• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Pandemik COVID-19: Berpikir ?negatif? kadang adalah cara terbaik untuk bersikap positif

3 April 2020 Tinggalkan Komentar

Sebarluaskan!

Halo! Apakabar?
Semoga kalian masih bisa berkabar baik. Sampai sekarang, setiap pagi aku masih berpikir adakah pandemik COVID-19 ini mimpi atau bukan. Tapi beberapa saat kemudian aku tersadar bahwa ini bukanlah mimpi! Ini kenyataan hidup yang harus kita hadapi!

Hingga vaksinasi COVID-19 ditemukan…

Apakah kalian masih #dirumahaja? Sama!

Bosen? Banget!

Stress dan suntuk? Iya! 

Tapi mau bagaimana lagi?
Hingga ditemukannya vaksinasi dan obat ampuh anti COVID-19, social distancing menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi penyebaran virus ini.

Mengingat proses pembuatan vaksinasi yang konon masih memerlukan waktu sekitar 16-18 bulan, ibarat lomba lari, ketahanan kita dalam menghadapi pandemik ini diuji layaknya pelari maraton ketimbang pelari jarak pendek atau yang biasa disebut sebagai sprinter.

Pelari maraton vs pelari jarak pendek

Pernahkah kalian memperhatikan perbedaan keduanya? 

Pelari marathon cenderung memulai start dengan ?santai? tapi memiliki ketahanan luar biasa hingga kilometer ke-42 saat perlombaan diselesaikan. Sementara pelari cepat memulai bagai lesatan anak peluru dan dalam waktu sepuluh detik, untuk perlombaan seratus meter, lomba pun selesai digelar.

Nah, pernahkah kalian membayangkan bagaimana kalau seorang sprinter mengikuti perlombaan maraton tapi tetap menggunakan style sama seperti saat ia sedang berlomba di lintasan jarak pendek?

Di saat-saat awal ia barangkali akan jauh meninggalkan lawan-lawannya. Tapi setengah kilo atau satu kilo kemudian ia mulai lemas lalu terhenti karena tenaga terkuras sementara yang lain yang tadinya tertinggal di belakang, pelan tapi pasti menyalip si sprinter dan meninggalkannya di belakang.

Menghadapi pandemik, dengan catatan kalau vaksinasi baru berhasil ditemukan 16-18 bulan ke depan, kita dituntut untuk menerapkan prinsip pelari maraton yang santai tapi bertahan hingga akhir.

Aku ingat sekitar tiga minggu lalu di berbagai social media orang-orang begitu bersemangat ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus bekerja dari rumah. Berbagai postingan tentang tips dan triks bekerja dari rumah lengkap dengan selfie tampan/cantik menghiasi linimasa.

Berpikir ‘negatif’

Salahkah? Tentu tidak. Baca lagi di atas bahwa selama vaksinasi belum ditemukan, social distancing adalah cara ampuh untuk mengurangi penyebaran virus.

Tapi ada cara yang lebih benar!
Sebagai ?pelari maraton? yang sadar bahwa perlombaan ini tak akan bisa kita selesaikan dengan mudah, kita harusnya menyemangati bagaimana kalau suatu saat kita tak bisa lagi bekerja #dirumahaja bukan karena boleh masuk kembali ke kantor tapi karena kantor tak sanggup lagi menggaji kita dan kita #dirumahkansaja?

Ingat lho, pandemik COVID-19 ini tak hanya membawa dampak buruk terhadap kesehatan tapi juga ekonomi, ketahanan pangan, sosial, politik dan banyak lagi!

Maka alangkah baiknya, seingin-inginnya kita kembali hidup normal, keinginan yang paling kontekstual adalah supaya kita bisa menyiasati hidup yang mungkin sedang mnegarah ke alur yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Mengajak orang-orang untuk mulai menanam tanaman yang bisa dijadikan bahan makanan di pekarangan rumah, siap-siap untuk menjual aset-aset yang barangkali selama ini kita sayang-sayang, hidup hemat dan masih banyak lagi adalah lebih baik ketimbang jor-joran menampilkan #dirumahaja seolah semuanya baik-baik saja!

Hindari juga untuk berpikir sok tahu yang sifatnya solutif. 

Banyak yang memberi tips minum obat ini, makan racikan jamu itu, oleskan cairan ini serta itu tanpa ada dasar data dan analisa yang jelas sejelas kenyataan bahwa hingga saat ini COVID19 itu belum ada obat dan penangkalnya.

Hidup ini sedang tidak baik-baik saja meski kita boleh punya keyakinan suatu saat ini akan kembali baik. Di masa-masa seperti ini, ketimbang berpikir terlalu positif, terkadang berpikir ?negatif? adalah satu-satunya cara untuk tetap positif.

Jangan menyerah meski berdarah!
Jangan berhenti, tetap berlari!
Suatu saat nanti kita akan melihat garis finish itu dan kita akan sangat menghargai perjuangan yang telah kita lakukan selama ini.

Sydney, 3 April 2020


Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:2020, coronavirus

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.

SAVE & ACCEPT