Salah satu percakapan menarik nan indah yang tertuang dalam Kabar Baik adalah percakapan antara Yesus dengan Nikodemus yang dirawi Yohanes. Nikodemus seorang Farisi yang memberanikan diri untuk datang kepada Yesus dan bertanya beberapa hal tentang hakikatNya.
Kepadanya Yesus mengatakan tentang perlunya seseorang dilahirkan kembali untuk bisa selamat. ?Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:3)
Nikodemus tentu bingung dengan apa yang dikatakan Yesus. Ia memandang arti kelahiran secara harafiah, secara daging.
Kelahiran yang dimaksud Yesus adalah pembaptisan melalui air dan Roh. Kelahiran badani manusia adalah kelahiran daging yang suatu waktu akan mati juga tapi baptisan dalam Roh adalah materai kehidupan abadi (KGK. 1274) yang tak akan mati.
Pembaptisan begitu penting karena menjadi dasar kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam roh yang dikenal sebagai vitae spiritualis ianua.
Mungkin aku salah, tapi hidup dan pembaptisan bagiku analogis dengan batang korek yang basah dan nyala api. Tak ada yang lebih tak berguna selain batang korek yang basah. Untuk dijadikan tusuk gigi pun tak sanggup untuk mencongkel sisa makanan dari sela gigi.
Kodrat manusia lahir dengan dosa asal adalah layaknya batang korek yang basah. Menerima kelahiran dalam roh adalah seperti mendapati batang korek yang basah itu jadi kering. Tapi apalah guna batang korek yang kering kalau tak dipantik menjadi api? Apakah cukup senang untuk jadi tusuk gigi?
Berguna bagi sesama dan hidup seturut kehendakNya seperti yang dimaui Roh Kudus adalah dengan menyalakan api dari batang korek dan membuat terang bagi sekitar. Tapi kalau begitu hanya sebentar lalu mati menjadi arang?
Menjadi orang Katolik yang dibaptis dan mau hidup dalam Roh adalah menjadi pembeda yang dimaui Tuhan dan berguna bagi sekelilingnya. Menjalani hidup dalam terang kuasa Roh Kudus, mengasihi sesama dan lingkungan sekitar?
Mumpung bicara tentang pembaptisan, aku ingin menutup renungan hari ini dengan sebuah pertanyaan yang sudah cukup lama pernah dikirimkan salah seorang pembaca blog ini. Ia bertanya begini,
?DV, adakah menurutmu perpindahan agama seseorang yang telah dibaptis itu membuatnya kelak setelah mati tak bisa berjumpa dengan Yesus dan kedua orang tua serta kakak dan adik dan kerabat-kerabat yang Katolik??
Aku serba salah!
Mau menjawab takut salah. Tapi kalau aku nggak menjawab bukankah ia menantikan jawaban? Setelah kutimbang-timbang, aku memilih untuk menjawab dan semoga jawabanku ini tidak salah. Begini isinya,
?Bro, kamu bertanya pada orang yang salah. Aku bukan Tuhan! Maka aku tak tahu siapa dan apa yang tepatnya akan kamu temui setelah mati nanti… Jalani saja nuranimu dan kudoakan kamu selalu.?
Sydney, 9 April 2018
Aslinnya bisa dirunut dari akarnya mas.. mulai dari apa itu definisi berfikir, .. dari mana manusia berasal, untuk apa dia hidup dan setelah itu kemana.. IMHO.. nanti akan ketemu jawaban yang menentramkan akal.