Nico: Kalau memang nggak percaya ya nggak papa, tapi bijaklah

11 Agu 2016 | Cetusan

Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisanku sebelumnya yang kuberi tajuk Patung dan manajemen rasa kaget.

Update tentang berita patung yang rusak dan dibuang, kini semuanya makin jelas.?Aktor perusak dan pembuang patung-patung itu konon adalah anak koster gereja setempat. Bagi yang belum tahu, koster adalah pembantu umum di gereja. Kenapa anak itu membuang dan merusak? Konon, lagi-lagi konon, ia ngambek karena tak dibelikan handphone canggih oleh bapaknya.

Terlepas dari berita ini benar atau tidak, setidaknya cerita ini membuat kita tahu bahwa stigma bahwa yang merusak tempat ibadah pasti dari kalangan luar yang sering kita cap sebagai?’teroris intoleran’ itu tidak selamanya benar, kan?

Nah, tentang patung Bunda Maria di Jogja?yang konon mengeluarkan bau wangi dan ‘berkeringat’, aku juga punya updatenya.

Patung

Patung Bunda Maria

Jadi ada seorang kerabat Nicholas Ronald Christianto, si pemilik patung itu yang membaca tulisanku dan kebetulan ia adalah kawanku juga. Ia lantas menghubungkanku dengan Nico dan kesempatan itu tak kusia-siakan untuk mewawancarainya.

Ini petikannya.

Nic, patung maria-mu itu benar-benar mengeluarkan bau wangi dan menangis?

Kalau menangis saya rasa nggak juga..

Oh, lalu?

Mengeluarkan minyak lebih tepatnya.

Sejak kapan sih patung itu menangis dan mengeluarkan minyak?

Saya beli tahun 1994, setelah saya beli, tiga bulan kemudian kejadian (menangis dan mengeluarkan minyak)

Patung

Patung saat belum direparasi

Kejadian-kejadian speerti itu setiap waktu atau di saat-saat tertentu?

Di saat-saat tertentu. Saat Hari Raya Maria, kalau ada umat sakit dan minta didoakan, kadang kalau yang sakit cuma buat main-main ya tidak ada minyak yang dikeluarkan.

Kalau kejadiannya sudah sejak lama, kenapa baru-baru ini beritanya menyebar. Ceritanya gimana?

Awalnya saya hanya mau reparasi patung itu. Karena saya tinggal di Jakarta, sementara tukang reparasinya di Jogja, saya kirim via teman sekitar tiga minggu lalu. Nama tukang reparasinya, Pak Brata. Kebetulan ia memiliki hiasan mahkota dengan lingkaran 12 bintang dan menurutku akan bagus kalau ditambahkan di patungku.

Lalu?

Nah, setelah tiga minggu, aku pergi ke JOgja dan langsung ke tokonya Pak Brata mau tanya sudah jadi atau belum dan ternyata sudah. Aku lalu minta ia untuk membungkusnya karena Jumat besok akan kubawa pulang ke Jakarta.

Nah, paginya saya kembali ke toko tiba-tiba patungnya mengeluarkan minyak mulai dari perut dan kedua matanya. Yang tahu pertama kali malah Pak Brata sendiri.

Pak Brata kaget lalu memanggil seorang pengurus lingkungan. Dia lantas telepon Romo Noto (Romo G. Notobudyo, Pr) dan minta didoakan di rumahnya bersama keluarganya. Eh, yang datang malah ada lebih dari 100 orang dan dalam acara itu ada begitu banyak mukjizat kesembuhan terjadi.

Maksudnya?

Yang tuli jadi bisa dengar, yang sakit mata sembuh…

Tapi kemudian ada yang mengirimkan pesan, mengatasnamakan pastor dan menyatakan bahwa mukjizat itu bukan mukjizat betulan. Kok bisa?

Aku juga tak tahu kenapa sampai ada yang berbuat seperti itu. Aku gak ada niat apa-apa. Aku cuma pengen ambil patung lalu pulang ke Jakarta.

Lagipula aku juga nggak pengen semua ini terekspos keluar. Patung ini milik pribadi jadi biarlah semua ini kembali ke pribadi saya dan keluarga. Saya menyayangkan banget berita-berita yang menyudutkan saya itu.

Kalau memang nggak percaya ya nggak papa, tapi bijaklah.

Pertanyaan terakhir, Nic… Kamu percaya bahwa semua yang terjadi itu adalah mukjizat?

Kalau ditanya percaya, ya aku melihat sendiri dan yang penting kan semua itu dilihat dari buah-buahnya kan?

Update:

Soal pengrusakan oleh anak koster gereja itu diduga adalah hoax. Aku menemukan kaitannya di sini.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.