Pelukan yang Tak Perlu

6 Agu 2008 | Cetusan

boncengan
Apa yang aneh dari foto di samping ?
Sepasang manusia sedang berboncengan mengendarai sepeda motor di sepanjang jalan Gereja Ganjuran – Bantul, Yogyakarta beberapa hari yang lalu.
Yang cowok mengendara di depan, sementara si cewek membonceng di belakangnya. Dari cara si cewek bergelanyut di punggung si cowok, sepertinya mereka berdua adalah sepasang kekasih
atau pasangan suami-istri muda.

Perhatikan bagaimana telapak tangan si cowok yang mengendarai motor menyembul di belakang punggung si cewek, memeluknya dengan tipe pelukan yang aneh bin ajaib.
Konstruksinya seperti orang yang melindungi dengan sangat supaya si cewek yang diboncengkannya tidak terjatuh entah ke samping atau ke belakang melawan arus laju motornya.
Awalnya aku berpikir jangan-jangan ini si cewek sedang sakit dan hendak dilarikan ke rumah sakit oleh pacarnya, akan tetapi ketika mencoba untuk menyalip dan melihat dari samping
kondisi si cewek baik-baik saja, mereka malah asyik masyuk bercengkrama di tengah perjalanan mereka. Maka kubiarkan mereka berada di depanku sekali lagi dan ketika tiba di lampu merah,
jepret!
foto itu pun tercaptured.

Melihat hal tersebut, ingatanku pun terbang ke masa SMA dan awal-awal kuliah dulu.
Waktu itu, seingatku aku pun juga sering berbuat seperti itu, entah itu memegang paha atau memeluk dengan model yang aneh seperti itu dengan pacarku.
Tujuannya apa, yang pasti sekadar untuk menunjukkan pada pacarku bahwa aku sangat memperhatikan keberadaannya yang meski berada di belakangku dan sebenarnya sudah cukup aman
karena memeluk pinggangku erat-erat toh tetap saja aku merelakan sebuah tanganku untuk menyentuhnya, setidaknya memastikan ia tetap ada.

Tapi, waktu berlalu dan sekarang aku berpikir, memangnya masih perlu kita seperti itu ?
Secara logis, si cewek yang diboncengkan itu kalau dalam kondisi sehat, tak akan terjatuh terjengkang ke belakang maupun ke samping kecuali kalau laju motor dihentakkan tiba-tiba oleh si
pengendara sehingga pegangan di pinggang terlepas, bukan ?
Apalagi ketika kulihat dari samping tampak si cewek menyandarkan dadanya ke punggung si cowok. Jadi, kecuali hal-hal yang kusebutkan di atas, sangat susah untuk si cewek terjatuh.

Kalaupun si cewek itu terjatuh, akankah tangan yang dipelukkan dengan konstruksi yang cukup aneh itu mampu untuk menopangnya begitu saja?
Berapa berat tubuh si cewek ? 40? 50? 60 kilogram ?
Apalagi tangan yang digunakan itu adalah tangan kiri, tangan yang pada orang normal memiliki daya kekuatan lebih kecil ketimbang yang kanan dan tampaknya si cowok itu normal, bukan kidal.

Nah, justru dengan kondisi menyetir satu tangan, tugas berat ada di si pengendara sebenarnya.
Ia harus berkonsentrasi sedemikian rupa supaya keseimbangan tetap terjaga, belum lagi kalau ada hal-hal yang terjadi di jalan seperti orang yang menyeberangkan kendaraannya tanpa tanda
terlebih dahulu, lubang di jalan ataupun lampu lalu lintas.. hal tersebut tentu membutuhkan konsentrasi yang lebih tajam lagi untuk mengendarai sepeda motor tersebut.

Lalu kenapa kira-kira si cowok berposisi seperti itu?
Ada beberapa kemungkinan, menurutku.

Yang pertama,
si cowok memang benar-benar ingin menjadi super hero yang melindungi kekasihnya dengan segala daya dan upayanya.
Ini terkesan konyol mengingat semua yang telah kujelaskan di atas.

Yang kedua,
si cowok ingin menunjukkan kepada dunia betapa ia adalah “si empunya” wanita yang diboncengkannya.
Tangan itu seolah berbicara “jangan ganggu dia, dia miliku bukan milikmu, pergilah kamu jangan kau ganggu!”

Nah yang ketiga,
barangkali si cowok yang semula kalem lantas teringat pada sebuah kisah sinetron nan romantis yang ditontonnya semalam sehingga tiba-tiba terhinggapi perasaan sayang yang meluap-luap
luar biasa dan refleks tangan pun memeluk dengan konstruksi aneh tersebut.

Tapi apakah si cewek menikmati pelukan mesra itu atau justru merasa enggan, risih dan malah cenderung cuek terhadapnya?
Tak tahu juga, lain ladang lain belalang, lain lubuk toh lain juga ikannya…

Satu hal yang pasti, setelah sukses mengambil foto ini di perempatan Palbapang Bantul sana, aku pun menyalib dan memandangi sekali lagi pasangan bersepeda motor ini,
lalu ketika sedang bersebelahan aku pun tersenyum menatap mereka dan mata si cewek pun liar mencari-cari siapa aku dibalik kaca filmku dengan senyum penasarannya nan menggoda.

Entahlah, si cowok yang tetap memeluknya itu tahu tidak perbuatan ceweknya :)

Sebarluaskan!

41 Komentar

  1. iseng amat sih luw…. gini nih klo boss bentar lg jadi mantan… kaga ada kerjaannya…tp emang sih gw juga suka sebel bgt klo ada org boncengan kekepannya ga kira2 yang ada gw nya yg gerah ngeliatnya secara jakarta panas bgt tp mepeett ajah even di lampu merah sekalipun…

    Balas
  2. @Windy: Idihh.. sante bos.. sante kayak dipante..:)
    Loe nya aja yang iri karena laki loe udah ngga di Jakarta lagi jadi ngga bisa boncengan di atas Ninja :)
    Kacian yang ditinggal ke Bali walo cuma buat maen PS doang ahuahuahua

    Balas
  3. waduh, kayak sudah ndak ada tempat lagi utk bermesraan, ya, mas donny, hehehe :lol: kuatnya rasa cinta, terlepas mereka suami-istri atau masih berpacaran, agaknya telah melupakan akal sehat, haks …

    Balas
  4. Cerita nya asyik…..
    tapi agak terganggu juga dengan perdebatan yang tak perlu antara penulis dan komentator yang usil.

    Balas
  5. atau mungkin si cewek emang mengidap rematik akut mas :D

    Balas
  6. Maksud telapak tangan menghadap ke belakang itu,”Dilarang mendekat apalagi memotret” :)

    Balas
  7. wah mas, itu bukan menjaga ceweknya mas..
    itu udah gak tahan,pinging chek in, hihihi..
    (maaf kalo rada saru koment e)
    ***kaboor ah, keburu di jitak sama mas donny***
    oya, lam kenal ya mas…

    Balas
  8. Dari sandal si Cewek (sandal jepit) sepertinya dia dah kebelet.
    Dari si Jaket cewek (Hadiah beli motor) sepertinya dia ga sempat pake pakaian dalam.
    **Tambah ngawur**

    Balas
  9. Mungkin Don, si lelaki begitu sangat possesif-nya, sehingga ia tak ingin ada kendaraan lain yang berdekat-dekat pada cewek itu. Radiusnya mesti 5 meter kalau bisa.
    Tapi Don, jujur saja nih: paragraf terakhir kok terasa hiperbola banget ya… Asli! Pure itu imajinasimu belaka! Yakin deh! ;)

    Balas
  10. @Sawali: Betul dan akur, Pak Guru…
    @Alwi: Hi Jiran, salam kenal juga!
    @Mantan Kyai: Rematik? mungkin pula!
    @DM: Saya hanya mencoba menjadi penulis yang jujur :)

    Balas
  11. Soalnya adalah: cermati lagi foto itu, Kawan. Saat kau memotretnya, kepala si cewek beradap di kiri kepala si cowok. Lalu kau menulis:
    “…setelah sukses mengambil foto ini di perempatan Palbapang Bantul sana, aku pun menyalib dan memandangi sekali lagi pasangan bersepeda motor ini, lalu ketika sedang bersebelahan aku pun tersenyum menatap mereka dan mata si cewek pun liar mencari-cari …”
    Kamu menatap siapa? Si cewek yang dibonceng itu? Bagaimana mungkin? Posisi kepala si cewek ada di kiri kepala si cowok, Don.
    Dengan bahasa tubuh seperti itu, sangat tidak mungkin si cowok di depan itu tidak merasakan ada seseorang menyusul dan menjejeri (apa bahasa Indonesianya menjejeri?) sembari tersenyum ke arah mereka… ;)

    Balas
  12. @DM: Bung DM terimakasih atas komentarnya. Sesudah saya menjepret obyek yang berada di depan saya, saya tidak langsung menyalibnya perlu waktu beberapa saat untuk dapat menyalib karena kondisi jalan yang cukup ramai.
    Dan pada saat saya hendak menyalib, kepala si cewek sedang menoleh di ke sisi kanan.. sesuatu yang kebetulan memang sudah tidak saya potret lagi.
    Saya jadi berpikir, andai saja saya juga sempat memotret ketika ia menoleh ke kanan dan tersenyum ke arah saya… ya andai saja :)

    Balas
  13. Kita lihat bersama: cukup lengang suasana jalan itu. Jadi kau menyalib dari arah mana? Kanan atau kiri?

    Balas
  14. @DM: Tidak cukup lengang Bung! Bagi motor mungkin bisa langsung menyalib, tapi aku berada di dalam mobil dan tidak bisa langsung begitu saja bagi kawanku yang menyetir menyalibnya harus menunggu motor-motor yang bejibun di depan melaju duluan
    Kami menyalib dari sisi kanan dan aku berada di sisi kiri mobil yang dikendarai temanku sehingga cukup dekat bagiku untuk melihat dia dan ia melihat sedikit senyumku di balik kaca film…
    Begitu kronologinya, Bung DM.
    Sekali lagi terimakasih atas masukannya.

    Balas
  15. @DVnDM: hmmm…. sebenernya sih gampang ajah… si dm ga mau lu salip urusan menarik perhatian perempuan…. iya bukaann…. gitu aja kok repottt….

    Balas
  16. Masukan? Masukan apa, Bung? Aku bertanya.

    Balas
  17. @DM: Ya, masukan… inputan itu kan masukan, dalam artian semua data yang masuk ke dalam situs web ini adalah masukan yang setelah ku approve menjadi keluaran, bukan ?
    Bung jangan melebarkan persoalan dulu, saya membuka sesi bagi Anda bertanya soal logika tulisan ini, bukan tentang kata MASUKAN itu sendiri.
    Mari Bung…
    @Windy: Alah Ndi… apalah arti seorang Donny Verdian dimatanya? Hanya debulah aku ;)

    Balas
  18. Yah Don, kok tiba-tiba ada kecebong menyelusup. Sedang enak-enak diskusi tiba-tiba mbuka wacana soal perempuan. Aneh. Siapa sih dia, Don?

    Balas
  19. yah ngalah aja lah don…. emang klo urusan ketenaran dan tebar pesona emang kita mah gag ada apa2nya…. beriiii…. kasiiiihhh….. buat yg lg usaha mendingan kita bantu doa….

    Balas
  20. untungnya lu naik mobil sama teman lu don… jadi itu perempuan bisa liat lu sambil senyum2…gag kebayang klo de em jadi ke jogja…. mati gaya pastinya lu kan….mau nyengir kuda sampe gigi kering juga gag ngepek….

    Balas
  21. untungnya lu naik mobil sama teman lu don… jadi itu perempuan bisa liat lu sambil senyum2…gag kebayang klo de em jadi ke jogja…. mati gaya pastinya lu kan….mau nyengir kuda sampe gigi kering juga gag ngepek….

    Balas
  22. @Wendra: si komentator yang usil itu, DM, dan Windy adalah sahabat-sahabat saya ;) Mereka kalau nggak usil ya nggak jadi sahabat saya hehehehe…

    Balas
  23. lha… pose itu bukannya ngedadahin ke sampeyan? hehehehe…
    uwweeeeenaaakkkkkkk tuenaaan dibonceng kaya begitu… ;) ga kpikiran lagi mo jatuh mo kagak yang penting hangat dan nikmat *emang goreng pisang dan kopi pas hujan sore-sore?*
    hihihi…
    *ngacir*

    Balas
  24. Demi keamanan, malah membahayakan. ada aja tuh orang. klo di belakang anak kecil sih gak ape. karena cintakah? :p

    Balas
  25. hehe sempat2nya
    tapi kenapa ya telapak tangan si cowok menghadap ke belakang????

    Balas
  26. omigawd… banyak amat reply nya kekekeke. satu buah pikiran lagi yang sukses don!
    kekekekke. eh… ngomong2 masalah pelukan ke arah belakang. aku sie terus terang ga pernah ngelakuin itu.
    1. dulu waktu sma, motorku pake kopling, jadi sama aja kalo pake acara pelukan ke belakang bentar2 harus magang stang n kopling. jadi… bayangkan… tangan ke stang, tangan ke belakang… tangan ke stang… tangan ke blakang… tangan ke stang… lama2 koq kaya renang gaya bebas yak. kekekekkeke.
    2. mmmmmmmmmmm… belum sempet punya cewe di indo, adanya juga temen… (stt diam don! aku bisa merasakan dikau menyeringai lebar cuih cuih :p xD)
    3. nyetir motor emang 2 tangan. 1 tangan kalo lagi ngerokok sambil nyetir.
    4. ya sesukanya yang berusaha akrobat dunk kekekekeke. sirik lu don. apa jangan2 pengen ngalamin lagi yakz:D kekekekekke eh cuma jangan tiba2 meluk aku ya kalo kita malem2 kelaparan dan berboncengan naik motor buat makan di pak dul. bisa tabrakan nanti XD

    Balas
  27. ah setelah saya praktekan (*tangan kebelakang, tanpa motor) .. ternyata pegel!
    jadi kesimpulannya:
    1. cowok itu badannya lebih besar dari saya
    2. cowok itu kurang kerjaan

    Balas
  28. Ahahahaha.. lucu bangett.. Itu cowok kok bisaan banget sih akrobat tangannya, hehehe..
    Btw, aku juga pernah liat sepasang sejoli yang berboncengan di sebuah motor sambil bergandengan tangan! Kok bisa ya? hehehe

    Balas
  29. hebat tuh cowo, kalo sepanjang jalan, mengendarai motor dengan tangan satu

    Balas
  30. anjing…….
    itu gw sama emak gw mau ke dokter. emak gw sakit ! ngentot lo!!!!!!!!!!

    Balas
    • kasar dot com ahj :)

      Balas
  31. sah2 aja mrk ky gitu itu kan hak mreka slama mrk g mrugikan org lain knapa ga???

    Balas
    • Iya ya hihihi dot com

      Balas
  32. cara mengolah ke bentuk sastra bagus bgt nehc…Gbu

    Balas
  33. Yang keempat; tadinya cuma bagian atas doang yang nempel (ga ada jarak), sedang bagian bawah belum nempel alias masih ada jarak. hmmm si pengendara berusaha mendekatkan bagian tersebut dengan tangannya yang seperti memeluk dari belakang.

    Balas
  34. eneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng ae

    Balas
  35. hihihihihi….ga capek tu tangan??? kalo kesleo baru tau rasa…rasa cinta terkadang emang menyakitkan…hehehehe

    Balas
  36. ?15 sampai 10 tahun yang lalu saya hampir tidak pernah melihat kejadian semacam ini. tandanya dunia sudah dekat dengan kiamat?

    Balas
    • Weh…. Dekat akhir taon iya:)

      Balas
  37. mending ngurusi diri sendiri drpd ngmongin hal yg gk penting banget kyk gini…mo cwoknya pgangin ceweknya pk tangan, mo pake kaki, mo p[ake lambe sekalipun mang ada yg di rugikan? gk mutu nih.

    Balas

Trackbacks/Pingbacks

  1. Gandengan Tangan yang Diperlukan – Donny Verdian - […] Itulah gandengan tangan yang diperlukan! Lebih perlu ketimbang pelukan yang tak diperlukan seperti yang kutuliskan di postingan sebelumnya. Sebuah…

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.