Perkara persepuluhan

22 Nov 2012 | Agama, Cetusan

Seorang pengangguran, suatu waktu berdoa di kuil.
“Tuhan, berilah aku pekerjaan! Aku berjanji 10 persen dari gajiku, berapapun besarnya itu, akan kuberikan kepadaMu!”

Ketika matanya masih terpejam, bibir Tuhan tersungging. Ia senang!?Lalu doanya dikabulkan. Si penganggur mendapat pekerjaan dengan upah 10 dollar sebulan.

Sesuai janjinya, ia lantas mengangsurkan sedollar untuk disumbangkan dan demikian seterusnya hingga setahun kemudian, ia mendapat kenaikan gaji, 20 dollar per bulannya.

“Terima kasih, Tuhan! Ini kuberikan 2 dollar sesuai janjiku tahun lalu!”

“Aku bisa membantumu berdoa supaya gajimu diturunkan sehingga kamu tak merasa keberatan lagi dalam menyumbang. Bagaimana?”

Mata Tuhan berbinar terang! Ia melipatgandakan gajinya. 30 dollar, 40 dollar.. 100 dollar hingga akhirnya beberapa tahun kemudian, si penganggur itu kini telah kaya raya dengan gaji yang fantastis, 10 ribu dollar per-bulannya!

Ia kembali ke kuil. Di depan altar, berdoa, tapi kali ini dengan mata terbuka.?”A… aku sumbangkan 1000 dollar, sesuai janjiku kepadaMu!”

Tuhan riang gembira!

Hingga bulan ketiga setelah kenaikan gajinya, orang tadi terus menyumbang setiap tanggal gajian tiba hingga suatu waktu masuk bulan keempat, ia datang ke kuil tapi tak menuju altar. Ditujunya tempat seorang tetua agama berdoa.

“Hi Tetua…”
Sang Tetua masih memejamkan mata. Parasnya tampak begitu tenang meski jasadnya telah semakin renta. “Hi, anak muda!” balasnya.

“Bolehkah kubertanya kepadamu?”
Sang Tetua tersenyum. Matanya tetap terpejam. “Tentu… bertanyalah!”

“Apakah dan adakah sangsinya untuk mereka yang mengingkari janji kepada Tuhan? Adakah tuhan lantas marah kepadanya?”

Si Tetua diam sejenak. Air mukanya tak berubah dan matanya tetap terpejam. “Hmmm.. coba lanjutkan pertanyaanmu.”

“Beberapa tahun lalu di sini aku pernah berjanji untuk menyumbang 10 persen dari penghasilanku untuk Tuhan. Tapi setelah kupikir-pikir, dengan gajiku yang sekarang, menyumbang 1000 dollar setiap bulan kepada tuhan itu bukan hal yang mudah…”

“Maksudmu?”
“Terlalu banyak! Aku ? aku ingin mengingkari janji itu. Bagaimana menurutmu? Bisa?”

Keheningan menyeruak hingga Tetua mendehem lalu menjawab, “Aku akan bantu sebisamu! Sejujurnya aku tahu apakah mengingkari janji kepada Tuhan itu bisa? Tak tahu juga apakah sangsinya kalau kamu tetap berniat untuk melakukannya? Tapi satu hal yang kutahu dan kupikir ini bisa membantumu keluar dari masalah.”

“Apa itu? Aku mau!”
“Aku bisa membantumu berdoa supaya gajimu diturunkan sehingga kamu tak merasa keberatan lagi dalam menyumbang. Bagaimana?”

Lidah si mantan penganggur itu mendadak menjadi kelu.

Thanks,?Maspolin untuk ceritayang indah ini. Istriku menuturkannya ulang sepulang pertemuan malam itu lalu kurangkai dalam benak dan hadirlah di sini!

Sebarluaskan!

10 Komentar

  1. Sama kayak PPN, Mbah. Berapapun nilai proyeknya tetap kena PPN 10 persen. :)

    Balas
  2. Sepersepuluh yang sebelum-sebelumnya brati terlalu besar juga ya

    Balas
  3. Cerita yang menarik, begitulah manusia. Dia melihatnya nilai yang harus dikeluarkan bukan nilai yang ia dapatkan. Yang dikeluarkan emang besar 1000 tapi yang ia dapatkan juga lebih besar 10000.

    Balas
  4. Jadi inget janji sendiri pada Tuhan. harus menyiapkan dua hari untuk.membayarnya neh.

    thanks pengingatnya mas :)

    Balas
  5. Dua hal yang saya tangkap disini adalah tentang sebuah janji, kepada siapa(apa)pun itu sepatutnya jangan diingkari.

    Lalu tentang sebuah angka atau besaran yang sebenarnya adalah relatif, apalagi angka sebuah gaji atau sumbangan. Kita tidak bisa melihat dari berapa jumlahnya karena besar atau kecil jumlah tersebut adalah sesuatu yang amat sangat relatif.

    Balas
  6. ini nih manusiawi sekali.. waktu masih dikit kita pasti bisa tahan.. tapi akalu sudah banyak pasti bisa hilaf…

    sama kalau orang yang teriak teriak anti korupsi masih di luar sistem lebih gampang.. kalau sudah di dalam ditawari uang milyaran dan tidak ada yang lihat.. ya bisa tergoda juga… Tuhan khan tidak akan marah saat itu juga…

    Balas
  7. karo Gusti Allah koq kaya dodolan

    Balas
  8. Cerita yang menyentak Don, karena manusia, pada dasarnya gampang sekali mengingkari janji, apalagi ketika materi semakin membutakan mata…

    Balas
  9. aaah… untungnya nggak punya tuhan…
    *ngulet*

    Balas
  10. Jadi ingat, awalnya sich persepuluhan, mgkn sama dgn crita di atas, akhirnya ada yg merubah jd nominal yg kurang dr 10%, yg merubah itu, mgkn kewalahan karna hrs membagi dgn 4

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.