Mereka hebat karena bapaknya lurah, Le!

30 Okt 2023 | Cetusan

Kadang semua itu jadi salah kaprah kalau kita memandangnya dari sisi yang salah.

Steve Jobs, Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Ketiganya pemuda putus kuliah dan ketiganya sosok besar dalam sejarah IT dunia. Steve berjasa memulai Apple Inc, Bill Gates membangun Microsoft dan Mark berjasa memulai Facebook di era 2000an. Kenapa mereka sukses? Karena mereka cerdas! Bukan karena mereka DO dari kuliah. 

Namun sayangnya, ada banyak orang mengambil cara pandang sebaliknya, bahwa karena mereka tidak lulus kuliah itulah yang membuat mereka sukses!  Dulu aku pernah berpikir sepicik itu juga. Untunglah sebelum akhirnya pindah ke Australia, aku insap dan bertekad menyelesaikan kuliah S1-ku. Di hari wisuda aku jadi satu dari yang paling tua. Nggak papa setidaknya aku setia pada proses.

Hari-hari ini aku jadi ketar-ketir bagaimana anak-anak muda akan menaruh sudut pandang melihat fenomena yang terjadi belakangan.

Anak Bungsu Pak Lurah tiga hari untuk masuk partai tiba-tiba langsung jadi ketuanya! Stempel di kartunya pun bahkan belum kering tapi dia sudah nangkring di pucuk pimpinan mengalahkan yang lain yang barangkali sudah berproses hingga tahunan!

Anak Pak Lurah yang satunya lebih serem lagi! Ditunjuk jadi bacawapres padahal umurnya belum mencukupi! Untung punya paman yang dengan ketokan palunya bisa jadi juru ketok mejik aturan… Alhasil dia pun jadi bacawapresnya membuat orang-orang lain yang selama ini sudah gede kepala karena kepalanya bakal tampak di kartu suara pun ngaplo alias ndlongop alias plonga-plongo!

Kenapa kedua anak pak lurah itu sukses?
Karena keren? Belum tentu karena siapa bisa membuktikan kalau semua diputuskan dengan grusa-grusu, kesusu! Mereka sukses karena bapaknya Lurah dan orang-orang di sekitarnya ingin mendapatkan restu dari Lurah dengan cara mengangkat mereka.

Jadi, sebelum banting stir untuk terjun ke politik atau dunia apapun di masa depan nanti, tepang awak dulu! Ndelok githok dulu!

Ambil kaca dan katakan pada sosok yang ada di dalam kaca itu bahwa meskipun kamu cerdas, meskipun kamu memikat dan tatap matamu teduh tapi kalau bapakmu bukan siapa-siapa dan pamanmu juga tidak punya kuasa, jangan mimpi bisa jadi seinstan mereka!

Kamu juga sebenarnya gak harus jadi pemimpin kalau memang gak ada garis tangan ke situ. Tekun saja dalam berproses sambil terus mengutamakan etika juga norma nanti Tuhan akan bekerja dengan caranya sendiri.

Ketika akhirnya kamu memang digariskan jadi pemimpin, jangan takabur!  Jangan jadi kacang lupa kulitnya. Jangan jadi penis yang lupa pada kulup yang pernah melindunginya. Ingatlah jalan yang kamu tapaki sejauh ini karena itu akan jadi jalan terbaik untukmu lengser nanti.

Jangan lompat, jangan menginjak kepala-kepala yang selama ini menyanggamu. Jangan pula jadi malas turun karena keenakan di atas karena dijatuhkan itu ndak enak, Le. Nek ra ngandel tanya saja pada orang-orang di Cendana itu…

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Lagi nyindir ya?

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.