Kebencianku pada kabel mungkin sama bencinya kalian pada kampret yang menista agama!
Ia, kabel bukan kampret itu, harus digulung.
Tak hanya saat tak kita pakai, tapi saat kita rasa agak kepanjangan kalau terurai, menuh-menuhin tempat. Kabel harus digulung! Tapi terlalu ketat atau terlampau sering digulung, sekujur permukaannya bisa cepat getas lalu rusak. Menjengkelkan!
Padahal hampir semua gadget perlu kabel setidaknya ketika hendak di-charge. Ya laptop, ya handphone, ya modem, ya headphone, ya semuanya…
Jadi agak ‘petaka’ juga setiap pagi dan sore karena bekerja di lingkungan BYOD (Bring Your Own Device), aku harus mengelola kabel-kabel itu sejak dari dalam tas, menggunakannya, hingga saat meringkusnya kembali ke dalam tas sebelum pulang.
Aku mencari jalan keluar.
Kubeli sebuah cord manager minggu lalu. Alat ini gunanya untuk mengelola semua kabel yang kupakai (o well, gak semuanya karena hanya tersedia empat slot) sehingga meski tetap harus digulung aku tak harus menggulung satu per satu. Tinggal sekali gulung, selesai. Ketika membuka gulungan di pagi hari juga tak terlalu ribet lagi karena tinggal sekali buka, semua akan terurai. Beda saat belum beli alat ini, ketika sekali gulung, pagi harinya saat membuka gulungan, ribetnya bukan main, seperti mengurai rambut kusut sedangkan kalau menggulung satu per satu, makan waktu!
Hanya itu jalan keluarnya sambil menunggu kapan teknologi akan menelan kabel lumat-lumat sehingga keberadaannya terganti gelombang udara yang tak perlu digulung-diurai (meski kalau sampai hal itu terjadi, aku akan kehilangan satu pemandangan kesukaanku, burung-burung yang bertengger di kabel listrik di sebuah sore yang cerah nan oranye temaram!)
Dalam hidup kurang lebihnya juga seperti itu.
Sambil menunggu kemajuan jaman menghilangkannya, kita harus ‘deal’ dengan banyak hal yang mungkin tak kita sukai, kita anggap kuno dan tak sesuai jaman tapi tetap harus dihadapi semata karena kita bergantung kepadanya.
Menghindari bukan jalan terbaik karena tidak akan menyelesaikan persoalan, pengelolaanlah kuncinya.
Tapi tetap repot?! Ya mau gimana lagi? Ada titik-titik dalam hidup ini yang mengharuskan kita untuk membandingkan mana yang lebih baik untuk dipilih, mengatur hal yang tak kita sukai supaya tak terlalu menyiksa atau menghindari hal yang tak kita sukai tapi lantas timbul masalah baru dari pilihan sikap kita itu?
Kamu yang pilih deh kalau gitu!
0 Komentar