Mulai Mencari Kerja

7 Des 2008 | Aku

Hari yang kuceritakan ini adalah termasuk salah satu dari hari-hari yang bersejarah bagiku dalam kaitan dengan kepindahanku ke Australia. Ada dua hal baru yang kulakukan secara bersama-sama pada hari ini, melamar pekerjaan dan kembali melakukan pelayanan pada persekutuan doa/komunitas sel orang-orang Indonesia yang tinggal di Sydney, Australia.

Melamar pekerjaan adalah hal yang benar-benar baru.
Tiga puluh tahun hidup dan selama itu pula aku belum pernah merasakan melamar pekerjaan.
Adapun perusahaan tempatku bekerja selama delapan tahun ke belakang yang lalu adalah perusahaan dimana aku ikut mendirikannya, jadi aku tidak pernah melamar di tempat itu dan juga tempat-tempat lainnya.
Justru sebaliknya, menerima lamaran pekerjaan orang lain, sering kulakukan. Boleh dikatakan tiga tahun belakangan sebelum aku keluar dari perusahaan, dalam satu tahunnya aku bisa menerima 3 hingga 4 gelombang lamaran kerja untuk banyak posisi yang menjadi bawahanku.

Maka kumulai hari itu, hari ke empatbelas pada bulan yang kesebelas di tahun yang ke 2008 dalam tarikh masehi dengan sesuatu yang lain pula.
Bangun lebih pagi dari biasanya, memberi makan Simba dan mengantarkannya ke kebun belakang sembari menguntai doa yang lebih panjang dari biasanya. Aku berbicara pada Tuhan dan memohon padaNya untuk diberikan petunjuk terbaik untuk pekerjaan serta rejeki yang terbaik pula.

Lalu tak sampai sepuluh menit setelah aku mengecup bibir istriku saat ia pamit pergi bekerja, aku langsung menuju ke ruang komputer, menyalakan Powerbook 12 inch-ku lantas menancapkan kabel internet dan menunggu proses penyambungan koneksinya.
Tidak! Kali ini aku tidak akan mengerjakan proyek atau menulis blog terlebih dahulu tapi membuka beberapa situs lowongan pekerjaan dan memborbardir mereka dengan resume dan cover letter yang telah tiga hari kuamat-amati, kurevisi dan kukonsultasikan dengan istriku sebelum akhirnya semalam kami sepakat untuk bilang bahwa modal awal itu telah jadi.

Ada tiga situs yang katakanlah terbesar dalam hal pencarian pekerjaan (job hunt) di Australia sini.
Yang pertama adalah Seek.Com.Au, MyCareer.Com.Au dan yang ketiga adalah CareerOne.Com.Au. Pada ketiga situs tersebut pekerjaan-pekerjaan yang ditawarkan terpasang dengan pola akses yang cukup mudah. Kita tinggal mencari bidang pekerjaan yang kita maui dan area serta pola kerja yang kita maui lalu kita bisa melihat puluhan bahkan ratusan pekerjaan yang ditawarkan sesuai kriteria. Selain itu, untuk hasil yang lebih optimal, bisa pula kita tambahkan kriteria tanggal penayangan lowongan serta kata kunci dan hey… bahkan range gaji yang kita minta.

Bidangku yang kebetulan tak jauh dari IT, dari apa yang kulihat pada menit-menit awal pencarian pekerjaan itu memiliki tawaran pekerjaan yang cukup banyak. Bahkan boleh dibilang dalam waktu 30 menit sekali, satu hingga dua tawaran baru terdaftar pada urutan teratas.
Akupun girang dibuatnya! Bayangan untuk dapat mendapatkan pekerjaan sesuai bidang dan keinginan berada di pelupuk mata. Satu dua pekerjaan kucoba untuk kudaftar. Mengisikan identitas, meng-attach file Cover Letter dan Resume lalu menekan tombol “Sumbit”, ah kelar sudah.

Tak terasa, tak sampai satu jam aku telah mendaftar lebih dari 20 tawaran pekerjaan di salah satu dari ketiga situs tersebut. Beberapa email konfirmasi autorespon pun kuterima di Blackberry yang kusandarkan di samping Powerbook-ku. Ah, kalau sudah begini terasa betul aku tak terlalu merugi untuk membeli Blackberry yang nyata-nyata membantu proses pencarian pekerjaanku.

Lalu tiba-tiba ketika aku sedang asyik mencari dan terus mencari, blacberry ku berdering tanda sebuah panggilan masuk. Jantungku berdegup kencang! Aku bertanya-tanya siapa gerangan yang menelpon dibalik sana.
Ah tapi mungkin istriku, atau beberapa teman yang memang sudah kuberitahu perihal nomerku yang baru…

“Halo…”
“Hi Donny how are you?”
Omaigod, ini telepon dari bule!
Segera kumatikan musik akupun berjingkat ke arah ruang makan karena seperti yang sudah-sudah, sinyal telepon dari ruang komputer sini tak terlalu bagus untuk melakukan maupun menerima panggilan telepon.

Dan ternyata bule itu melakukan konfirmasi dan sedikit interview lewat telepon terkait dengan salah satu pekerjaan yang ku-apply beberapa jam sebelumnya.
Ia bertanya tentang banyak hal dalam telepon yang tak kurang dari 10 menit itu. Mulai dari ijin kerja yang kupegang, berapa lama tinggal di Australia, pekerjaan apa yang kucari, skill teknis yang kumiliki hingga waktu kesediaan untuk bekerja.

Setelah telepon ditutup aku kembali ke ruang komputer untuk melanjutkan mencari pekerjaan.
Sungguh aku ingin mengucapkan terimakasih pada bule yang barusan menelponku itu tadi. Perkara itu benar atau nggak, dapat pekerjaan atau tidak akan tetapi suara lantangnya dan rangkaian pertanyaann yang dilepaskan dengan nada memburu itu membuatku semakin bersemangat dan membesarkan hatiku bahwa aku datang dengan pengalaman yang boleh dibilang lebih dari cukup untuk menjadikanku berada pada posisi yang lebih baik dari sekadar menjadi tukang cuci piring sekalipun.

Waktu kemudian terus bergulir tanpa dapat kuhentikan geraknya. Tak terasa sudah pukul 3.00 pm dan entah sudah berapa banyak pekerjaan yang ku-apply seharian ini. Lalu tiba-tiba aku sadar bahwa ini adalah hari Jumat dimana nanti sore aku harus mmelakukan pelayanan pada komunitas sel seperti yang telah kujanjikan pada pengurusnya seminggu yang lalu. Mereka memintaku untuk bermain musik (gitar) serta membawakan firman dan memberikan sedikit penjelasan tentang firman tersebut. Sementara Joyce, istriku dimintanya pula untuk menjadi pemimpin acara atau yang dalam lingkunganku dikenal sebagai worship leader.

Proses pencarian pekerjaan kutinggalkan barang sejenak. Aku naik ke atas mengambil kitab suci lalu membawanya ke bawah untuk membaca dan memahaminya dalam-dalam. Tiga puluh menit kemudian aku menutup kitab suci tersebut dan sudah mencoba menyaripatikannya ke dalam sebuah notes kecil. “Cukup!”gumamku.

Aku selalu berpikir bahwa untuk memberikan renungan seperti malam nanti tidaklah boleh seperti jualan jamu yang mengungkapkan semuanya secara mendetail dan terurai. Bagaimanapun juga firman adalah perkara yang sangat subyektif. Kalau aku membawakan secara detail maka firman itu memang akan menjadi detail betulan tapi menurut versiku. Sementara versi bisalah bermacam-macam tapi tidakkah kita menyadari bahwa siapa empunya firman itu sesungguhnya? Maka biarlah aku hanya menyampaikan garis besarnya saja dan mempersilakan Tuhan, Sang Empunya Firman tersebut untuk meresapkan detailnya ke dalam hati setiap orang yang mendengarkan.

Lalu, aha… kuambil gitarku. Terbilang lebih dari tiga hari tak kusentuh dan kumainkan. Bagiku memainkan dan mempersiapkan lagu-lagu untuk pelayanan nanti jauh lebih mudah ketimbang menyiapkan firman :)
Tapi malam ini akan berbeda! Seperti yang sudah kubilang dalam catatan sebelumnya, setelah lebih dari delapan tahun berpacaran dan kami sama-sama melakukan pelayanan dia dua tempat yang terpisah, malam ini untuk yang pertama kalinya aku akan melakukan pelayanan bersama Joyce.
Nervous sudah barang tentu ada!

Pukul 6 sore! Joyce pun tiba di rumah dan sebuah percakapan kecil terjadi.

“Gimana tadi nyari kerjanya?”

“Hmmm OK! Ternyata banyak juga yang fieldnya sama dengan bidangku ya.”

“Iya, jelas! Kan aku sudah bilang sebelumnya…” ujar Joyce sambil menyeduh teh di dapur.

“Trus tadi aku ditelpon bule!”

“Oh ya? Kok kamu tau itu bule? Darimananya ?”

“Hahaha… iya, ya!” Tiba-tiba aku merasa menjadi sangat pandir.

“Iya! Mungkin bule mungkin juga bukan tapi pokoknya ngomongnya pake Enggres! Hehehe.. anyway, dia bilang dari agent apaa gitu aku lupa. Cewek sih. Dia nawarin untuk diajukan sebagai front-end developer ke perusahaan telekomunikasi besar di sini…”

“Oh, good!”

“Iya heheh doakan saja! Oh ya, kamu udah siap untuk pelayanan malam ini, Hon ?” tanyaku padanya sambil menyeruput teh yang telah sedikit dingin karena kubuat sekitar setengah jam sebelum Joyce tiba.

Kamipun berlatih sebentar. Joyce bernyanyi dan aku bermain gitar. Sesudahnya kukeluarkan notes kecil berisi rangkuman penjelasan firman yang telah kubuat tadi dan kudiskusikan bersamanya.

Pukul 7.30 pm atau tiga puluh menit sebelum acara komunitas sel dimulai, aku dan Joyce segera bergegas bersiap. Sepuluh menit kemudian, Dewi, teman si Joyce yang siang tadi berjanji untuk menjemput kami menuju tempat komunitas sel diadakan pun datang di saat hujan mulai turun dengan derasnya.

Kutenteng hardcase gitar di tangan kiri dan tas berisi alkitab dan notes serta beberapa buku rohani kepunyaanku di tangan kanan. Kamipun berangkat.

Joyce duduk disebelah Dewi di depan sementara aku sendirian di belakang. Aku mengelus-elus box gitar yang tak sengaja kumasukkan ke dalam bagasi. Bagaimanapun gitar adalah barang yang sangat kusayang dan melibatkannya ke dalam pelayanan malam ini, aku merasa perlu untuk mengelus-elus box-nya sembari berharap ia bisa memiliki jiwa pula dan bisa kuajak bicara melalui elusan-elusan itu.

Hujan malam itu sungguh berderai dengan derasnya. Sementara obrolan di antara Joyce dan Dewi berlangsung begitu hangat, tiba-tiba aku merasakan setetes air hangat mengalir dari sudut mataku.

Ada sedikit haru, betapa akhirnya aku telah berjalan semakin jauh dan jauh di dalamNya.
Sigap cepat kulap airmata itu, segera kukembangkan senyum menatap Joyce yang matanya ternyata sempat mencuri pandang ke arahku melalui kaca spion tengah yang tak kusangka menjangkau arahku.

Kamipun beradu senyum, aku menghela nafas dan membiarkan semuanya terjadi menjadi yang terbaik oleh karenaNya …

Sebarluaskan!

23 Komentar

  1. migrasi dari owner ke pekerja ya… senasib juga neh, good luck 4 your new path :D

    Balas
    • :) You too, mate!

      Balas
  2. ikutan dong. ikut kerja di oz. hehehe

    Balas
  3. Ahh Donn, ternyata engkau perasa sekali ya, dan mudah terharu…..
    Senang membaca tulisanmu yang ditulis dengan hati ini..
    Semoga segera mendapatkan pekerjaan yang cocok.

    Balas
    • Hehehe jadi malu, Bu! Saya memang sangat perasa… Terkadang melebihi apa yang Joyce rasakan, Bu.
      Doakan saya ya, Bu!

      Balas
  4. don, nggolek gawean ki kaya nggolek bojo. jd kudu akeh le ndonga. trus… carilah dulu Kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. hehehe. tenan kui.

    Balas
    • Wes ra kurang dongaku, Kris.
      Rengkete ngluwihi rengkete utangku jaman mbiyen jhe hehehehe.
      Dongake yo, Kris!

      Balas
  5. semoga lancar dengan lamarannya, mas donny, dan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diinginkan. sukses selalu buat mas donny.

    Balas
  6. Endingnya keren banget don, Berbagi senyum. Proses mencari kerjanya kayaknya kali dengan adu senyum itu. Ehm

    Balas
  7. Semoga dilancarken usahanya kedepan dan mendapatkan pekerjaan yang membawa berkah..

    Balas
  8. kelihatannya cr kerja Ausie mudah ya, kl di indo kok susaaaaaaaaaaaaaah :mrgreen:

    Balas
  9. Tulisan yang jujur dan menyentuh. Smoga cepet dapat kerja ya Mas!

    Balas
  10. Quote: aku menghela nafas dan membiarkan semuanya terjadi menjadi yang terbaik oleh karenaNya ..
    Kalau kita sudah berserah padaNya seperti ini, apapun bisa dengan lega dan hati lapang dijalani ya Don.
    Ahhh aku juga rindu melayani lagi. (Sabar..sabar…)
    EM

    Balas
  11. Semoga cepat tersangkut, Dab. Biar kamu nggak di rumah terus. Ayo, sing optimis!
    Biar Windy juga tersenyum riang :)

    Balas
  12. sepertinya cepet dapet kerja nih..kalau diliat sistem dan prosedur sangat enak, ngebayangin di Indonesia yang masih manual membawa lamaran kemana mana? kirim pos…
    semoga mendapat yang dimau..
    Jangan lupa makan makan..he

    Balas
  13. Ketik reg spasi donny spasi doa yang terbaik, sent! :)
    Nomor bisa diakses oleh semua provider, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, gratis selamanya….

    Balas
  14. Talenta yang telah Tuhan berikan buat kita, sudah selayaknya dipersembahkan kembali untuk kemulianNya.
    Semoga segera dapatkan pekerjaan yang terbaik,yang seturut dengan kehendak Tuhan. Do your part and let Him do the rest. GBU.

    Balas
  15. I am proud of you bro… :)

    Balas
    • Sis! Long time no see! Thanks untuk kata-katanya. Kamu juga adalah orang yang sangat berperan dalam pelayananku lewat apa yang pernah kita lewati dulu di Rhema :)
      Salam untuk suami dan ah iya. kapan anak kembarmu lahir ? Kabar-kabari ya!

      Balas
  16. Ternyata dibalik penampilan seorang Rockstar… jadi makin percaya yang kamu bilang dulu Don:- “Hehehe kayaknya hampir smua sifat ada sample2nya dalam diriku, Yoga :)”
    Tetap semangat ya! Jika sudah berusaha kemudian pasrahkan hasilnya pada Tuhan. :D

    Balas
    • Rockstar? I am hahahah!
      Ya, aku slalu memasrahkan hasilnya pada Allah.
      Istilah kata, I ll do the best and God do the rest.. semoga “rest” bukan berarti istirahat hahaha!

      Balas
  17. Wah…baca kisahmu…aku sangat bersyukur, kalau kamu sekarang aktif lagi di pelayanan…Aku selalu berdoa untukmu, Don! Miss you bro!

    Balas
  18. hai DV..
    aku melihat sisimu yang lain dalam postingan ini :)
    BTW..aku mau ijin obrak abrik blog mu ya :)

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.