MengikutiNya dan tantangan meninggalkan cara hidup lama

6 Mar 2020 | Kabar Baik

Adalah seorang pemungut cukai bernama Lewi. Ketika sedang duduk-duduk, ia didatangi Yesus yang berkata, ?Ikutlah Aku!?. Lewi menanggapi. Ia berdiri dan meninggalkan segala sesuatunya lalu mengikut Yesus.

Seperti halnya kita, Lewi adalah pendosa. Yesus mendatangi Lewi dan begitulah juga Ia datang dalam hidup kita untuk keselamatan abadi. Sebagaimana Lewi, kita diharapkan menanggapi ajakanNya dengan cara meninggalkan segala sesuatu untuk menerimaNya dalam pembaptisan dan hidup sebagai orang kristiani. 

Meninggalkan segala sesuatu??

Yang jadi permenunganku adalah, bagaimana memahami konsep ?meninggalkan segala sesuatu? tersebut?

Mari kita kembali dulu ke cerita Si Lewi.

Apa yang dilakukan setelah ia mengikuti Yesus? Uniknya, Lewi justru mengajak Yesus datang ke rumahnya. Di sana Lewi mengadakan pesta besar dan mengundang kawan-kawan seprofesinya, sesama pemungut cukai.

Bukankah Lewi bilang ia meninggalkan segala sesuatunya? Bukankah rumah, pesta-pesta dan kawan-kawan sesama pemungut cukai adalah ?sesuatu? yang harus ditinggalkan untuk mengikutiNya? Kenapa ia malah kembali ke rumah dan mengadakan perjamuan di sana meski itu diadakan untuk Yesus? 

Sebagai orang beriman, meninggalkan segala sesuatu itu bukan berarti lantas menutup pintu terhadap siapapun dan segala apapun demiNya. 

Lewi kembali ke rumah karena hendak mengadakan pesta bagi Tuhan. Kalau ia tak ke rumah, ke mana ia bisa menghelat acara itu? Lewi mengundang kawan-kawannya sesama pemungut cukai supaya mereka pun punya kesempatan yang sama dengan dirinya, bertemu dan mengalami proses ?diajak?  Tuhan untuk mengikutiNya.

Yang ditinggalkan Lewi adalah cara hidup lamanya. Jika sebelumnya ia memungut cukai, sejak bertemu Yesus ia setuju untuk tidak lagi menjalankan profesi itu. 

Hidup baru, tinggalkan cara lama

Maka meninggalkan segala sesuatu karena mengikuti Yesus bukan berarti bahwa kita lantas menarik diri dari pergaulan dan tak mau lagi menggunakan segala sesuatu yang semula kita pergunakan.

Tentu yang tidak membawa manfaat harus kita tinggalkan, tapi selainnya itu kita justru harus terus berada dalam pergaulan bukan untuk mengikuti cara-cara lama saat kita belum mengikutiNya tapi untuk menjadi saksi bahwa meski kita pernah jadi ?makhluk dengan cara lama? tapi Yesus mengubah kita menjadi baru!

Tapi, DV, mana bisa sih kita tetap berada di pergaulan itu tapi tak lagi melakukan hal-hal yang sebelumnya kita lakukan? Misalnya aku terbiasa bergaul dengan kawan-kawan yang suka nonton bokep dan minum-minuman beralkohol sampai berlebihan. Apa mungkin aku tetap bisa bergaul tanpa melakukan itu semua?

Disitulah salibnya, disitulah tantangannya. Berani?

Tapi kalau begitu nanti malah kita ditinggalkan dan dianggap sok suci, Don?

Disitulah salibnya, disitulah tantangannya. Berani?

Sydney, 6 Maret 2020

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.