Dua orang murid Yohanes Pembaptis berkeputusan untuk mengikutiNya setelah anak Elizabeth itu melihat Yesus lewat dan berkata, ?Lihatlah Anak Domba Allah.? Kedua murid tersebut adalah Andreas dan yang satu lagi meski tak disebutkan tapi banyak pihak beranggapan orang itu adalah Yohanes yang menjadi penulis Kabar Baik hari ini.
Kedua murid itu lantas tak hanya mengikuti dari belakang. Mereka dipersilakan Tuhan untuk mampir ke rumahNya. Sesudahnya, Andreas lantas mengabarkan pada Simon, saufaranya, ?Kami telah menemukan Mesias.?
MengikutiNya, sebuah keputusan yang benar?
Membayangkan hal itu, aku teringat satu peristiwa saat SMP dulu. Waktu itu aku mulai berani terang-terangan naksir cewek. Yang kutaksir adalah kawan dari kelas yang berbeda tapi satu angkatan, sebutlah namanya L :)
Aku naksir karena menurutku, waktu itu, L cukup keren dari sisi penampilan. Dari kawan-kawan sekelasnya, L juga termasuk orang yang pintar. Suatu siang, sepulang sekolah aku mencoba mengikutinya. Aku ingin tahu dimana ia tinggal. Setelah kutahu, ternyata rumahnya tak jauh dari rumah kawan sekelasku.
Keesokan paginya, akupun banyak bertanya kepada kawan sekelasku tadi, sebut saja G, banyak hal tentang L. Mulai dari orang tuanya kerja dimana, namanya siapa, kakak-adiknya ada berapa, hobinya apa, kebiasaan di rumah ngapain hingga yang paling kritikal?. ?Ada yang ngapelin dia atau belum??
Dari ?pendalaman? yang kudapat tentang L, akhirnya aku berkesimpulan L memang cewek yang ?layak dikejar!? Akupun mulai agresif berkenalan, tak berselang kemudian aku nembak untuk jadi ceweknya.
Kalian tak perlu tahu bagaimana jawabannya ya :)
Tapi apa yang hendak kusajikan di sini adalah, baik kedua murid maupun aku, kami menggunakan metode manusiawi untuk mengambil keputusan/kesimpulan yaitu menganalisa fakta.
Andreas dan seorang murid Yohanes Pembaptis lainnya yang konon Yohanes menyimpulkan ke-mesias-an Yesus seteah gurunya menyatakan ke-ilahian Yesus, setelah mengikutinya dan datang ke rumahNya.
Aku menyimpulkan bahwa si-L itu cewek idaman setelah aku tertarik pada penampilan fisiknya, kepandaiannya, kepribadiannya yang kutahu dari kawan sekelasku dan kenyataan bahwa waktu itu ia masih single.
Menyesal karena salah berpengharapan
Sampai di sini, analogi itu ?masuk akal?.
Tapi pada akhirnya toh aku tak beristrikan ?L? karena istriku berinisial ?J? hahaha? Berarti ada satu kesempatan dimana aku merasa bahwa penilaianku terhadap L ternyata salah. Tapi bagaimana dengan para murid itu? Adakah mereka, atau murid yang lain yang pernah merasa kecewa terhadap-Nya? Pernahkah kita, yang adalah murid Tuhan, juga kecewa kepadaNya?
Ada seorang bapak yang mengaku ?kecewa? pada janji Tuhan karena ia merasa sudah melakukan banyak hal untukNya tapi anaknya memutuskan untuk pindah agama? Ia mempertanyakan dimana letak pendampingan Tuhan? ?Kenapa Ia tak menjaga anakku supaya tetap ada di gerejaNya??
Ada seorang anak yang memutuskan ?pensiun beragama? setelah ibunya dipanggil Tuhan karena kanker padahal selama ini mereka sekeluarga tak pernah berhenti memuji dan menyembahNya?
Adakah itu semua adalah wujud dari rasa kecewa?
Adakah itu semua adalah bentuk pengingkaran terhadap penilaian Andreas dan satu murid lainnya, bahwa Ia sejatinya bukan mesias?
Kecewa hadir karena apa yang didapat tak sesuai dengan harapan. Maka persoalannya sekarang apa harapanmu terhadap Tuhan? ?Karena Tuhan itu Maha Besar, maka aku berharap semua persoalanku terselesaikan, Don! Bukankah kebesaranNya melebihi semua masalah-masalahku??
Betul! Tidak ada yang salah sama sekali.
Bagiku, semua persoalan yang kita hadapi akan terselesaikan dengan penyertaanNya. Tinggal bagaimana kita menerima penyelesaian itu sebagai sesuatu yang terbaik. atau tidak.
Para murid perdana tidak ada yang kecewa terhadap Yesus karena mereka hidup dan tinggal bersamaNya. Dalam kebersamaan, mereka jadi lebih mengenal bagaimana pola pikirNya, bagaimana cara pandangNya terhadap satu hal.
Maka supaya tidak kecewa, kita tetap boleh berharap, kita tetap boleh meminta. Tapi sudahkah kita hidup dan tinggal bersamaNya? Kalau sudah, seharusnya kekecewaan itu bisa diminimalisasi dan diubah menjadi sebuah titik pasrah seperti yang dikatakan Bunda Maria saat Elizabeth datang untuk mengabarkan kehamilannya, ?Terjadilah kepadaku menurut perkataanMu.?
Terima kasih sudah membaca.
Sebagai bonus, kukasih bocoran tentang ?kisahku? dengan ?L?. Pada akhirnya kami nggak pernah sampai jadian karena saat hendak nembak tiba-tiba aku ?ditelikung? oleh kawan baikku sendiri?
Sydney, 6 Januari 2020
0 Komentar