Beberapa waktu yang lalu, salah satu teman dekat sesama alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta bertanya kepadaku tentang seperti apakah aku menggambarkan arti menikah itu?
Sebenarnya ia tak salah menanyakan hal itu kepadaku karena setidaknya aku telah menikah jadi aku akan punya opini tersendiri terhadap sesuatu yang telah pernah aku jalani.
Tapi awalnya kupikir ia juga bisa jadi salah orang karena aku bukanlah tempat yang baik untuk bertanya soal-soal yang bersifat esensial seperti itu. Tapi ya sudahlah, karena ia memaksa, akupun akhirnya menjawab sekenanya.
Kukatakan kepadanya bahwa menikah bagiku bisa diibaratkan sebagai kiamat!
Ia sontak tertawa dibuatnya.
Jawabanku yang singkat padat nan menohok itu dinilainya sangat mengejutkan sekaligus menggelikan.
“Kenapa? Kenapa kamu mengibaratkannya sebagai kiamat? Apa karena kamu sudah ngga bisa dan ngga boleh macem-macem lagi setelah menikah?”
Aku terdiam sejenak dan dengan senyum terkulum aku mencoba bertanya balik sok serius
“Hah? Nggak boleh macem-macem gimana tho? Yang macem-macem itu yang kayak apa?”
Bukannya terhenti dari tawa, ia malah semakin tergelak dengan lagakku barusan.
Jadi, jadi begini… dengarkan dulu!
Kiamat itu jangan diartikan selalu buruk.
Artikanlah kiamat sebagai gerbang untuk menuju dunia baru!
Memang untuk menuju dunia baru itu ada konsekuensi untuk meninggalkan yang lama, menghancurkan yang sudah-sudah dan menutup rapat apa yang telah lewat demi menyongsong dunia baru.
Demikian juga dengan menikah.
Kamu harus membantai masa lalu kamu. Pernikahan akan memaksamu menutup rapat gerbang masa lalu dan kamu takkan bisa lagi balik ke sana meski mereka, ya… mereka yang ada di masa lalumu itu memanggil-manggil serta melolong-lolong menyebut namamu dengan penuh rindu. Pernikahan juga akan membuatmu tersenyum setelah menangis sedemikian haru dan barangkali sedih mengingat kehancuran masa lalu yang jaya, dan menawarkan semangat untuk menatap hari dan dunia yang baru dan dahsyatnya… ah mungkin kamu suka bagian ini (semoga suka…), kamu tak sendiri lagi menghadapi semua yang baru itu… ada seseorang yang akan senantiasa berada di dekatmu, suka nggak suka, cinta nggak cinta! :)
Sekian lama tak kudengar kabar darinya semenjak peristiwa itu hingga di suatu pagi, Blackberry-ku berdering mengabarkan sebuah pesan bernada gembira, “Bro, aku besok menikah! Terimakasih atas petuahnya kemarin dulu!”
Pagi itu aku buru-buru berdoa meminta maaf kepada Tuhan untuk segala yang telah kuucapkan kepadanya dan memohon kebijaksanaan dariNya supaya aku tak dijatuhkan dalam dosa hanya karena mungkin aku pernah salah memberi petuah :)
kiamat alias masuk dunia baru ya…
boleh juga sih…
tapi kalau ada yang married kamu sebaiknya ngomong, selamat menempuh hidup baru atau masuk dunia baru ya… jangan keceplosan ngomong selamat hari kiamat xixixixi…
tetep aja persepsinya beda ntar =))
kecuali kamu disuruh kasih kata sambutan nah boleh deh kamu baca isi blog kamu ini ;))
Betul! Kalo ngga bisa ditampolin deh :)
waduh, perumpamannya itu lho..
berarti kehidupan selanjutnya isinya berupa “pertanggungjawaban” terhadap kehidupan sebelumnya?
Wah, pada akhirnya tulisanku ini memang bisa diartikan beda-beda oleh setiap kepala yang memandang hari kiamat sebagai satu moment yang berarti beda-beda pula :)
dan kiamat itu hanya satu kali ya Don hihihi
Tepat! Once is enough :)
Hahaha …
saya juga ngga bisa nahan ketawa.
Asli je baru rasanya dengan kalimat “menikah itu bagaikan kiamat …”
yang sudah-sudah mesti jawabnya .. menikah itu .. ueenaks tenan!
btw .. katanya sedang menanti si buah hati?
Hehehe, iya Mas berita itu benar. Mohon doanya ya :)
Ah Donny metaforamu serem tapi bacanya jadi lucu, bikin senyum-senyum sendiri. Selamat buat temanmu.
Yang macem-macem itu kayak apa sih? Penasaran…
Macem-macem itu.. hmm piye yo.. ya macem-macem susah ngejelasinnya hahaha!
hahahaha…kiamat ya mas?
maap ya aku blom pernah ngalamin :P
Weks :)
boleh juga caramu mengibaratkan pernikahan. memang kebanyakan orang memiliki konotasi buruk ttg kiamat. jadinya serem. padahal setelah kiamat kita bisa masuk surga. kalau masuk neraka itu artinya DL alias Derita Lu! hahaha
btw, kalau orang nggak menikah, nggak mengalami kiamat ya don?
Hahahahaha, ya mereka mengalami kiamat juga Kris, tapi dengan tangan mereka masing-masing hahaha!
Tadinya baca serius…ujung2 nya bikin senyum….
hahaha…istilahmu itu lho Don..
Tapi saya suka istilahmu, membuang masa lalu, dan mulai berpikir kedepan, bersama orang yang kita cintai, dalam suka dan duka.
Heheheh betul, Bu :)
Setelah kiamat, bisa ke surga.. bisa juga ke neraka..
Analoginya bagus, Mas, tapi juga terbolak balik, lha masalahe kadang orang baik malah bisa masuk neraka, trus gimana ..??
Hahaaa :)
Ampuh tenan …
Masalahnya lagi adalah kenapa pikiran kita cuma terpatok pada dua hal, surga dan neraka? :)
Setujuuuuuuu banget mas ! :)
membuang yang lalu, menyongsong hidup yang baru.
Dulu di awal menikah aku kaget setengah hidup, lho koq aku gak bisa bangun siang, lho koq aku mesti masak bekal makan, lho koq aku harus berbagi acara tivi, dsb :p
namun ada hal lain yang diberikan perkawinan :) keindahan berbagi juga kebersamaan, nah itu menjadikan semua hak yg terpotong rasanya biasa saja. Toh ada gantinya :)
Hehehehehe.. meski sering ditinggal maen game dan gitar yaks :)
untung aku belum menikah, jadi ya belum bisa merasakan kiamat itu. entah kenapa sampai saat ini aku sering merasa bahwa menikah itu bukanlah tujuan akhir hidup, karena masih ada banyak hal lain yang harus diselesaikan sebelum menikah.
suka analoginya untuk tutup pintu semua masalalu, buat harapan baru dengan pasangan baru … jadi walaupun belum menikah juga bisa pake kiamat sepertinya..
seru juga kiamat yang satu ini :)
gerbang dunia baru yang menakjubkan ya mas hehehehe….
saya juga suka blog mas! pasti!
makasih nih mas udah berkunjung
kapan ya saya nikahnya…
jangan kasih ke saya mas petuahnya, saya terlalu muda, hehe…
keren mas, kiamat menuju yang baru dan lebih baik…
lama gak blogwolking. eh ngomongin kawin ya??? enak wes enak…. hehehe
Weks!
wah…kapan yah bisa nikah??
aku masih nganggap nikah itu pilihan,,klo lebih baik dr menjomlo,,yah semoga secepatnya dweh menuju kesana….
Amin!
Jadi teringat film kiamat sudah dekat, yang mana kifli bilang menikah adalah kiamat bagi dia, karena gak bisa sering2 ketemu mbak sarah.
Hehehe itu persepsi kiamat yang berbeda lagi barangkali. Justru seharusnya kiamat itu mempertemukan kita selalu dengan orang yang kita cintai :)
wah, dalam soal beginian, mas donny sangat layak jadi konsultan pernikahan nih, hehe … jadi inget ular2 manten pada saat resepsi pernikahan, hiks.
Hahahaha, ular2 saya medheni Pak :)
beberapa hari lalu seorang temen bilang, menikah itu seperti judi..
sekarang menikah itu seperti kiamat..
Ada aja..:)
Hehe!
menikah itu….
mau tidur ketemu dia,
bangun tidur ketemu dia….
hehehehehehe
piye dab kabarmu…
Hehehehe.. halo Dab, kabar pahin, hire nyothe?
Setuju dengan mbak Imel, kiamat yang kamu maksud itu cukup sekali aja.
Great post, Don. ;)
Thanks, Puak :)
kehidupan baru boz ..
JUAL KAOS COUPLE MURAH RP 90rb DAN CELANA JEANS LEVIS MURAH RP 95rb silahkan ke http://www.aghi182.wordpress.com
PULSA MURAH ALL OPERATOR http://www.aghi182.wordpress.com/pulsa-murah/
Menarik dan menggelitik jawabanmu untuk Muzda : “Masalahnya lagi adalah kenapa pikiran kita cuma terpatok pada dua hal, surga dan neraka? :)”
Weeh, menarik iki … memangnya apa ada yang lain selain surga dan neraka, Don?
Lha mbuh, Bu… siapa tau tak ada satupun dari keduanya dan tak ada kemungkinan lainnya? :)
waaaahhh ada benernya juga ya kalo seperti itu….
He eh :)
Saya berpikir lama tentang petuahmu, Don.
Its true, biarpun sebenarnya banyak orang yang merasa dirinya tidak perlu merubah dirinya dan tidak mau meninggalkan masa lalunya.
nice post…….. nice banged bro :)
Thanks, Sis :)
Saling berkunjung mempererat silaturahmi. Salam kenal Sob :-) Sukses selalu. Referensi dari kami Pulsa Murah untuk Anda.
serem tapi luccu
Bikin takut dan deg2an yang mau nikah ha ha ha