Perjumpaan Nikodemus dengan Tuhan yang ditulis dalam Kabar Baik hari ini oleh Yohanes memberikan kita pengertian bahwa untuk mengenal Tuhan itu nggak bisa langsung tahu. Perlu waktu, perlu ketekunan dan yang terutama perlu ijin Tuhan karena bukan kita yang memutuskan untuk kenal dengan Dia.
Nikodemus adalah seorang Farisi. Ia petinggi Agama Yahudi. Namun tak seperti kawan-kawannya yang lain, diam-diam ia mengagumi Yesus.
Untuk itu, pada suatu malam, Nikodemus datang kepadaNya.
Yesus adalah Guru
Yang menarik, meski tak mengenal dari dekat, Nikodemus memiliki pemahaman yang ?not bad? tentang Yesus. Baginya, seperti ditulis dalam Yohanes 3:2, Yesus adalah guru yang diutus Allah. Alasannya, ia mengakui tanda-tanda mukjizat yang diadakan olehNya yang bersifat ilahiah, berasal dari Allah.
Mungkin kalian bertanya kenapa kuanggap ?not bad? karena memang pada kenyataannya, Yesus tak hanya guru, Ia adalah Putra TunggalNya yang datang.
Tapi pada saat itu, Nikodemus belum tahu.
Lahir kembali
Lalu Yesus mengutarakan sebuah kebenaran bahwa seseorang tak kan bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah kalau tidak dilahirkan kembali melalui air dan Roh.
Nikodemus lagi-lagi tak mengerti.
?Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi??, begitu tanyanya seperti ditulis dalam Yohanes 3:4.
Namun apa yang dilakukan Nikodemus?
Ia mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Yesus. Ia barangkali tak mengerti saat itu namun sesudahnya seperti kita tahu Nikodemus menjadi pengikut Yesus dan mengakui keilahianNya dan setelah wafat, Gereja Katolik mengangkatnya menjadi santo.
Yang jadi pertanyaan sekarang, kapan dan dimana Nikodemus berbalik arah untuk percaya dan mengerti lebih tentang Yesus?
Tekun terus-menerus
Tak ada Injil yang menuliskannya. Tapi justru dari ketiadaan keterangan, kita diajak untuk merenungkan bahwa setelah bertemu dengan Yesus, Nikodemus merawat imannya, menumbuhkan dengan terus-menerus mengikuti kabar pelayanan Yesus.
Ia pada akhirnya menjadi mengerti tentang Yesus melalui pribadi Yesus sendiri, melalui pelayananNya dan melalui kesaksianNya menjalankan kehendak Bapa.
Alhasil, Nikodemus adalah orang yang berani membela Yesus tatkala rekan-rekannya sesama Farisi berkomplot hendak menangkap Yesus. Dalam Yohanes 7:51, Nikodemus berkata di depan kawan-kawannya itu,? ?Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” (lih. Yoh 7:51)
Lalu pada saat Tuhan wafat, Nikodemus datang ke makamNya membawa minyak gaharu yang dicampur mur lima puluh kati banyaknya yang dipakai untuk merawat jenasahNya. (Yohanes 19:39)
Hidup beriman di zaman ini adalah sesuatu yang semakin tidak mudah.
Kita barangkali pernah atau sering bingung terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita yang lantas kita kaitkan dengan bayangan Tuhan dan bagaimana Ia akan menolong kita.
Merasa sudah hidup secara benar dan tulus tapi kok badai hidup seolah tiada henti menerjang dan membuat seseorang berani bertanya dalam sunyi, ?Apa aku masih kurang memuliakanMu, Tuhan??
Bagi kalian dan kita semua yang kadang merasa seperti itu, mari belajar dari Nikodemus. Ia yang langsung bertemu dengan Yesus waktu itupun juga bingung pada awalnya. Ia, sebagaimana kita, yang manusia biasa, tak mengerti secara utuh seperti apa kuasaNya.
Hanya dengan berpasrah dan memohon kekuatan Allah Roh Kudus kita yang terus bertekun dan berusaha mencari maka kita akan selalu diberi.
Sydney, 29 April 2019
0 Komentar