Tahun 2020 yang akan kita tinggalkan ini juga mengajari kita satu hal bahwa karunia beradaptasi itu tidak bisa dipandang remeh dan patut kita syukuri.
Pandemik COVID-19 memang bukan pandemik yang pertama kali terjadi di dunia. Sejarah mencatat bahkan tepat 100 tahun silam, 1920, pandemik besar pernah juga melanda dunia. Begitu juga ratusan tahun sebelum-sebelumnya.
Tapi dari tujuh milyar manusia yang saat ini hidup di bumi, berapa persen yang berusia lebih dari 100 tahun dan mengalami pandemik sebelumnya? Tentu sedikit! Sangat sedikit! Artinya, hampir seluruh umat manusia yang hidup ya baru pertama kali mengalami pandemik, ya sekarang ini!
Secara takaran duniawi, Pandemik COVID-19 membawa kita ke satu bentuk keterpurukan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Kesehatan dan kebersihan jadi begitu rentan karena orang harus diatur sedemikian rupa oleh aturan supaya tidak terjangkiti COVID-19.
Pengaturan-pengaturan itu lantas membuat ekonomi dunia hancur! Resesi melanda negara-negara, angka kemiskinan naik, angka pengangguran melonjak.
Banyak kawanku yang terkena pemutusan hubungan kerja. Ada juga kawan, seorang pengusaha, merintih beratnya menjalankan usaha di masa ini. Perjuangan setiap bulan tidak lagi difokuskan pada “untung berapa bulan ini?” tapi lebih kepada, “Apa yang harus dilakukan untuk menutup overhead perusahaan bulan ini? Tabungan mana lagi yang harus dipakai untuk menutup ongkos gaji karyawan? Kapan saat terbaik untuk memberhentikan karyawan?”
Aku sendiri, puji Tuhan, masih diberi pekerjaan yang layak meski sejatinya aku pernah mengalami keterpurukan mental di awal-awal masa pandemik.
Kok bisa?
Karena aku merasa ngeri! Aku merasa takut menghadapi dunia yang tak lagi seperti biasanya! Tapi setelah berbulan-bulan berlalu, ketika melongok ke belakang dan aku dikuatkan untuk sebuah keyakinan bahwa aku telah berhasil melaluinya dengan baik.
Apakah ini berkat kuat dan gagahku?
Tentu bukan! Kuasa Tuhan yang turun melalui kemampuan beradaptasi lah yang membuatku mampu dan pada akhirnya membuat kita semua akan mampu melewati semua ini.
Jadi, sekali lagi, mari mensyukuri kekuatan kita untuk beradaptasi. Jangan pongah lagi sombong karena semua itu berasal dari Sang Ilahi!
Simak tulisan ini dalam versi podcast seperti di bawah:
0 Komentar