Merpati Berkaki Satu, Sepagi Itu

24 Mar 2009 | Cetusan

1

Kepada siapa kita harus berkaca?

Kepada cermin?
Tidak bosankah kita berkaca pada diri sendiri sementara diri sebenarnya ingin berkaca dari yang lain sekali tempo?

Kepada sesama manusia?
Tidak khawatirkah kita pada justru timbulnya rasa membanding-bandingkan dan pada akhirnya malah menggulirkan kita pada lembah iri, dengki, pengidolaan yang semu apalagi minder?

Kepada Tuhan?
Hmmm are you OK?????

Pagi tadi aku bertemu seekor merpati berkaki satu yang sedang mengais-ngais remah makanan di depan Queen Victoria Building. Entah bagaimana ia bisa hanya memiliki sebelah kaki. Barangkali kecelakaan atau mungkin Tuhan memang hanya menaruh satu kaki saja semenjak ia dilahirkan…

Hatiku berpijar melihat kemuliaan merpati itu dalam menerima kenyataan hidup.
Ia tak pernah mengeluh. Kalaupun mengeluh Tuhan tak memberinya suara yang sanggup kumengerti bahasanya, sayangnya.

Aku terpikat pada caranya tetap tegar dan bersemangat menyambut hari yang masih pagi itu.
Mengatur keseimbangan tubuhnya dengan sebelah kaki untuk mematuk lalu tegap kembali, mematuk dan tegap lagi kemudian dengan sekuat tenaga melompat, berpindah ke tempat lain sambil berharap mendapatkan remah-remah yang lebih baik. Selepas kenyang dengan satu kayuhan ia pun terbang untuk kembali ke rumah.
Seperti ia tak menyempatkan diri untuk mengasihaninya sendiri dan tak pula melonggarkan waktu padaku untuk lebih lama berkaca darinya.

Ia terlalu istimewa sepagi itu…

Sebarluaskan!

54 Komentar

  1. Aahh…aku terharu membaca renungan ini.
    Reminder.. reminder..
    thanks, mas..

    Balas
  2. manusia sering mengeluh.. kalo ngeliat kondisi temen-temen kita yang “berkebutuhan khusus” yang pantang menyerah, harusnya kita yang “sempurna” ini malu..

    Balas
    • Betul, Mas.. Betul sekali ituw

      Balas
  3. hikmah bisa dipetik bahkan dari makhluk terlemah sekalipun. sekali tempo tataplah mentari, bukan pada kehangatannya, tetapi pada kerelaannya untuk dibakar demi kehidupanmu… sepandai-pandai orang adalah yang pandai bersyukur.
    selamat pagi mas. sepagi ini saya sudah meracau di blog sampean :))

    Balas
  4. kok aku jadi terharu ya? … :(

    Balas
    • Sama :)

      Balas
  5. Dalem…

    Balas
    • Banget… :)

      Balas
  6. Ngenes lihatnya Don…
    Aku jadi ingin nangis.

    Balas
    • Betul… apalagi waktu aku ngeliat langsung, langsung kujepret..:)

      Balas
  7. Dan tahukah kau, Don, makanan cicak itu?
    Bukankah ia tidak memiliki sayap seperti nyamuk?

    Balas
    • Hmmm aku masih belum paham komentarmu, Dan. Kalau ada waktu tolong dijabarkan, sepertinya menarik, Sobat :)

      Balas
  8. Merpati itu pastilah makhluk yang sangat berharga sehingga ia dimampukan hidup dengan segala keterbatasannya.
    Merpati itu pastilah makhluk yang sangat berharga, dipakai sebagai sarana untuk membuat kita (dan mungkin banyak orang lain lagi) bisa berkaca dan belajar nilai kehidupan darinya.
    Hiks… jadi terharu…
    Kalau aku ada disana,
    apa merpati itu akan senang ya kalau kubelai untuk menyatakan rasa haruku? untuknya?

    Balas
    • Aku jadi ingat perkataan seseorang pada Yesus tentang kenapa mesti ada orang sakit:)
      Kalau kamu ke sini membelai dia, bisa-bisa kamu kena sue karena mengancam hidup wildlife…
      Di sini, terkadang, menolong malah bisa kacau, Mbak :)

      Balas
  9. haruskah kita belajar dari merpati berkaki satu itu mas donny, yang bisa demikian tabah menjalani takdar dan suratan nasibnya, tanpa harus mengutuk dan menyumpah2, hehehe … kok beda banget dng manusia, ya, mas, diciptakan sebagai makhluk yang “sempurna” tapi selalu saja merasa kurang, haks.

    Balas
    • Sangking kurangnya sampe korup ya, Pak :)
      Tapi Pak Sawali kok bisa tahu kalau mereka tak mengutuk diri dan menyumpah-nyumpahi Tuhan? Apa Pak Sawali tahu bahasa mereka? Heheheh, becanda Pak Guru :)

      Balas
  10. kamu bis “menyadari” keadaan merpati itu karena matamu terbuka don. Jika tidak, maka tidak akan kelihatan apakah merpati itu berkaki satu atau tidak. Siapa yang membukakan matamu? Karena sebetulnya terkadang mata kita terbuka tapi tidak melihat. Pasti jiwamu… ya ada sesuatu yang menggerakkan penglihatan mu sehingga bisa menangkap “cermin” ini. Aku besyukur karena aku jg bisa merasakannya karena telah kamu tuliskan.
    semoga mata kita bisa “terbuka” terus akan peristiwa di sekitar kita, dan mengambil maknanya.
    Apa rencana untuk Paskah?
    Aku akan bikin oikumene dengan kotbah dari pendeta yang dulunya anggota Yakuza. I am looking forward to hear his preach!
    GBU friend
    EM
    EM

    Balas
    • Komentar yang sangat memberi kesimpulan dengan bagus, Mel.
      Paskah ini, aku akan tetap mengikuti triduum sekhidmat mungkin, lalu abis upacara Good Friday, with my friends, aku akan pergi ke Port Stephen, tiga hari holiday di sana.
      Kayaknya seru :)

      Balas
  11. walah menjadi pembelajar dlm setiap kesempatan adalah mendewasa dalam peneguhan jati diri
    merpati berkaki satu itu terus bersemangat untuk hidup dan mengisi hari harinya mengalahkan saya yang kadang kehilangan semangat untuk menjalani hari harinya

    Balas
    • Mas Totok, Anda sekali waktu juga bisa dan boleh lho menuliskan pelajaran dari alam yang ada di sekitar Anda di blog Anda.
      Pasti banyak dan memikat tho!
      Dadi ora mung cerita kambing tertawa atau temu blogger yang bikin iri itu hihihihi:)

      Balas
  12. hiks
    byme kok malah nangis

    Balas
  13. Mas sedang merenung tapi ya sempat-sempatnya nyari angle foto yang apik buat moto merpatinya…
    pake kejar2an gak mas
    (udah banyak komen seriusnya, komen ngasal ya….hehehe)

    Balas
    • Hehehe, bahasa kerennya “contemplacio in actio” Dik :)
      Berkontemplasi di tengah kegiatan :)
      Aku gak pake kejar-kejaran karena di sini burung nggak ada takutnya sama manusia, mereka biasa hidup dihargai :)

      Balas
  14. Kadang kita bisa berguru pada ketegaran alam dan mahluk lain.
    Bahkan merpati berkaki satu itu.
    Jadi membuaat kita semangat jalani perjuangan.

    Balas
    • Betul, Mas.. meski sebenarnya yang saya ingin tahu adalah bagaimana perasaan para makhluk itu ketika melihat kita. Jangan-jangan mereka juga tersemangati melihat kita yang lesu gara-gara melihat mereka ya :)

      Balas
  15. *ngambil tissue*
    baca renungan ini malem2 bikin jadi eling ya mas…bahwa hidup itu harus disyukuri bagaimanapun susahnya, wong dikasih hidup aja udah syukur :D

    Balas
    • Benar, hidup ini adalah anugerah tapi kadang kita minta lebih…

      Balas
  16. terima kasih, aku merasa diingatkan :)

    Balas
    • :) Good luck!

      Balas
  17. Aku tertarik untuk sharing pendapat lagi di sini Don. Aku jadi ingat dengan kalimat:- Hidup bukan hanya untuk diratapi! Hidup untuk dijalani, seberapa pun besarnya tantangan menghadang, seberapa pun besarnya perjuangan harus ditempuh! Hidup bukan tentang apa yang kau inginkan dan apa yang tidak kau inginkan! Dan bahwa hidup mesti dijalani dengan apa yang ada, bukan dengan apa yang seharusnya ada
    sama halnya dengan cicak yang disebut Daniel, merpati itu menegaskan, semua kalimatku tadi sekaligus mengingatkan, dengan keterbatasannya, akan ada rejeki untuknya. Ada welas asih untuknya.
    Tuhan Maha Pemurah.
    Selamat berlibur. :)

    Balas
    • Orang Bijak itu bilang “Bahkan burung udara yang tidak menanam dan memetik pun mendapatkan makanan” :)
      Salut!

      Balas
  18. Salut buat penglihatan yang punya Blog!
    Menuangkan apa yang dilihat, menjadi penghangat non alkohol

    Balas
    • Hehehehe, tapi saya ndak tau waktu menulis ini pake alkohol apa nggak jhe, Dab :)
      Piye kabare? Njanur gunung!

      Balas
  19. Sebetulnya kita bisa belajar dari lingkungan keseharian kita, jika kita mau membuka mata dan telinga lebar-lebar.
    Dan kemudian, kita akan mensyukuri apa yang telah kita peroleh selama ini.

    Balas
    • Betul, Bu.. kata kunci dan tujuannya adalah Syukur..:)

      Balas
  20. Ayo syukuri keadaan kita saat ini. Terlalu banyak karunia yang diberiNya. Takkan sanggup kita menghitungnya. Jangan merutuk, jangan mengeluh, semangat….!
    Contoh (hikmah) bagus memang bertebaran di sekitar kita bila kita mau mencermatinya..
    Oh ya, terimakasih Mas DV untuk segala yang telah dibagi, hari ini tepat setahun saya ngeblog..

    Balas
    • Selamat Suhu Suhadi, langgeng terus blognya:)

      Balas
  21. Ini dalem banget Don, bikin merenung namun juga beryukur disaat yang bersamaan.
    Betapa Tuhan amat pemurah dan amat penyayang….
    Apa kabarmu Don….Miss you…*lebayyyyyyyy*

    Balas
    • Amen!

      Balas
  22. Belajar Hidup bisa dari siapa saja dan dari mana saja.
    Hari Ini saya belajar dari mas DV dan mas DV belajar dari manuk Dara.
    Matur sembah nuwun mas

    Balas
    • Sami-sami, Mas

      Balas
  23. jika dengan satu kaki saja dia bisa…masa kita dengan dua kaki gak bisa…maka bersyukurlah dengan apa yang kita miliki, belajar dari merpati

    Balas
    • Betul, Mas…
      Intinya, kalau kita diberi kelebihan kenapa nggak bisa berbuat lebih dari yang kurang ya :)

      Balas
  24. Oh my God!
    Aku lupa kalau kamu adalah penulis yang sungguh hebat, Donny..
    Aku suka sekali sama postinganmu yang ini; sederhana, nggak terlalu panjang, tapi pesan moralnya dapet banget!
    (kangen euy, udah lama nggak ngobrol… nyapa napa kalau ketemu di YM… hehehehe)

    Balas
    • Hanya debulah aku di alas kakimu, Lala.
      Kamu adalah penulis besar dan hebat, sementara aku masih mengupasi hal-hal kecil untuk dijadikan tulisan.
      Doronglah aku, supaya tak tertatih dalam menulis:)

      Balas
  25. Padahal kita sempurna ya…
    Tapi selalu berkaca pada kesempurnaan lain..
    Huff, merpati berkaki satu…

    Balas
    • Kita tidak sempurna, Mas…
      Tuhan yang sempurna, dan kita selalu berusaha mendekatiNya

      Balas
  26. membayangkan saya langsung melihat dan memaknai burung dara berkaki satu di sepagi itu …
    simple but still inspiring ..

    Balas
    • Suwun :)

      Balas
  27. Kadang mahluk selain manusia itu merasa iba ketika melihat kita berleha-leha dan berpangku tangan untuk kebaikan.

    Balas
    • Hahaha, saya suka komentar Anda. Mengambil sisi lain dari tulisan ini.
      Cerdas!

      Balas
  28. wah ini ilustrasinya sip banget membuat kita berpikir saaat melihat burung sara berkaki satu suatu hikmah buat kita semua
    salam kenal mas dan silaturrahmi

    Balas
  29. 1. Donny mengajak kita semua utk belajar mengamati hal – hal sederhana yang melintas dalam perjalanan hari… sebab tidak jarang, Tuhan memberi pelajaran melalui hal yang tidak biasa, juga dalam sekejap…..
    2. Merpati adalah lambang ketulusan yang diajarkan Yesus… burung2 di langit adalah lambang pemeliharaan Tuhan terhadap kehidupan ini… dan pada suatu pagi.. seekor merpati berkaki satu dibidik lensa kamera sahabat saya untuk dijadikan sebuah perlambang lagi….. apa? hidup yang sempurna adalah berani menjalani ketidaksempurnaan dengan tidak menyalahkan keadaan, tetapi menerima dan melanjutkannya……..
    BRAVO Donny “Bassistnya BLITZ….. hehehheh

    Balas
    • Bravo, Endang!
      Selamat menjalani pekan suci dan mempersiapkan diri menjelang Paskah :)

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.