Menjadi seperti anak kecil, bertobat dan rendah diri!

15 Jan 2019 | Cetusan, Kabar Baik

Tentang ajakan untuk menjadi seperti anak kecil, ada dua hal yang diajarkan Yesus hari ini. Yang pertama adalah ajakan supaya kita bertobat dan menjadi seperti anak kecil, yang kedua adalah ajakan supaya kita merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil.

Bertobat dan menjadi seperti anak kecil?

Ayat rujukannya adalah sebagai berikut:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Mat 18:3)

Meski berat dilaksanakan, tapi tentang bertobat ketika dikaitkan dengan ?menjadi seperti anak kecil? adalah hal yang mudah dibayangkan.

Anak kecil adalah sosok tanpa dosa demikian juga dengan bertobat, dibersihkan dari segala dosa. Masuk kerajaan surga syarat mutlaknya adalah semua dosa harus ditinggal di belakang. Kalau masih tersisa meski setelah mati, dengan iman kita percaya Tuhan menyediakan tempat bernama api pencucian, bukan neraka dan belum surga. Di sana kita menghabiskan waktu untuk dibersihkan dosa-dosa yang tersisa sebelum kita akhirnya menjadi seperti anak kecil dan diperkenankan masuk surga.

Merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil

Ayat rujukannya adalah sebagai berikut:

Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (Mat 18:4)

Bayangan tentang bertobat mudah didapat tapi bagaimana bayangan ?merendahkan diri??

Seperti anak kecil? Adakah anak kecil itu rendah diri? Entah kalian tapi aku ?belum dapat bayangan? tentang anak kecil dan rendah diri.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Daring, rendah diri memiliki arti merasa dirinya kurang. Ketika aku menggunakan kata ?merendahkan diri? ada pembaca yang protes, ?Bukan rendah diri tapi rendah hati!?

OK, tapi apakah arti rendah hati? Menurut KBBI Daring, rendah hati adalah tidak sombong dan tidak angkuh!

Kenapa rendah diri tidak begitu disukai dibanding ?rendah hati?? Entah tapi barangkali karena kita alergi dengan kata ?kurang? tapi amat senangketika dianggap tidak sombong dan tidak angkuh. Padahal bukankah ketidamauan kita mengakui kesombongan dan keangkuhan serta kekurangan adalah tanda kita ini memang tidak rendah diri? Hahaha?

Tapi kalau tetap bingung dan catatan ini malah semakin membingungkan panjenengan, kunci untuk melihat contoh bagaimana sikap merendahkan diri yang terbaik sebenarnya ada pada frase kedua dari pernyataan Yesus di atas, ?? dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.?

Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga??
Ialah Raja itu sendiri!?

Siapa Raja itu??
Yesus Kristus Anak Allah Yang Maha Tinggi!

Jadi, tak perlu pusing mau pakai istilah mana, ?merendahkan diri? atau ?merendahkan hati?! Selama kita mengikuti jalanNya, menggunakan pedoman hidup dan pandangan serta hukumNya, kita akan jadi insan yang rendah diri.

Sydney, 15 Januari 2019

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.