Aku diajar Pak Harjo hanya setahun di De Britto dulu.?Orangnya ?jawa? sekali. Kalau ngendikan lembut, suaranya lirih dan stabil… lirihnya.
Ia ngajar Kimia dan karena mata pelajaran yang diajarnya itu, pikiran liarku waktu itu berkhayal jangan-jangan Pak Harjo ini cuma lembut di permukaan tapi kalau sudah di laboratorium, tepercik cairan kimia sedikit langsung berubah seperti Hulk, manusia yang menjadi mutant karena terpapar radiasi kimia dalam komik-komik Amerika!
Tapi karena aku tak suka Kimia, peredaran Pak Harjo tak terlalu kuikuti. Ia bukan salah satu guru favoritku lagipula…
Baru setelah lulus SMA dan kenal beberapa alumni yang kerap bercerita tentang guru-guru tua, nama Pak Harjo kukenal lagi. Ternyata, selain piawai dalam Kimia, waktu muda beliau adalah pemain wayang orang yang cukup punya nama di Jogja.
Menurut poster yang kudapat di bawah, ?Pak Harjo yang nama lengkapnya Harjo Sudiro itu gerah. Entah apa…
Segala daya upaya dilakukan Pak Harjo dan keluarga untuk mengongkosi biaya itu. Salah satunya menarik, ia melelang motor kesayangannya, Suzuki FR80 Tahun 1977 yang dulu ia kendarai setiap harinya.
Lelang dilakukan tertutup hanya untuk alumni SMA Kolese De Britto yang adalah bekas murid-muridnya sendiri. Kawan-kawan dari De Britto Business Community (DBBC) memfasilitasi proses pelelangannya.
Ini adalah pelajaran bagus, amat bagus.
Meski tak lagi memegang pena dan kapur serta tak berdiri di muka kelas , Pak Harjo tak berhenti mengajar kita, murid-muridnya.
Ia tak mau berpangku tangan menerima sumbangan begitu saja dari para donatur. Ia menunjukkan martabat sebagai manusia yang tak berhenti berusaha meski itu ?hanya? melelang sepeda motor butut, meski itu menyangkut barang kesayangan yang mendampinginya puluhan tahun mengajar di kolese tercinta.
Maturnuwun pelajarannya, Pak Harjo. Enggal dhangan, Berkah Dalem!
Latest Update:
Tulisan ini mendapat tanggapan langsung dari keluarga Pak Hardjo. Ternyata saat ini Pak Hardjo sudah sehat kembali. Berita tentang motor yang dijual adalah benar, tapi bukan dalam rangka pengobatan lebih karena beliau sudah tidak diijinkan untuk mengendarai sepeda motor lagi.
Secara pribadi, saya mohon maaf tapi setidaknya esensi dari tulisan ini tetap harus tersampaikan…
Berkah Dalem,
Semoga beliau bisa sembuh