Menjadi komunikator yang baik bagi kasihNya

13 Mei 2018 | Kabar Baik

Sejujurnya aku agak terbata-bata untuk merawi renungan Kabar Baik hari ini. Belum kering pedih kita dengan gugurnya para pahlawan di Mako Brimob beberapa hari lalu, pagi ini, sebuah berita menggelegar datang dari timur tanah Jawa.

Di Surabaya, tiga gereja, sembilan nyawa, menurut CNN, menjadi korban keganasan aksi teror.

Tak hanya umat Kristiani, seluruh bangsa pun berduka!

Aku hendak mengambil petikan Kabar Baik hari ini untuk menjadi landasan penenang bagi hati kita yang berduka, emosional dan marah karena peristiwa ini.

Dalam doaNya kepada Bapa yang begitu dikasihi, Yesus berkata begini,

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia? (Yohanes 17:14)

Jadi, tenanglah jiwa-jiwa yang goyah!
Jika kita dibenci, disudutkan hingga dibinasakan itu adalah bukti bahwa apa yang dikatakan Yesus dua ribu tahun silam benar adanya! Kita bukan berasal dari dunia ini karena kalau kita berasal dari sini sudah barang tentu kita tak dikejar-kejar dan dijadikan tumbal untuk niat busuk mereka.

Ini adalah pembeda yang jelas antara kita dengan mereka maka dari itu sudah sewajarnya kita tak berperilaku sama dengan para teroris itu.

Marah?
Manusiawi tapi jangan lama-lama.

Balas dendam apalagi sampai salah sasaran dalam mengungkapkan dendam? Eitsssss, itu bukan kita, Bro and Sis! Pembalasan dendam, semulia apapun itu hanyalah akan membuat martabat kita sebagai sosok yang ?bukan berasal dari dunia? menjadi setara dengan mereka!

Bukannya kebetulan pula hari ini Gereja Katolik memperingati Hari Minggu Komunikasi sedunia.

Para teroris, ketika sedang menjalankan aksinya sebenarnya sedang mencoba menyampaikan pesan, mereka adalah seorang komunikator. Tapi apa yang mereka coba untuk komunikasikan sudah barang tentu berbeda dengan apa yang harus kita komunikasikan. Mereka mengkomunikasikan ketakutan, ancaman yang ditebar dan dunia yang seolah tak berpengharapan.

Sementara kita mengkomunikasikan sapaanNya yang bersumber dari pengalaman kita dicintai olehNya. Menjadi komunikator yang baik bagiNya adalah dengan menggunakan cara-cara yang bermartabat, membawa bukti kerja nyata dan penuh kasih karena yang sedang kita komunikasikan adalah Kasih itu sendiri.

Marilah semakin mengkomunikasikan kasih, tekun dalam iman dan berpengharapan penuh. Kejadian ini memilukan tapi semoga tak menggoyahkan daya dan semangat kita untuk tetap berjalan di jalanNya, memanggul salib yang tak ringan tapi Yesus Kristus sendiri yang menguatkan?

Tunduk duka untuk mereka yang menjadi korban?

Sydney, 13 Mei 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.