Putera Lengkong: Agar bisa dicontoh, motivator harus komitmen!

9 Sep 2016 | Cetusan

Wawancara Deddy Corbuzier, host acara Hitam Putih, dengan pria berusia 30 tahun bernama Aryo Kiswinar Teguh itu memang menggemparkan.

Bagaimana tidak! Ia, Aryo, mengaku sebagai anak kandung dari seorang motivator handal yang lembut tutur kata dan konon mulia hatinya serta punya sahabat-sahabat yang super, Mario Teguh! Menurut penuturan Aryo, ia adalah anak dari Pak Maryono Teguh (nama asli Mario) dari istri pertamanya yang dicerai dan konon karena orang ketiga.

Super sekali, bukan?
Menyesakkan lebih tepatnya!

Tapi sekalipun demikian, ada hal menarik dari wawancara yang kunikmati lewat Youtube itu. Adalah saat Aryo ditanya Deddy, “Kan ayah Anda seorang motivator?” Lalu Aryo menjawab, “Ya, itu (motivator) kan pekerjaannya!”

Di situ aku mendadak tersadar! Oh iya ya… kenapa sekarang ini begitu banyak muncul motivator-motivator dalam khazanah hidup kita? Apa fungsi dan gunanya?

Memberi motivasi? Kepada siapa?
Kepada peserta? Kenapa? Kenapa diberi motivasi? Apakah mereka kering motivasi? Tidak cukupkah memotivasi diri sendiri? Bagaimana dengan orang tua-orang tua kita dulu? Kenapa mereka tak perlu hadir di seminar-seminar motivator yang harga tiketnya (Eh salah! Bukan harga tiket, mereka maunya disebut sebagai ‘investasi’) muahal untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya yang super seperti kita!?

Lalu ada beragam pertanyaan-pertanyaan lain yang berkecimpung di benak hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi kawan lamaku untuk mencari tahu.

Ia adalah kawan sealmamater dan seangkatan di SMA Kolese De Britto dulu. Kami bahkan tinggal di asrama yang sama selama tiga tahun studi di sana. Namanya kini menjulang menjadi motivator terutama setelah terkuak dalam sebuah pemberitaan bahwa ia adalah motivator yang mendampingi persiapan pasangan medali emas Olimpiade Rio 2016, Liliana Natsir dan Tontowi Ahmad.

Melalui jendela percakapan WhatsApp, pria yang dulu seingatku memang gemar bermain badminton itu meladeni pertanyaan-pertanyaanku padahal katanya ia sedang sibuk-sibuknya.

Bapak dan Ibu yang super dan mulia hatinya serta selalu dipermuliakan Tuhan, kita sambut bersama, Putera Lengkong!

Putera Lengkong

Putera Lengkong

Put, awal muka kamu kok bisa jadi motivator itu gimana? Kok berani-beraninya?

Sebenarnya awal mula jadinya itu, aku adalah seorang trainer. Artinya melatih orang suatu kompetensi atau keterampilan tertentu.

Tapi dalam perjalanannya, audiens mulai menyebut motivator karena ternyata menurut mereka, materi yang disampaikan bisa memotivasi, menginspirasi, serta menggerakkan.

Jadi penamaan motivator itu oleh audiens. Lalu pada tahun 2012 ketika berhasil membantu pasangan Butet-Owi (Liliana Natsir dan Tontowi Ahmad) menjadi Juara All England, beberapa teman media memberikan julukan kepada saya sebagai Motivator Sang Juara.

Yang mendasari semua ini adalah ketika tahun 2009 saya memutuskan menjadi seorang entrepreneur. Nah, pilihan untuk itu jatuh pada passion saya yaitu mengajar orang lain. Karena mengajar orang lain itu sudah dimulai sejak di SMP dulu di laboratorium praktikum berlanjut di kuliah menjadi asisten lab/ dosen. Selain itu juga sebenarnya memuaskan ego bahwa motivator diperhatikan/ dihargai/ diapresiasi orang lain hehehehe….

Kamu punya rasa tanggung jawab terhadap dirimu dan keluargamu nggak terkait profesi ini? Bahwa kalau kamu mengajarkan untuk begini dan begitu ke orang lain maka kamu juga harus seperti melakukan hal yang sama juga ke dirimu dan keluargamu?

Orang cenderung didengarkan oleh orang lain salah satunya karena dia bisa dipercaya.

Salah satu definisi bisa dipercaya adalah orang tersebut pegang komitmen. Artinya apa yang dia ucapkan juga dipraktekkan atau ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.

Jadi tentu saja sebagai seorang motivator agar bisa dijadikan contoh, panutan, teladan oleh orang lain maka dia harus komitmen. Apa yang dia katakan harus dia praktekkan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Inilah yang menjadi tantangan bagi setiap motivator. Karena memang tidak gampang melakukan apa yang diucapkan. Bagi saya pribadi, apa yang saya sharingkan atau ajarkan selalu berusaha saya terapkan sebagai disiplin bagi diri sendiri.

Motivator itu menurutku kan termasuk profesi yang baru-baru ini naik daun. Kenapa orang perlu motivator? Kenapa tidak dari dulu? Apakah ini hanya gimmick marketing atau justru gejala sosial yang menunjukkan bahwa banyak yang ‘sakit’ yang perlu disemangati diberikan motivasi?

Sebenarnya di lingkungan orang yang sudah sering mengikuti seminar, istilah motivator sudah dikenal sejak 2000-an tetapi baru menjadi populer akhir-akhir ini karena diperkenalkan oleh media misalnya acaranya Pak Mario Teguh, acara Ms Merry Riana dan lain sebagainya.

Nah kalau ngomong tentang motivator sebenarnya tiap orang bisa menjadi motivator bagi dirinya sendiri (motivasi internal). Dan justru di sinilah tugas motivator eksternal mengajarkan strategi yang tepat sehingga setiap orang bisa memotivasi dirinya sendiri.

Salah kaprah ini dibiarkan saja oleh pihak-pihak yang berkepentingan karena kalau tidak ada lagi yang bisa dimotivasi maka tidak ada lagi pekerjaan bagi motivator.

Tapi manusia tetap butuh motivasi. Sama seperti mandi. Sehingga terus belajar, mendengarkan inspirasi, berkumpul dengan orang-orang positif membuat orang tetap bersemangat.

Di satu sisi adalah gimmick marketing, di sisi lainnya rendahnya daya saing dan mental juara bangsa kita menunjukkan mereka perlu dimotivasi, yang bagi saya lebih tepat adalah dengan memberikan pancing bukan sekedar ikan.

Putera Lengkong

Putera Lengkong

Tapi pengertian ‘perlu dimotivasi’ itu sifatnya sementara atau abadi? Maksudku begitu mental bangsa sudah tidak buruk lagi, apakah itu berarti mereka tidak perlu motivasi lagi atau para motivator akan mencari peluang baru untuk memberikan ajaran-ajaran baru dalam tiap sesi mereka?

Dimotivasi itu abadi karena bahkan seorang motivator pun tetap perlu belajar, mencari inspirasi, berkumpul dengan orang-orang positif sehingga dia bersemangat.

Bedanya karena motivator sudah tahu strateginya dan sering praktek maka lebih mudah bagi dia untuk termotivasi.

Pertanyaan terakhir, Put. Rata-rata motivator itu taripnya berapaan dan bagaimana cara menghitungnya?

Range pendapatan motivator itu bisa mulai dari sejuta sampai ratusan juta per hari. Motivator pemula dan yang tidak punya branding digaji mulai dari sejuta sampai lima juta per hari. Motivator papan atas (termasuk yang muncul di media) bayarannya bisa ratusan juta per hari.

Kalau rata-rata berarti di tengah-tengah kisaran tersebut tergantung branding, ilmu yang djual (spesifik atau tidak), pengalaman serta track record.

Cara menilai track recordnya?

Mereka dinilai dari seberapa terkenal (muncul di media), materi dan ide-ide mereka, track record atau pencapaian hasil mereka. Biasanya bayaran mahal juga bisa dilihat dari jumlah peserta seminarnya.

Super sekali! Thanks, Put!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.