• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Nan Tien Temple, Menjadi Herbivora di Surga

6 Agustus 2009 35 Komentar

Tulisan ini memuat beberapa foto berukuran besar.
Perhatikanlah kapasitas koneksi internet Anda sebelum memutuskan untuk melanjutkan membuka halaman ini hingga tuntas.


Suatu hari, di liburan akhir tahun 2008 lalu, aku berkunjung ke sebuah surga di selatan khatulistiwa.
Aku tidak mengada-ada karena meamng demikianlah diartikan dari Bahasa China untuk “Nan Tien Temple”, kuil Buddha yang terletak di Barkeley, Wollongong, NSW, Australia.

Kuil ini pertama kali ditemukan oleh Venerable Master Hsing Yun tahun 1965 dan mulai dibuka untuk umum sejak 1995 silam. Dan sejak saat itulah dari hari ke hari, kuil ini selalu menjadi target tujuan wisata baik wisatawan dalam negeri maupun manca selain tentu saja tetap menjaga identitasnya sebagai tempat ibadah umat Buddha.

Berkunjung ke Nan Tien Temple, aku betul-betul dapat menikmati suasananya.
Di areal yang sangat luas, terletak sekitar 1.5 jam perjalanan dari Sydney, ditempati oleh berbagai macam bangunan dengan warna dominasi merah dan bentuk yang sangat oriental serta gugusan tanam-tanaman yang indah membuatku merasa seperti berada di dalam setting sebuah film kungfu ala Jacky Chan masih jejaka muda dan Bruce Lee pada era-era akhir hayatnya.

Meski berperan sebagai tempat ibadah, dimana tentu ada beberapa rambu yang harus diindahkan para pengunjung, namun boleh dibilang tak terlalu banyak larangan yang membelenggu para pelancong di sini.
Barangkali Nan Tien Temple memang benar-benar telah sadar wisata sehingga pengunjung pun dibuat betah untuk melihat-lihat bangunan, mempelajari sejarah, melihat berbagai macam atraksi yang dihadirkan oleh teman-teman beragama Buddha, serta tak ketinggalan pusat souvenir yang memanjakan mata.

Apalagi kalau pada akhir wisata kita berkesempatan untuk sekadar menikmati teh dan jajanan di The Dew Drop Inn Tea House.
Dengan suasana yang tetap terjaga orientalnya, kursi kayu serta meja kayu yang alami, kamu bisa menghabiskan sore sambil ngobrol atau melihat-lihat hasil jepretan dari backscreen kamera digitalmu untuk beberapa waktu lamanya.

Tapi asal tahu saja, jangan berharap bertemu daging sapi, ayam, kambing apalagi babi di sini, karena semuanya disajikan secara vegetarian tanpa daging dan bahan baku yang berasal dari makhluk hidup yang bernama hewan.

Maka lengkaplah sudah hari itu, sesaat aku merasakan jamahan surga dan bonusnya sebagian sisi dari diriku yang mendadak menjadi seorang herbivora dan meninggalkan sisi karnivoraku untuk sementara waktu :)

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. gunawanrudy mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 12:00 am

    Ke-keren… :o
    *kehilangan kata-kata*

    Balas
  2. masoglek mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 2:35 am

    benar-benar surga yang indah ya mas

    Balas
  3. samsul arifin mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 4:45 am

    ternyata tempat ini sangat cocok untuk melestarikan veganisme. ada temanku tuh yang mati2an berkampanye agar semua orang menjadi vegan, mantap lah. hehehe.

    Balas
  4. zee mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 11:07 am

    wah saya suka liat foto ibu yang lagi bakar dupa….
    sudut ambilnya mantep…!

    Balas
    • DV mengatakan

      8 Agustus 2009 pada 11:07 am

      Thanks :)

      Balas
  5. rental mobil di surabaya mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 1:37 am

    wah makan sayur-sayuran neh ceritanya :D

    Balas
  6. Eka Situmorang - Sir mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 5:37 am

    Woooow !
    mantaps !
    btw gak yakin gue, bisa bertahan lama tuh jd herbivora..
    nek daging B2 enak lhooo :D
    hihihi

    Balas
  7. femi mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 9:13 pm

    yang pertama bagus
    patungnya nge-gemesin hehehe

    Balas
    • DV mengatakan

      8 Agustus 2009 pada 9:13 pm

      Masa? Karena gundul yaks?

      Balas
  8. aurora mengatakan

    9 Agustus 2009 pada 2:26 am

    waaahh… bener2 bagus tuh… jadi kambing seharian… no meat, no blood, kolesterol bisa turun ne… hehehe
    salam kenal bang, dari aurora di padang….
    NB: header blognya keren….

    Balas
    • DV mengatakan

      9 Agustus 2009 pada 2:26 am

      Thanks :)

      Balas
  9. narpen mengatakan

    8 Agustus 2009 pada 10:04 pm

    Bang DV, saya suka foto2nya, terutama foto pertama ;D patungnya cute.
    Ngeliat pagoda kok jadi inget pelm jaman dulu, legenda ular putih, hehehe..
    Boleh naik ke atasnya gak bang? Buat liat2 pemandangan..
    Btw dulu saya semi2 vegetarian. Bukan karena pilihan hidup, tapi karena klo beli daging2an lebih mahal aja. Hehehe. Mental “perhitungan” mahasiswa.

    Balas
    • DV mengatakan

      8 Agustus 2009 pada 10:04 pm

      Naik ke atasnya boleh tapi cuma sampe ke level tertentu..:)

      Balas
  10. mascayo mengatakan

    9 Agustus 2009 pada 7:54 am

    kalau saya perhatikan, beberapa kali senang memfoto dengan angle menjulang. Jadi berasa kemegahannya.

    Balas
    • DV mengatakan

      9 Agustus 2009 pada 7:54 am

      Thanks :)

      Balas
  11. kris mengatakan

    9 Agustus 2009 pada 6:58 pm

    paling suka foto yg pertama :)
    btw, tehnya enak nggak don?

    Balas
    • DV mengatakan

      9 Agustus 2009 pada 6:58 pm

      Tehnya? Yo ngono kae, aku ngga terlalu bisa meng-apresiasi kadar enak nggaknya teh jhe :)

      Balas
  12. Riris E mengatakan

    10 Agustus 2009 pada 4:19 am

    photo-photonya keren (suka sama yg nomor 1,5 dan 6)…aku yakin ini disebabkan oleh kamera yang keren dan kameramen yang keren pula (yang terakhir ini bener ra yo?) hihihi

    Balas
    • DV mengatakan

      10 Agustus 2009 pada 4:19 am

      Ya, kameramen eh fotografernya yang lebih keren :))

      Balas
  13. hamlennon mengatakan

    10 Agustus 2009 pada 10:33 am

    Wah ciamik bener fotonya. Sepertinya damaaaai sekali disana….

    Balas
    • DV mengatakan

      10 Agustus 2009 pada 10:33 am

      Thanks :)

      Balas
  14. anderson mengatakan

    10 Agustus 2009 pada 9:49 pm

    Foto yang #2 begitu menarik perhatian gue, entah kenapa. Really well taken, Bro…
    Muantaabbhh…. *seperti biasa, geleng-geleng*

    Balas
    • DV mengatakan

      10 Agustus 2009 pada 9:49 pm

      Thanks Brotha! :))

      Balas
  15. arham mengatakan

    11 Agustus 2009 pada 4:05 am

    pertanyaannya… kameranya apa tuh ?… kualitas gambarnya tajam

    Balas
    • DV mengatakan

      11 Agustus 2009 pada 4:05 am

      Kameranya Canon G7 PowerShot, dipotret akhir tahun lalu :)

      Balas
  16. sawali tuhusetya mengatakan

    11 Agustus 2009 pada 10:28 am

    hmm … Nan Tien Temple, benar2 mengagumkan. tapi kayaknya fotonya kok malah lebih tampak alamiah ketimbang objek aslinya, mas don, hehehe … gambarnya benar2 tajam dan bersih.

    Balas
    • DV mengatakan

      11 Agustus 2009 pada 10:28 am

      Wah makasih Pak Sawali…

      Balas
  17. Hajier mengatakan

    11 Agustus 2009 pada 10:41 pm

    Pemandangan yang menyejukkan mata.
    Dan menyejukkan hati kalo kesampean kesana

    Balas
    • DV mengatakan

      11 Agustus 2009 pada 10:41 pm

      Thanks. Kemarilah, Mas :)

      Balas
  18. Febry mengatakan

    11 Agustus 2009 pada 8:40 pm

    Emang keren banget tuh bangunannya bos. Bagus juga kalo dijadiin kost-kostan. hehe… Di Jogja ada ga yah? hahahahaha…

    Balas
    • DV mengatakan

      11 Agustus 2009 pada 8:40 pm

      Hehehe, komentarmu meski sudah sarjana kok ya tetep aja wagu ahahah :))

      Balas
  19. vizon mengatakan

    11 Agustus 2009 pada 9:24 pm

    aku suka dengan jepretanmu Don, terutama yang kedua terakhir… magis banget… :D
    aku patut belajar banyak darimu soal jepret menjepret. dirimu tidak sekedar bisa menangkap momennya dengan baik, tapi juga bisa menghadirkan aura yang dikandung oleh gambar itu… seluruh jempol deh buatmu… :D

    Balas
    • DV mengatakan

      11 Agustus 2009 pada 9:24 pm

      Ah, Uda berlebihan :)
      Tapi makasih atas sapaan dan sanjungannya semoga membuatku semakin giat belajar dan belajar :)

      Balas
  20. edratna mengatakan

    14 Agustus 2009 pada 8:22 am

    Fotomu keren…dan kalau kesana disuguhi…wahh pasti menyenangkan.
    Kayaknya saya tak masalah deh jika tanpa makan daging….sayur dan buah kalau pintar mengolahnya sudah cukup mengenyangkan.

    Balas
  21. regie mengatakan

    28 Mei 2010 pada 12:54 pm

    keren banget boz… ga sangka ternyata ilmu nulisnya makin keren, apalagi teknik motretnya cihuy gila. keren….

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT