Obituari

28 Des 2007 | Aku

Wohhh! Jebul Bang Ucok meninggal tho!
Pantas waktu tanggal 20 Desember 2007 yang lalu aku mau makan babi panggang di restoran makanan spesial masakan Batak miliknya di Condong Catur Jogja kok tutup.
Di depan rumahnya waktu itu terpasang tenda yang menutupi juga area jalan di depannya.
Beberapa kursi dikeluarkan dan banyak orang duduk-duduk di sana.
Tapi karena tidak ada bendera tanda kematian yang biasanya dipasang di jalan-jalan dekat rumah duka, aku pun ndak tahu.
Waktu itu aku berpikir mungkin Bang Ucok sedang ada acara kumpulan keluarga bataknya atau acara apa gitu …

Ketika minuman dalam cangkir panjenengan sudah habis ya berarti memang saatnya untuk tidak lagi mampir ngombe dan melanjutkan langkah ke kedamaian abadi.

Lalu pas tanggal 24 Desember 2007 aku mencoba kembali hendak makan di sana.
Tapi ternyata warungnya masih tutup. Dalam hati aku sempat agak sebal juga mengingat omongannya Bang Ucok yang pernah bilang
“Wah Dik, saya ndak akan tutup kecuali kiamat!”

Eh jebulnya… beliau sudah nggak ada dan dunia perbabian Jogja pun berkabung.
Aku dapat kabarnya dari Rahmat, petugas jaga malamku, semalam dan dipertegas dengan Alfred tadi pagi.
“Pembuluh darahnya pecah!” tukas Alfred, sesama orang batak, seraya mengatakan bahwa Bang Ucok meninggal di RS Bethesda pada 19 Desember 2007.
Cukup mendadak memang, tapi apa ya ada kematian yang direncanakan ?

Semalam juga dapat kabar dari Ria, katanya Benazir Bhutto meninggal dalam sebuah serangan yang tak terduga selepas kampanye politiknya di Rawalpindi, Pakistan sana.
Btw, Rawalpindi itu apanya Rawalumbu, Rawamangun dan Rawa-rawa rantas malang-malang tuntas ya ?
Aku taunya juga lumayan telat sekitar jam 12 malam waktu aku lagi mau tidur dan check sms dan nemu smsnya Ria itu tadi.
Kuurungkan niat tidur untuk beberapa saat lalu kembali login ke iMac ku dan membuka CNN.
Dan ternyata benar, di atas website itu ada tertulis Benazir Bhutto assassinated.
Wah, perhelatan dunia dalam mengakhiri masa-masa nya sepertinya akan semangkin seru saja dengan kejadian ini.

Bang Ucok, Benazir, dan sebelumnya pelawak Basuki
Ketika minuman dalam cangkir panjenengan sudah habis ya berarti memang saatnya untuk tidak lagi mampir ngombe dan melanjutkan langkah ke kedamaian abadi.
Selamat Jalan!

Sebarluaskan!

8 Komentar

  1. Sedih memang mendengar sesorang meninggal, tak terkecuali meskipun mereka tidak kita kenal dan tidak kenal kita.
    Ya mau gimana lagi, itu memang harus terjadi, dan mau tidak mau kelak kita juga akan mengalaminya, cuma masalahnya siap atau tidak, itu saja :)

    Balas
  2. @Ray: Cieeehhh Astho bersabda ahahaha

    Balas
  3. Turut berdukacita atas meninggalnya Bank Ucok… Terakhir makan babi di sana beberapa tahun lalu….
    Untung sekarang udah bisa mengatasi kecanduan terhadap babi….

    Balas
  4. @Indah: Wohhh lha kok sangar ada serum mengatasi kecanduan terhadap babi… lha kok mau untuk tidak kecanduan terhadap daging terlezat di dunia? Rugi lho, ndah :)

    Balas
  5. Tabah ya Fred. Sejak lulus sma 3054 …. lama ya ga ada kabar dari kita..

    Balas
  6. @lalukininanti: temennya alfred ya? alfred itu bukan apa-apanya bang ucok lho kok dibilang tabah? hehehe! Met kenal deh!

    Balas
  7. Hi Donny,
    Waktu mudik ke Jogja Desember kemarin saya dengar ayah & adik laki2 saya ngobrol tentang seorang bernama Ucok yang baru saja meninggal, sepertinya mereka familiar dengan orang ini dan merasa kehilangan.. Jadi ingat, waktu itu ngobrolnya setelah kita makan babi kecap kiriman tante saya.. Is it the same bang Ucok we are talking about? What a small world !!

    Balas
  8. @tanti: Hi Tanti, tepatnya Mbak Tanti karena ternyata jauh lebi senior dari saya… kemungkinan benar apa yang dibicarakan oleh Ayah dan Adik panjenengan adalah Ucok yang sama dengan apa yang saya tuliskan dimari. Ya, dunia memang semangkin sempit, bukan ?

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.