Penusukan pendeta HKBP dan perayaan keberagaman

16 Sep 2010 | Agama, Cetusan, Digital


Kasus penusukan pendeta HKBP serta usulan-usulan penyelesaian kasus Gereja HKBP di Bekasi pada akhirnya telah membuatku mengurungkan niat untuk mengikuti lomba menulis terkait dengan Pesta Blogger 2010 yang sudah dibuka penyelenggaraannya beberapa waktu lalu. Mengurungkan niat sebenarnya bukan berarti kehilangan nafsu untuk ikut berlomba dan kupikir ini justru perjuangan yang berat karena ketika nafsu sudah di ubun-ubun dan kita harus memberi kurungan untuk menahan lajunya, duhh… suntuknya luar biasa! Padahal pula sebelumnya aku sudah mempersiapkan tulisan dengan bayangan ulangan sukses tahun lalu terpilih menjadi salah satu penulis terbaik di ajang yang sama tersebut.
Lalu apa pasal aku mengambil langkah itu dan apa kaitannya dengan kasus ‘HKBP’ itu?
Intinya ada pada tema lomba yaitu “Merayakan Keberagaman” yang menurutku sangat tidak cocok jika dihadapkan pada kenyataan di lapangan atau dalam konteks ini adalah dengan kasus HKBP yang syarat dengan pertikaian antar kelompok pemeluk agama itu. Aku merasa jika tetap mengikutkan tulisanku pada lomba tersebut aku akan merasa menjadi sosok yang kontradiktif; di satu sisi menyuarakan betapa keberagaman adalah sesuatu yang perlu dirayakan namun di sisi lain aku masih memendam tanya benarkah keberagamanan telah sampai pada state untuk dirayakan dan bukankah justru mesti tetap harus diperjuangkan dan terlalu pagi untuk mencapai tingkat ‘perayaan’?
Jadi demikianlah adanya.
Tulisan ini bukan sebagai ajang penyalahan pihak manapun termasuk panitia lomba melainkan lebih pada ungkapan perasaan betapa rapuhnya diriku yang tak mampu sedikitpun memainkan peran ganda dan bermuka dua; sesuatu yang sedang kutimbang-timbang akan kupelajari dalam rangka mengarungi jaman yang semakin terasa ‘pancaroba’ nya ini…

Sebarluaskan!

13 Komentar

  1. Wow…kali ini aku musti hormat tabik karo keputusanmu bos….Berani menyatakan prinsip dan pendapat…dan menyatakan prinsip dan pendapat yang diyakini dengan sebuah karya….tabik…tabik…

    Balas
  2. sungguh menyedihkan peristiwa tragis itu harus terjadi, mas don. indonesia yang plural dan sejak dulu berwajah bhineka, ternyata sekarang jadi makin rawan konflik. semoga kasus tragis itu bisa segera terungkap dan pelakunya segera diproses sesuai hukum yang berlaku.

    Balas
  3. Tulisan Om yang ini ternyata memiliki kemiripan tema dengan tulisan saya yang baru terposting, “Beragam Itu Indah, Bukan?” Ya, semoga suara kita lewat tulisan-tulisan itu bermanfaat bagi manusia semua.
    Salam kekerabatan.

    Balas
  4. wah artikel yang bijak sekali Mas…..
    memanglah kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda dengan keadan di dalam panggung……disisi lain perayaan kegembiraan, disisi lainnya lagi kesedihan dan kerapuhan….
    Salam kenal dan salam persahabatan selalu Mas….

    Balas
  5. Peristiwa penusukan itu benar-benar menyedihkan. Aku tidak tahu bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya, tetapi menghalang-halangi, apalagi mencederai orang yang sedang melakukan ibadah agama, adalah suatu kebiadaban. Yang lebih menyedihkan lagi, pelaku tindakan anarkhis itu adalah kelompok ekstremis yang membawa-bawa nama Islam. Padahal Islam tidak mengajarkan seperti itu. Mereka adalah sekelompok orang yang sesungguhnya tidak memahami bagaimana ajaran agama yang sesungguhnya.
    Bener-bener prihatin …

    Balas
  6. Aku pikir, kamu tidak harus mengurungkan niat, Don… Apakah tidak lebih baik, jika tulisanmu itu kelak diarahkan kepada pertanyaan: “apakah sudah bisa kita merayakan keberagaman itu?” :)

    Balas
    • Mungkin tulisannya ada sedikit perubahan mas DV, misalnya ber-esensi pertanyaan. atau kritik tentang keberagaman

      Balas
    • Setuju! Tulis saja, Bos. kasus HKBP jgn dijadikan penghalang.

      Balas
  7. peristiwa yang menyakitkan semua pihak, seharusnya ga perlu terjadi yang seperti ini. Toh akhirnya yang bersangkutan yang rugi sendiri

    Balas
  8. benar-benar amat disayangkan kasus penusukan itu. entah dilakukan oleh oknum siapa. tetapi, tentunya membuat kita sadar bahwa kita hidup di tanah yang sensitif dengan isu-isu keberagaman.

    Balas
  9. kita memang harus akui bahwa di negara Indonesia ini belum semua orang bisa menerima keberagaman, saat menjadi minoritas semua menuntut pengakuan atas keberagaman, tapi saat berdiri menjadi mayoritas, kita kadang lupa hak-hak mereka yang minoritas.

    Balas
  10. Mendengar dan membaca berita itu sungguh menyedihkan…
    Semoga pelakunya segera tertangkap sehingga tak merusak dan tak mengatasnamakan agama.
    Don, seperti kata Uda, kenapa tak kau teruskan tulisanmu itu? Justru keberagaman ini diperlukan…dan PB 10 kan pesertanya juga beragam namun mereka menyatu tanpa melihat latar belakang masing-masing.

    Balas
  11. Menurut saya, lanjutin aja tulisannya (kontes blog writing PB 2010). Melalui Pesta Blogger 2010 dgn tema “Merayakan Keragaman”, kita tunjukkan bahwa keraman itu indah dan patut dirayakan.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.