Obrolan kopi

5 Okt 2015 | Cetusan

Beberapa hari yang lalu, aku harus melakukan salah satu hal yang paling tidak menyenangkan untuk dilakukan dalam dunia kerja; mengumumkan pada salah satu anggota tim-ku bahwa periode kontraknya tak lagi diperpanjang tiap enam bulan tapi berubah jadi mingguan.

Hal itu berarti, manajemen, aku, bisa memutuskan kapan saja ia untuk diberhentikan kontraknya.

Aku tak bisa menceritakan sebab-musababnya hingga aku berkeputusan seperti itu tapi aku yakinkan pada kalian bahwa keputusan ini bukanlah keputusan yang lahir dalam waktu sehar-lam saja! Ada beberapa meeting konsultasi yang harus kulakukan dengan atasanku untuk akhirnya pagi itu aku mengatakan hal itu padanya.

Meskipun terpukul, ia tetap kelihatan ?cool?. Ia masih menyisakan senyum hingga kemudian pamit mundur dari ruangan lalu kembali ke tempat kerja seperti biasa seolah tak ada sesuatu yang besar yang baru saja terjadi.

blog_obrolankopi

Keesokan paginya, aku bertemu dengannya di coffeeshop lantai bawah sebelum kami sama-sama naik ke atas.

Agak canggung, tapi akhirnya ia kusapa, ?Hey, morning!?
?Morning, Donny!?

?Uhmm.. how was last nite? All good??
Ia mengangkat bahu tapi sambil tetap menyunggingkan senyum; sesuatu yang kurasakan seperti dobrakan pada diriku seolah ada yang menghentak-hentak menyalahkanku pada apa yang kulakukan kemarin.

?I know?? hiburku yang semoga memang benar-benar dirasakan seperti sebuah hiburan baginya.

?Istriku mulai ketakutan? Ia berpikir tentang masa depan!? ujarnya nanar sementara aku merasa waktu menunggu kopi selesai dibuatkan barista jadi terasa tak sesingkat biasanya.

Aku tersenyum. Ia kutatap dan padanya kukatakan dalam-dalam, ?Kuberi tahu kamu sesuatu??

Ia menatapku sebentar.
?Apa yang paling kamu takutkan? Kehilangan pekerjaan? Tanpa kejadian kemarin pun, kamu, aku dan orang-orang yang sedang nunggu kopi di warung ini bisa setiap saat kehilangan semuanya, Mate!?

Ia masih tak bergeming.
?Dan bagiku, kalau itu harus terjadi…itu bukanlah akhir dunia. Selama aku punya motivasi dan semangat untuk bangun lagi? aku tak takut! It?s not something cool tough, but it?s ok!?

?Kamu pernah mengalami sepertiku, Don??

Aku mengangguk. ?Bahkan lebih dari yang kamu rasakan sekarang!?

Aku lantas menceritakan apa yang terjadi sekitar lima tahun setengah silam. Waktu itu Odilia baru berumur dua bulan, kami sedang senang-senangnya karena ketambahan anggota keluarga baru, anak pertama!

Tapi tiba-tiba aku diberhentikan oleh perusahaan dengan alasan proyek sudah selesai! ?Padahal waktu itu kupikir aku adalah pegawai tetap dan bukannya kontrak!?

Ia semakin larut dalam ceritaku.

?Perlu kamu tahu, waktu di Indonesia, aku biasa berada di posisi sebaliknya, memberhentikan orang ketika proyek selesai! Tapi apa yang kulakukan dulu tak pernah sekasar yang dilakukan mantan bosku kepadaku!?

Ia mengangguk, aku membayangkan ia berpikir bahwa apa yang kulakukan kemarin pun bukan sebuah tindak kejahatan dan kekejaman meski itu menohoknya.

Aku kelimpungan. Perlu waktu yang lama untuk menata hati dan pulang lalu bercerita pada Joyce. Tapi meski demikian, tetap saja, ketika akhirnya harus bercerita, aku goyah juga meski Joyce berhasil memanage emosinya untuk tak tampak gentar. ?Karena kalau demikian, habislah aku!? Beberapa bulan kemudian, setelah semuanya membaik, Joyce baru berani bercerita bahwa ia pun sangat ketakutan saat aku memberitahukan pemberhentianku itu!

?Dan kekuatan dari istri serta anakku, yang membuat aku tahu bahwa dunia belum berakhir hanya karena aku diberhentikan dari pekerjaan. Keesokan paginya, semangatku malah meningkat drastis untuk mencari pekerjaan yang baru?.Dua minggu kemudian aku mendapatkannya!?

Ia tersenyum
?So, aku tahu apa yang kulakukan kemarin itu sangat memukulmu, but it was not that bad, Mate! at least kamu masih ada di sini dan karena kamu bagian dari tim-ku, aku akan berusaha mati-matian mencari proyek untuk membuatmu sibuk? dan tetap bekerja di sini??

Aku lantas memegang pundaknya.
?Yuk kerja! Let?s go upstairs!?

Ia tersenyum. Ada kelegaan dalam tatap matanya dan begitu pula yang kurasakan, ada kemenangan yang kuraih dari percakapan singkat itu. Bukan kemenangan dalam arti yang lain selain aku berhasil menenangkan hatinya.

Dan hari itupun berhasil kami lalui seperti hari-hari yang lainnya yang sudah-sudah…

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. Pendekatan seorang pimpinan yang melegakan hati.

    Balas
  2. Ndak semua kopi punya aroma dan rasa yang asli malah kebanyakan palsu. Nagh bisa jadi Mas lepas dari pekerjaan lama dan malah dapet pekerjaan yang sesuai passion + Asli :)

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.