Pak Salim

3 Jan 2018 | Cetusan

Hari belum beranjak siang, pagi ini aku dikejutkan dengan kabar duka dari grup WhatsApp kawan-kawan se-almamater SMP Negeri 1 Kebumen, Jawa Tengah.

KH. Salim Al Mathor yang dulu mengajar Pelajaran Agama Islam meninggal dunia, tepat lima hari sebelum ulang tahunnya yang ke-80.

Kawan dekatku waktu SMP, Agung PS (tampak di foto atas bersama almarhum), memberi tahu bahwa sejatinya tepat tanggal 8 Januari 2018 nanti, Pak Salim mengundang alumni SMP N 1 Kebumen yang berada di sekitar Yogyakarta untuk datang ke acara ulang tahunnya itu. Tapi takdir berkata lain, malam tahun baru Pak Salim terkena stroke hingga akhirnya meninggal tadi pagi.

Karena aku beragama Katolik, sejatinya aku tidak pernah diajar Pak Salim di dalam kelas. Tapi bagiku, ia adalah tetap guru yang kuhormati.

Kami bertemu praktis hanya 5-10 menit pertama setiap mata pelajaran yang dibawakannya. Setelah doa pembukaan, kami para murid non-muslim, diberi kesempatan untuk keluar ruangan karena mata pelajaran agama Katolik/Protestan diadakan pada setiap Jumat siang sepulang sekolah.

Tapi sungguhpun demikian, Pak Salim berbeda. Ia tak pernah memaksa kami untuk keluar kelas. Dengan gaya yang hangat dan senyuman menghias wajahnya, ia bertutur, ?Bagi rekan-rekan non-muslim boleh keluar tapi boleh juga tetap ada di kelas ini? Silakan..?

Kebanyakan kami memang keluar tapi ada beberapa kali kesempatan dimana aku memilih untuk tetap berada di kelas. Kadang karena aku merasa harus menyiapkan ulangan di jam pelajaran berikutnya dan semalam belajarku belum tuntas, kadang karena aku lupa mengerjakan PR dan malas untuk mengerjakan di luar kelas. Malah pernah juga aku tetap berada di kelas karena ingin mendengarkan caranya mengajar yang? selalu segar diselingi canda-tawa.

Di luar jam sekolah, kawan-kawan pun sering berkunjung ke rumah Pak Salim untuk bersilaturahmi.

Dari caranya bersikap yang begitu hangat kepada kami, aku belajar tentang bagaimana menerima hidup di alam yang penuh keberagaman ini. Dari cara para muridnya bersahabat denganku hingga kini tanpa memperhatikan perbedaan, aku semakin percaya Pak Salim adalah guru yang luar biasa karena ia juga mengajarkan bagaimana merawat persahabatan dengan siapapun termasuk yang berbeda keyakinan.

Beristirahatlah dalam kedamaian, Pak Guru. Doaku untukmu.

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Bertambah kekal dlm kehidupan ini.
    Tetap hidup dlm hati kami wahai Pak Salim Al Mathor.
    Dikemudian hari pasti saya akan menyusul Pak..

    Balas
  2. …selamat jalan guru. Rajahmu akan tetap meresap dalam sanubari, bukti dimana engkau tidak hanya sekedar guru tapi telah menjadi orangtua kami. Beristirahatlah bapak… khususon ila ruhi Bpk KH.Salim Al Mathor Al Fatihah…….

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.