Perjumpaan kasih, menawarkan kasih

21 Des 2018 | Kabar Baik

Yohanes Pembaptis yang waktu itu masih ada di dalam kandungan Elizabeth melonjak kegirangan kedatangan Tantenya, Maria yang juga sedang mengandung siapa lagi kalau bukan Tuhan Kita, Yesus Kristus. (lih. Lukas 1:39-45).

Kedatangan Maria ke rumah Elizabeth bagiku adalah peristiwa perjumpaan klasik yang membahagiakan dan menenangkan yang sebenarnya juga bisa kita temui dalam hidup sehari-hari kita.

Menjelang masa-masa Natal seperti ini aku selalu teringat waktu kecil dulu. Setelah libur dimulai, aku dan Mama, Papa serta Chitra, adik semata wayangku, kami yang waktu itu tinggal di Kebumen pergi mudik ke rumah Eyang di Klaten.

Biasanya kami menggunakan kereta api ekonomi Purbaya (Purwokerto – Surabaya) berangkat dari Stasiun Kebumen jam 7:44 WIB (Ya! Peristiwa ini terjadi sekitar tiga puluhan tahun yang lalu tapi aku masih ingat betul jam kedatangan kereta itu hahaha?) menuju Klaten dan tiba di sana tergantung sesuka hati masinisnya hahaha?

Dari Stasiun Klaten kami naik becak berhimpitan berempat langsung menuju ke rumah Eyang. Sesampainya di mulut gang, derit suara kayuhan dan rem becak mengusik tetangga untuk melongok siapa yang datang lalu mereka biasanya menyambut kami, ?Oh, Mbak Tyas kaliyan Mas Didiek kondur?. sugeng rawuh Mbak, Mas! (Oh, Mbak Tyas dan Mas Didiek pulang? selamat datang Mbak, Mas -jw).” Papa (alm) dan Mamaku (alm) bernama Didiek dan Tyas ;)

Sesampainya di gerbang rumah, Eyang tampak tergopoh-gopoh membukakan pintu lalu gerbang dan menyambut kami semua. Pelukannya begitu erat, rambut kami di-awul-awul satu per satu menandakan betapa kangen sekaligus bahagia dan penuh syukurnya karena anak-menantu serta cucu-cucunya datang untuk merayakan Natal bersama.

Setiap perjumpaan selalu membawa kebahagiaan dan ketenangan selama kita membawa semangat kasih di dalam hati, seperti Maria dan Yesus di kandungan yang mendatangi Elizabeth dengan Yohanes Pembaptis-nya. Seperti aku, Chitra, Mama dan Papa dulu mengunjungi Eyang.

Bukan lagi tentang siapa yang bertemu siapa tapi semangat yang sama yang ada dalam hati yang saling bertemu.

Bagaimana orang-orang lain memandang dan menyapa saat bertemu denganmu? Adakah mereka juga merasa mendapatkan cinta dan kasih daripadamu?

Yuk berlatih untuk semakin menawarkan kasih dan cinta kepada sesama. Nggak usah jauh-jauh, mulai dari kotak kecil bernama lift. Bagaimana kita menyambut orang yang baru masuk lift? Adakah kita setidaknya menawarkan senyum atau pura-pura cuek seolah yang baru masuk adalah lelembut alias roh halus dan bukannya insan sesama yang padanya harusnya kita taruh cinta?

Atau pada para pedagang pasar yang kita temui saat berbelanja sayur-mayur. Adakah kita sudi menyapanya meski kita tak berbelanja di lapaknya? Atau kita buang muka saja karena pengalaman belanja di situ harganya selalu tak lebih murah dari lapak sebelahnya?

Menawarkan kasih dalam setiap perjumpaan kita dengan sesama adalah andil terkecil kita dalam memuliakan Tuhan dalam keseharian kita.

Selamat pagi! Selamat menyambut Natal! Tuhan hadir!

Sydney, 21 Desember 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.