Minumlah (alkohol) dengan penuh rasa tanggung jawab!

24 Apr 2017 | Australia

Tulisan ini merupakan bagian dari rangkaian tulisan bertema?minuman alkohol di Australia.

Dari dua tulisanku sebelumnya terkait serial ‘Alkohol di Australia‘, ada seorang pembaca yang menghubungiku dan bertanya, “Mas, bagaimana dengan orang-orang yang tak diperbolehkan minum minuman alkohol karena aturan agama? Adakah pesta-pesta di Australia juga menyediakan minuman non-alkohol?”

Fakta! Mendebarkan atau menyenangkan? :)

Oh jelas!
Pesta di sini tak hanya menyediakan minuman beralkohol tapi juga minuman-minuman non-alkohol. Alasan keberadaannya pun tidak melulu karena agama. Ada yang memilih abstain tak minum minuman alkohol karena alasan kesehatan, ada juga alasan lain karena sesudah pesta ia misalnya harus nyetir kendaraan pulang atau besok paginya masih ada komitmen sesuatu yang tak bisa ditinggalkan dan membutuhkan kesadaran penuh.

Penyedia pesta biasanya menyediakan minuman-minuman non-alkohol seperti aneka ragam juice, minuman bersoda, teh, kopi hingga air putih biasa.

Bir temulawak-nya Australia, Bundaberg!

Tapi ada juga minuman bersoda yang memiliki rasa amat mirip dengan beer namun mengandung zero alcohol yaitu ginger beer atau yang di Indonesia dikenal sebagai bir temulawak.

Karena ini adalah tulisan terakhir dari rangkaian ‘Alkohol di Australia‘ (kecuali jika di masa datang aku memerlukan untuk menulis lanjutannya) maka aku juga ingin berbagi perilakuku dalam mengkonsumsi alkohol.

Aku bukanlah konsumen kelas berat alkohol. Setiap hari aku memang mengonsumsi alkohol tapi aku mengkhususkan diri pada anggur merah (red wine) jenis Cabernet Merlot. Takaran konsumsiku pun di bawah standard yaitu sekitar 150ml, setengah gelas kecil yang kuminum sepulang kerja. Dalam seminggu, biasanya aku menghabiskan satu botol wine (750ml). Budget yang kupakai biasanya kubatasi hingga maksimal $15 per botol. Aku tak mengkonsumsi bir, white wine apalagi spirit sehari-hari.

Pada acara-acara tertentu seperti pesta atau meeting, sebulan sekali, aku mengonsumsi alkohol lebih banyak dari biasanya dan pilihan biasanya jatuh pada beer terutama craft beer, beer yang dibuat secara istimewa ketimbang beer-beer pabrikan biasa. Berapa banyak? Untuk takaran sedang aku biasa minum cukup tiga hingga empat botol bir, tapi untuk takaran tinggi… hehehehe, jangan kaget kadang aku dan kawan-kawan bisa minum hingga 12-15 botol.

Banyak ya? Hehehe, tapi itu dulu! Sekarang sudah amat jarang kecuali mendapatkan ijin khusus dari Joyce, istriku. Kenapa perlu ijin khusus karena biasanya pesta diadakan pada Jumat sore/malam. Kalau aku minum banyak, 12 – 15 botol, keesokan paginya aku akan mengalami hangover padahal aku harus mengantar anak-anakku kursus ballet sabtu pagi jam 9:30! Jadi, bisa dibilang beberapa tahun belakangan aku sudah tak pernah minum beer secara berlebihan. Cukup tiga-empat botol lalu cabut! Ya, cabut alias pulang saat pesta masih berlangsung adalah kuncinya. Semakin kita berlama-lama, semakin kita terbujuk untuk minum terus dan terus dan terus…

Drink responsibly!

Bagaimana dengan perilakumu dalam minum minuman berlakohol? Apapun itu, jadilah yang terbaik untuk dirimu sendiri dan keluarga. Jangan minum karena kawan lainnya juga ikut-ikutan minum. Menyitir semboyan yang dipaparkan pemerintah Australia tentang budaya minum, minumlah dengan penuh rasa bertanggung jawab (drink responsibly). Artinya? Bertanggung jawablah terhadap hal-hal yang ditimbulkan dari perilaku minum minuman berlakoholmu! Jangan salahkan pemerintah, jangan salahkan penjual minuman apalagi jangan salahkan pemeluk agama lain yang kamu anggap memanas-manasi untuk terus minum dan minum lagi…

Angkat gelasmu, Kawan! Kalau mampir ke Sydney kabar-kabar ya, kita bersulang bersama!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.