• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Peregangan Otak

1 Februari 2009 23 Komentar

Perubahan yang sangat kentara terjadi setelah aku kembali bekerja adalah kesulitanku untuk mengupdate blog ini.

Bangun pagi jam 05.00 am lalu mempersiapkan diri untuk berangkat kerja jam 6.30 am. Kerja sejak pukul 8.30 am hingga jam 5 sore lantas balik ke rumah hingga jam 7.15 pm kemudian mandi dan bersiap tidur, membuatku tak bisa melakukan apapun selama weekdays selain mempersiapkan kerja, bekerja, bersiap untuk beristirahat lalu beristirahat. 24 jam sangat mutlak tidak cukup sementara penambahan waktu selama sehari itu sangat tidak mungkin karena jelas untuk itu harus menunggu kesepakatan seluruh warga dunia, bukan ?

Maka jadilah pada hari-hari pertama bekerja, blog ini terbengkalai begitu saja.
Sebenarnya aku masih menyimpan beberapa tabungan tulisan yang sempat kuketik beberapa waktu lalu, akan tetapi karena isinya sudah tidak relevan lagi, maka niat untuk mengupdate blog pun kuurungkan.

Kenapa tidak pas weekend ?
Well, kalau aku masih bujangan, mungkin hal itu akan kulakukan! Tapi aku toh sudah berkeluarga jadi kalau weekend dan masih saja kupergunakan waktu itu untuk menulis blog dan melakukan kesenangan-kesenangan pribadi lainnya tentu sangat tidak adil untuk istriku sendiri karena pada hari-hari kerja pun, intensitasku bertemu dengannya praktis hanya malam dan pagi hari saja.

Jadi boleh dibilang, tombol Ctrl + Alt + Del yang kutekan di keyboard kantor pada tiap jam lima sore di hari Jumat menandai akhir kerja hari itu adalah sentuhan terakhirku dengan komputer pada minggu tersebut.
Selebihnya, paling hanya facebook dan membaca email lewat blackberry, tak lebih!

Semua itu bertahan hingga minggu kedua aku bekerja.
Hingga kutemukanlah cara yang kupikir akan efektif untukku tetap mengupdate blog tanpa aku harus keteteran kerja ataupun mengurangi waktu bercengkrama dengan keluarga. Adalah dengan membawa laptop sepanjang perjalanan kerja.

Sebelum-sebelum ini, waktu yang lebih kurang 1.5 jam sekali jalan di atas bis itu kumanfaatkan untuk membaca facebook, email, maupun menikmati tulisan rekan-rekan yang kupajang di Google Reader-ku serta tentu saja berdoa rosario pada 30 menit akhir menjelang sampai di kantor.

Akan tetapi semenjak beberapa waktu yang lalu, satu jam pertama di atas bis selalu kumanfaatkan untuk menuliskan posting yang akan kupublikasikan di blog pada saat pertama kali sampai di tempat kerja.
Beraktifitas seperti itu ternnyata sangat menguntungkan.
Selain blog jadi kembali terpelihara, menulis juga merupakan olahraga otak, otak menjadi seperti diregangkan, diberikan pemanasan sebelum kerja betulan hari itu dan ah, satu lagi terlupa aku jadi merasakan benar apa yang dibilang Pak Ersis, Sang Motivator Penulisan yang ulung itu, bahwa menulis adalah membuang kerak-kerak pikiran di otak.

Dan eh iya, satu lagi manfaat dari menulis blog di atas bis adalah… kita jadi seperti menggunakan kacamata kuda, menghindarkan mata dari pemandangan bule-bule wanita berpakaian minim sekaligus otomatis mengikis habis pikiran-pikiran jorok nan menegangkan itu….

Sekian!

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Aku

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. yessymuchtar mengatakan

    1 Februari 2009 pada 6:13 pm

    iihhh..gue pertamax Don…hehehe..kagum gue!
    Anyway..
    gue sukaaaa banget sama kalimat lo yang ini…kenapa tidak pas weekend?
    duhh..terharuuuu..hihihi
    gak nyangka..dirimu …
    santay aja say…kita kita ngerti kok :)
    have a great monday ya :)

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 6:13 pm

      Weks, loe kagak pertamaxx loe solarrr! :)
      Ngga nyangka aku sedemikian baiknya ya hahahha

      Balas
  2. mantan kyai mengatakan

    1 Februari 2009 pada 5:36 pm

    kalo aku mending bawa kamera drpd leptop. njebrat njebret tuh bule2 bpakaian minim …hohohoho

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 5:36 pm

      Njeprat-njepret foto bule maksudmu? Ra popo bar kuwi di jebrat-jebreti (diantemi) karo bojone modhar awakku :)

      Balas
  3. Yoga mengatakan

    1 Februari 2009 pada 7:39 pm

    Jadi ini tulisan pertama dari atas bis? Great Don! Beruntung di sana aman, nggak ada yang ngincer lap top di bis, kalau di sini, bisa bablas. :D

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 7:39 pm

      Di daerah2 tertentu di sini juga ngga aman kok. Selama masih ada hari, kejahatan tak pernah terlambat mencuri perhatian dimanapun, Yog!

      Balas
  4. Chandra mengatakan

    1 Februari 2009 pada 9:04 pm

    doh!
    Mumpung masih summer harusnya kesempatan yg ada dimanfaatkan dunk…:p

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 9:04 pm

      Atapilulohhhhh… kesempatan apa nihhh huahuahua

      Balas
  5. Chandra mengatakan

    1 Februari 2009 pada 9:08 pm

    Coba!

    Balas
  6. tanti mengatakan

    1 Februari 2009 pada 10:55 pm

    Nah… ini cara yang smart untuk menggunakan waktu.
    Cerah harimu Don !

    Balas
    • DV mengatakan

      1 Februari 2009 pada 10:55 pm

      Cerah harimu?? DM banget istilahnya hahaha.. Makasi Tanti

      Balas
  7. esha di birulangit mengatakan

    2 Februari 2009 pada 2:09 am

    Begitu nyamankah naik di Sydney…sampai-sampai bisa ngeblog dari atas bus….di jakarta baca koran di atas bus aja kepalanya kliyengan………

    Balas
    • DV mengatakan

      2 Februari 2009 pada 2:09 am

      Kalau dengan Jakarta, bandingan yang seimbang dengan busway nya…. kalau dengan Metromini ya ngga bisa dibandingkan yaw

      Balas
  8. Singal mengatakan

    2 Februari 2009 pada 7:32 am

    Asal terminal jangan lewat, hehehe..
    menulis dan membaca jelas menyehatkan otak, karena lebih banyak berpikir ngutak ngatik kalimat dan kata agar enak dibaca, (setelah selesai kitapun selalu merasa kurang sempurna, eeehh memang tidak sempurna.

    Balas
  9. kris mengatakan

    3 Februari 2009 pada 12:21 am

    eh, jam kerjamu kok meh podo karo wong2 sing neng jkt yo? hehehe. dino muput! :)
    tapi yah, begitulah kerja. awalnya dicari-cari, ditunggu-tunggu, tapi kalau kebablasan, bisa2 kita tidak punya waktu utk orang2 dekat. padahal stlh kita pensiun, kita kembali kepada orang2 dekat kita. kantor mah, paling cuma kirim uang pensiun sebulan sekali. itu pun kalau ada pensiun.

    Balas
    • DV mengatakan

      3 Februari 2009 pada 12:21 am

      Justru itu, Kris!
      Sejak awal kuusahakan untuk tidak pernah merasa kehilangan terhadap orang2 terdekat sehingga jika aku berhasil maka ketika aku pensiun nanti tidak ada lagi istilah KEMBALI ke orang2 dekat :)
      Doakanlah saya!

      Balas
  10. DM mengatakan

    3 Februari 2009 pada 3:22 am

    Nah, seperti pengakuanmu; hidupmu mulai tertata dan terpola ya.
    (kacamata kudanya sesekali dibuka… :p )
    Sekian!

    Balas
    • DV mengatakan

      3 Februari 2009 pada 3:22 am

      Aminnn…
      Tapi sebenarnya kita toh atk akan pernah kehilangan pola tho?
      Abstrak pun adalah pola bukan ?

      Balas
  11. sawali tuhusetya mengatakan

    3 Februari 2009 pada 8:38 am

    wah, ini menjadi tantangan tersendiri buta mas dony, hehehe … antara kerja dan aktivitas ngeblog. mas dony pun sudah dapat solusinya. nulis draft tulisan di atas bus. kalau di indonesia agaknya sulit, mas, karena jalannya selalu bikin bisa goyang kanan-kiri, hehehe … salam ngeblog!

    Balas
    • DV mengatakan

      3 Februari 2009 pada 8:38 am

      Hahaha iya Pak Sawali, awalnya adalah terpepet jadi kreatif :)

      Balas
  12. edratna mengatakan

    3 Februari 2009 pada 5:28 pm

    Ternyata ngeblog membuat kecanduan ya….tapi kan hidup di dunia nyata lebih menarik dan banyak tantangan.
    Senang melihat kehidupan DV sudah tertata. Saya sendiri akhir-akhir ini banyak keluar kota, dan pada saat seperti itu, waktu digunakan untuk mengobrol, untuk mengetahui berbagai pemikiran teman2 yang baru dikenal…dan kalau malam nggak bisa tidur baru menulis.

    Balas
    • DV mengatakan

      3 Februari 2009 pada 5:28 pm

      Saya melihatnya bukan sebagai candu, Ibu.
      Tapi sebagai hal yang sebisa mungkin dilakukan untuk menyeimbangkan apa yang kita dapat dan apa yang harus kita munculkan ke permukaan…
      Dan kebetulan media permukaan itu adalah blog :)

      Balas
  13. DM mengatakan

    7 Februari 2009 pada 6:02 am

    Iya, abstrak pun adalah pola. Tapi kan polanya sudah makin tertata.
    Ye terserah, mau nata sprei, nata kasur, nata piring, suka-sukalah…

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT