihara (sorry kalau ada yang tersinggung).
Tulisan yg tajAm