The Grattan Institute menyarankan Pemerintah Australia menarik pajak dari penjualan minuman soda bergula dengan alasan untuk mengurangi tingkat obesitas. Gula memang cenderung jadi pemicu terjadinya obesitas.
Angka pajak yang diusulkan adalah 40 sen per 100 gram gula atau dengan kata lain, harga minuman soda bergula berukuran 2 liter akan mengalami kenaikan harga sebesar 80 sen. Meski baru sebatas usulan tapi ide ini sebenarnya menarik.
Kenapa?
Pertama, tahun ini adalah tahun dimana tingkat kematian dari penyakit jantung meninggi di Australia setelah lima puluh tahun terakhir mencatat angka rendah nan stabil. Kedua, terjadi peningkatan angka statistik obesitas di Australia. Secara garis besar, satu dari tiga orang Australia menderita obesitas.
Eh btw, apakah obesitas itu? Menurut WHO, organisasi kesehatan dunia di bawah PBB, obesitas adalah keadaan tak normal pada tubuh manusia yang terjadi karena penumpukan lemak dan menghadirkan resiko kesehatan. Cara menghitung kadar obesitas seseorang adalah dengan jalan mengukur Body Mass Index (BMI) dimana berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan dua kali tinggi badan (dalam meter). Orang dengan BMI lebih dari atau sama dengan 30 bisa dianggap obesitas sementara untuk mereka yang ada di ambang 25 hingga 29,99 disebut kelebihan berat badan.
Tapi usulan dari Grattan itu tampaknya akan menempuh jalur panjang hingga akhirnya disetujui pemerintah karena kemungkinan ketika usulan itu diimplementasikan, imbasnya akan mengenai para petani gula di Australia Utara sana.
Sebenarnya tanpa usulan tersebut, kita justru yang harus mengatur diri kita sendiri dalam mengonsumsi gula karena setinggi apapun pajak yang nantinya diaplikasikan, kalau otak sudah pengen minum minuman soda bergula ya tetap saja dibeli dan diminum. Sebaliknya, serendah apapun nanti pajak atau bahkan tak ada sama sekali, kalau memang sudah punya niat untuk hidup lebih sehat tanpa gula ya tak jadi soal.
Aku sendiri memang sudah tak doyan gula. Beda dari stereotipikal orang Jawa lainnya dan pada umumnya, aku memang tak suka yang mengonsumi makanan dan minuman yang manis-manis.
Bahkan sejak beberapa tahun terakhir aku sudah berhenti mengonsumsi gula secara langsung dan memilih penggantinya dari proses pencernaan terhadap karbohidrat ataupun buah-buahan.
Serius, Don? Bahkan kopi juga gak pake gula?? Nggak. Kopiku kan latte dan dari susunya aku sudah dapat rasa gurih, aku lebih bisa mengapresiasi gurih ketimbang manis.
Teh juga nggak??Nggak. Sekarang ngerasain teh pake gula malah aneh.
…lagipula aku kan sudah cukup manis jadi untuk apa makan dan minum yang manis-manis?
*Gubrak!
Sumber Berita:
0 Komentar