Menjadi alat penggenapan sabdaNya

1 Jul 2018 | Kabar Baik

Kisah tentang perwira yang memohonkan kesembuhan hambanya kepada Yesus itu adalah kisah tentang iman dan percaya yang teguh.

Ia percaya kepada Yesus.
Saking percayanya, Yesus yang semula hendak mendatangi rumah perwira itu dicegah karena baginya cukuplah bagi Yesus bersabda saja maka hamba yang ada di rumah akan sembuh.

“Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.? (lih. Mat 8:8).

Rumusan tersebut hingga kini lantas dipakai dalam perayaan ekaristi sebagai tanggapan umat sebelum menerima Tubuh dan Darah Kristus.

Lantas bagaimana mengaplikasikan hal menarik ini pada masa kini? Adakah kata-kata perwira itu cukup jadi bunga kata-kata dalam ekaristi saja? Atau hanya jadi satu kebiasaan yang kita ucapkan supaya cepet-cepet terima komuni lalu cepet-cepet pulang?

Bagaimana menghidupi makna bahwa bagi Tuhan cukup bersabda maka persoalan hidup akan terselesaikan?

Seorang yang sudah lumayan tua sakit keras. Keluarganya tak kunjung membawanya ke dokter atau rumah sakit karena mereka percaya bahwa cukuplah bagi Tuhan bersabda maka orangtuanya akan sembuh.

Berkali-kali, oleh tetangga, saudara dan kawan, mereka disarankan untuk membawa yang sakit ke rumah sakit tapi mereka tak bergeming. Hingga akhirnya si sakit tak tertolong lagi dan keyakinan keluarga itupun goyah.

?Aku kecewa pada Tuhan! Katanya hanya dengan bersabda maka kita sembuh. Tapi nyatanya??

Tentu iman yang ditunjukkan keluarga itu bukanlah iman yang besar seperti perwira tadi. Iman keluarga itu justru adalah iman yang mencobai Tuhan.

Kok bisa?
Tuhan Yesus memang bersabda tapi sabdaNya menghasilkan kuasa untuk menyembuhkan si hamba. ?Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Lalu sembuhlah hamba itu. (lih. Mat 8:13).

Kita ini adalah alatNya untuk penggenapan sabda-sabdaNya. Kitalah yang harus bergerak justru karena kita percaya pada kekuatan sabdaNya.

Jadi dalam konteks si sakit di atas, ketika si sakit itu tak dibawa ke rumah sakit tapi mereka mengaku percaya pada sabda Tuhan, sama saja mereka meremehkan sabda itu karena sebagai alat dari kuasaNya, mereka tak bergerak padahal memiliki kemampuan untuk itu.

Sydney, 30 Juni 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.