Menjaga jarak terhadap dunia, tidak lekat tidak lepas

31 Jul 2019 | Kabar Baik

Yesus hari ini bicara tentang siapa yang tidak dapat menjadi murid-Nya. Begini Ia berkata, ?Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.? (Lukas 14:33) ?Melepaskan diri dari segala milik? adalah hal yang bisa kita maknai sebagai usaha kita untuk tidak lekat terhadap segala milik.

Apa milikmu?
Apa yang akan terjadi jika suatu waktu hal yang kau miliki tidak lagi ada bersamamu?

Lekat atau tidak lekat

Handphone, misalnya.

Ada banyak orang yang setiap lima menit merasa harus buka handphone untuk check apapun. Mulai dari nonton film, mantengin social media hingga terjun ke puluhan Whatsapp Group yang membicarakan banyak hal. Suatu waktu, ketika sedang pergi ia lupa membawa charger dan batere ko?it, bingungnya setengah mati!

Bahkan sedang ikut misa di Gereja, handphone pun ditaruh tak jauh dari pandangan mata sehingga ketika ada notifikasi tertentu, mata tinggal dilirikkan, kalau tak penting abaikan, kalau penting langsung diambil diam-diam dan dibuka.


Itulah kelekatan.

Sikap kita untuk lekat terhadap hak milik tidak disukai Yesus karena hal itu membuat seseorang tidak total dalam kita melekat kepadaNya. Sayangnya kita ini bukan double-tape yang bisa melekat di dua sisi sama kuatnya. Kita adalah manusia yang ketika melekat di satu hal, maka terhadap hal lain tak bisa kita lekat sama kuatnya!

Tapi persoalannya sekarang, kalau kita berhasil melepaskan kelekatan, haruskah kita meninggalkan hal-hal yang kita miliki itu seutuhnya?

Tidak melekat dan tidak melepas

Bagiku, tak semuanya harus demikian.

Kalau misalnya yang kamu miliki adalah narkoba atau senjata yang dilarang tentu harus ditinggalkan sejauh-jauhnya karena hal itu melanggar hukum.

Tapi untuk hal-hal yang sifatnya tidak melanggar hukum, sebelum kita putuskan untuk meninggalkan, kita diajak untuk berpikir adakah yang bisa kita manfaatkan dari hal tersebut untukNya?

Jangan-jangan ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa kita lakukan dengan hal yang kita miliki tadi yang semuanya akan membuat nama Tuhan makin dipermuliakan?

Contohnya kembali ke soal handphone tadi.

Kita tak perlu buang handphone kalau itu adalah alasan untuk membuat kita tak lekat. Handphone-nya nggak salah apa-apa. Kita yang salah memposisikan diri terhadapnya.

Ada banyak hal positif yang bisa kita lakukan dengan handphone. Kita bisa menjalin komunikasi dengan banyak kawan dan saudara melalui handphone. Kita bisa membaca konten-konten positif yang membangun diri kita melalui handphone. Kita bahkan bisa ikut membagikan Kabar Baik melalui handphone.

Di hari peringatan Santo Ignasius ini, kita diingatkan untuk tidak lekat pada hal-hal yang jadi hak milik tapi sekaligus diajak untuk tetap menggunakan hal-hal tersebut sebagai sarana untuk memuliakan Allah, Ad Maiorem Dei Gloriam (AMDG).

DV, mau tanya nih! Aku punya selingkuhan. Berarti kita boleh untuk mempertahankannya asal tidak lekat dong?

Errrrr? ada yang bisa bantu jawab?

Sydney, 31 Juli 2019

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Semacam larut tetapi tidak hanyut ya Mas?

    Balas
    • Betul. Tepat sekali!

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.