Mengucapkan selamat hari raya pada umat beragama lain, ah indahnya!

23 Agu 2012 | Agama, Cetusan, Indonesia

Aku masih ingin bercerita tentang hal-hal yang sederhana saja.?Sesederhana mengucapkan selamat hari raya pada umat yang beragama lain.

Sederhana, kan?
Apalagi jaman semakin maju seperti sekarang dimana teknologi semakin menjembatani kita untuk melakukan apa saja termasuk memberi selamat.

Kalau 25 tahun lalu, Mamaku harus pergi ke kantor telegram untuk mengirim ucapan selamat Lebaran ke nenek di Blitar dan kerabat lain di Jakarta, kini segudang cara tersedia lebih mudah, murah dan sederhana.

Ada SMS, eCard, email, berbagai macam messenger juga social media channel seperti Twitter dan Facebook siap mengantarkan ucapan-ucapanmu itu.

Seperti saat Lebaran kemarin misalnya.?Mengucapkan selamat hari raya kepada saudara kaum muslim adalah sesuatu yang mudah.

Tinggal buka iPhone, buka twitter, kirim salam ke sana-kemari, selesai! Buka aplikasi Facebook, karena kawan terlalu banyak, tinggal ketak-ketik di status, selesai!?Satu-satunya yang kurasa perlu masih kuucapkan selamat lewat telepon hanyalah eyang serta kerabat dari almarhum Papa yang merayakan Lebaran di Blitar sana.

Sederhana, kan?
Tapi tau apa yang kudapat dari pengucapan selamat itu? Wah, berlimpah-limpah kali lipatnya dari kesederhanaan itu sendiri.

Puluhan, kalau tak mau bilang ratusan, kawan-kawan itu lalu membalas ucapanku dengan untaian kata ‘Terima kasih’ ?kepadaku.

So, salah satu misi untuk ?mengasihi sesama? tak peduli apapun atribut agama dan sukunya telah terlunasi…

Tau kalian arti kata ‘terima kasih’? Bisa punya beberapa arti, tapi salah satunya adalah ‘ucapan selamatku diterima dengan kasih’ So, salah satu misi untuk ‘mengasihi sesama’ tak peduli apapun atribut agama dan sukunya telah terlunasi karena mereka telah me-recognize ucapanku sebagai kasih!

Puluhan, kalau tak mau bilang ratusan, yang lainnya tak hanya mengucapkan ‘Terima kasih’ kepadaku tapi juga doa-doa yang menyertainya. “Semoga keluargamu di Australia sehat dan sejahtera!” ada lagi “Semoga damai di bumi damai di hati” (tipikal Natal sebenarnya tapi toh tak mengapa, tetaplah ia adalah doa) dan masih buanyak lagi ragamnya!

Dan memang benar, bagiku, kuanggap ucapan-ucapan itu sebagai doa meski ada yang sebagian menganggapnya sebagai basa-basi belaka.

Kenapa? Karena berkat doa mereka pula maka aku dan keluargaku pun diberi kesehatan dan kesejahteraan di sini, seperti yang mereka doakan tadi.

Eh bahkan kalau kalian mau tahu, seorang yang kuingat selalu menolak mengucapkan ‘Selamat Natal’ atau ‘Selamat Paskah’ karena kepercayaannya menghendaki demikian pun kuberi ucapan selamat dan ia membalasnya dengan, ‘Thank you so much!”

See! Manis bukan? Bahkan seorang yang ‘berbeda’ pun sanggup memberi ucapan ‘terima kasih’ kepadaku!

“emang ada gitu, orang yang tak mau mengucapkan ucapan selamat kepada umat lainnya, Don?”

Eh, Don.. sebentar.. Emm.. emang ada gitu, orang yang tak mau mengucapkan ucapan selamat kepada umat lainnya, Don?

Nah, ini dia! Kupikir dulunya tak ada, tapi baru-baru ini ternyata kutahu ada dan ada pula dasar hukum dan tafsirnya, menurut mereka tentu saja. Ya sah-sah saja, dan mari kita hormati keyakinannya.

Malah kalau perlu, karena ini ibadah bagi mereka, mari kita bantu menyukseskannya.

Caranya? Ya dengan jalan tak perlu protes kalau tak diucapi selamat. Biarkan saja dan lantas berpikirlah positif bahwa dengan tidak menghiraukan apakah kawan-kawan tadi mengucapkan selamat atau tidak, toh justru akan memberikan keleluasaan mereka akan tertunaikannya ibadah mereka. Alhasil, tertambahkanlah pula amal baiknya dan mereka pun semakin diutamakan di mata Sang Pencipta menurut mereka. Mereka pun senang dan apa salahnya sih membuat orang lain senang?

Jadi, mari kita berpikir, berlaku secara sederhana saja.

Perkara kenyataan bahwa mengucapkan selamat hari raya itu ternyata jadi tak sesederhana yang kukira sebelumnya, itu biarkan saja.

Pada akhirnya toh tak semua yang ada di dunia ini Sederhana.. Ada Garuda, Duta Minang, Pancuran Gadang dan masih banyak lagi jenis restaurant masakan Padang yang lainnya.

*ah tiba-tiba kangen rendang dan tunjang!

Sebarluaskan!

17 Komentar

  1. Jiwaku merdeka, Mas, eh, Mbah ding.. :)

    Balas
  2. Sampai hari ini kadang kadang saya juga masih hati hati kalau mengucapkan selamat buat teman teman berbeda agama. Kalau sudah kenal sih cuek bey beh kalau saya mah. hehehehe:)

    sedangkan kalau yang baru kenal menggunakan metode formal saja lah. Biar tidak ada yang protes. Tapi betul sebenarnya hidup itu simple.. jadi tidak perlu diperumit.. kalau ada yang mau memperumit di kembalikan ke diri masing masing saja. salam.

    Balas
  3. Eh, Terimakasih ya ucapan idul fitrinya lalu, mas. Terharu. Seneng juga kalau dapet ucapan dari mas Donny..

    Balas
  4. terima kasih mas seleb atas ucapannya. tiket jakarta sidney jakarta nya mana? THR gitu ! :lol:

    Balas
  5. Hmmm…

    Di Bali, setahu saya dulu khususnya ketika kecil, tidak ada yang namanya mengucapkan selamat hari raya. Kalau hari Raya Galungan atau Nyepi ya biasa-biasa saja. Entah karena saya yang tidak tahu, atau karena belum ada budaya itu atau karena hari raya disini ada banyak dan datangnya ada yang tiap 6 bulan, entahlah.

    Tapi sekarang, ucapan selamat itu sudah biasa. Tidak peduli agama atau apapun, itu yang saya tahu lho ya.

    Bahkan yang sedang “otonan” (peringatan hari lahir) pun sekarang ada yang mengucapkan selamat, walau kadang masih terasa agak janggal mengucapkan “selamat otonan”, hehehe.

    Balas
  6. Aku membiasakan diri mengucapkan selamat hari lebaran, Natal dan paskah… dibalas ya pastinya seneng lah… nggak dibalas pun nggak apa-apa, toh niat baik udah dilaksanakan dengan cara yang baik heheheh…

    Balas
  7. Ngakak baca endingnya, soalnya tadi malem gue baru abis makan di Sederhana hihi.

    Gue terbiasa koq Don, gak diucapin selamat oleh orang-orang yang memiliki pandangan berbeda, dulu sempet gimana gitu, skearng udah gpp :D

    Balas
  8. kalau aku kemarin mengucapkan selamat kepada saudara-saudaraku yang merayakan. ke teman-teman juga. sempat terbersit gimana gitu kalau ingat ada saudaraku yg pas natal kemarin sengaja nggak ngucapin. tapi ya wis lah. ngapain juga dipermasalahkan.

    Balas
  9. jangankan yg berbeda agama mas.. yg satu agama dengan aku aja gak aku ucapin kok.. malesnya itu loh :P

    eh tapi kalau lagi ‘iseng’ seh aku ucapin juga :lol:

    Balas
  10. Alangkah indahnya dunia jika manusia saling mengasihi tanpa memandang batas agama.

    Balas
  11. Biasa aja ah, mas. Saya jg ngga selalu ngucapin ‘selamat2-an’ gitu kepada keluarga dekat di hari raya, ulang tahun, ulang tahun pernikahan, ataupun momen2 khusus lainnya. Jadi ngga ngarep juga untuk diucapin selamat waktu momen2 itu tiba. Ngucapin selamat2an gitu di keluarga saya malah jd hal yg canggung. Awkward. Hahaha… Dikasih ucapan ya terima kasih karena itu sebuah bentuk perhatian ke kita. Ngga dikasih, ya biasa aja.

    Eh tapi, itu kasus saya lho ya. Mungkin ada jg orang2 yg punya budaya/tradisi dapat ucapan selamat sewaktu ada momen2 khusus. Hingga akhirnya ketika momen itu datang, dia ngarep dapet ucapan dari semua orang. Sah-sah aja sih. Ngga ada salahnya juga ngarep gitu. Asal jangan lebay aja sih sampai sinis ke orang2 yg ngga ngucapin.

    Mungkin jadi masalah ketika 2 orang yg punya perbedaan tradisi itu ketemu. Yg satu cuek, yg satu ngarep. wahaha…

    Balas
  12. Aku tambahin endingnya ah: Pagi Sore, Bundo Kanduang

    Kata bossku, katakan saja “Season Greetings” …biar ngga berisik

    Balas
  13. Dear DV yang ganteng, ramah, pula baik budi pekertinya,
    Setelah baca tulisan ini, aku jadi inget twit kamu yang waktu itu….. *lalu ngakak sendiri kayak orgil*; Anyway kamu lapang dada dan inspiratip sekali, teruskan!
    Anyway, sebelum lupa, aku mau mengucapkan Selamat Natal juga buat kamu, memang masih lama sih, tapi aku mau jadi yang pertamax (bukan keduax, ketigax, kampax apalagi klimax) yang ngucapin….heheheh *lalu ditabokin bininya DV*….cheers!

    xoxo,
    @CiscaDV
    Kece tapi Memble

    Balas
  14. Bukannya mengucapkan selamat hari raya ke agama lain itu “HARAM” ya pak ??? *kabuuuuur*

    Balas
  15. Sama DV, sedapat mungkin aku mengucapkan selamat kepada semua orang, terlepas mereka mau mengucapkan ucapan yang sama kepadaku atau tidak.

    Salam,

    Balas
  16. waw… aku mengucapkan selamat hari raya kepada semua agama teman-teman dan kerabat. ikut merayakan kebahagiaan mereka apa salahnya? :)

    * aku ga paham dengan orang yang berkeyakinan mengucapkan selamat kepada agama lain ga boleh hehehhee

    Balas
  17. aku sih biasa wae..ya dpt ucapan dan juga mengucapkan ke temen yg beda agama…
    hal yg langka terjadi jika di pks….

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.