Menggugat yang tak seharusnya digugat

4 Feb 2016 | Cetusan

Kemarin sore aku membaca di salah satu linimasa kawanku yang lulusan sebuah universitas terkenal.

Fotonya bersama kawan-kawan se-almamater, tampak sumringah. Tangan-tangan mereka mengepal dan dari caption-nya kubaca rupanya mereka baru saja mengadakan pemilihan ketua alumni.

Tiba-tiba terbesit tanya, ?Sebenarnya apa yang ada di benak mereka hingga mereka begitu bahagia dan begitu bersemangat??

Ego kita, Masa Lalu kita

Semua bermula karena kita ingin mengelus-elus ego kita tentang masa lalu indah yang pernah kita lalui bersama.

Masa muda adalah masa yang indah tentu saja. Gunanya kumpul-kumpul dengan kawan lama tentu bukan dengan maksud karena kita tak menemukan keindahan di masa kini, tapi berkelit dikit lah dengan statement politis, ?ya karena setiap kebahagiaan dan keindahan itu ada karakternya sendiri-sendiri…? Hahahaha?.

Dari sekadar kumpul-kumpul lalu tiba-tiba, ?Eh, kawan kita si itu katanya sedang sakit? Jenguk yuk!?

Atau, ?Wah, kita diundang nih buat nikahannya si B, akhirnya nikah juga dia!?

Hingga, ?Duh, ada kabar nggak enak Bro, kawan kita si C dipanggil Tuhan, yuk ngelayat!?

Lalu untuk lebih membuat semuanya tak terlalu ribet, dibentuklah organisasi alumni yang tujuan awalnya sebenarnya ya untuk mengelus-elus ego tadi; kumpul bersama meski dari sana akhirnya kepentingan dan keadaan bertumbuh, bercabang dan berbuah.

Ditunjuklah, didoronglah seseorang dan beberapa orang lain untuk duduk di sana, sebagai ketua sebagai pengurus.

Mengurus paguyuban alumni itu pekerjaan sukarela

Ketua dan pengurus dibentuk, lalu apa yang kita harapkan dari mereka? Apakah kita mengharapkan mereka seperti presiden negara? Atau kita mengharapkan mereka seperti pegawai kita yang membantu kita untuk mengelus-elus ego kita tadi?

Kecuali memang dibayar untuk itu, siapapun yang jadi pengurus dan ketua paguyuban alumni sebenarnya adalah orang mulia karena sedang menjalankan pekerjaan untuk sesama secara sukarela.

Artinya, bisa dibayangkan Bro, disamping rempong mencari uang, mengurus keluarga dan daily routines lainnya, mereka masih mau-maunya menjumputi detik dan menit untuk digunakan mengurusi peguyuban.

Ini kan luar biasa? Kamu bisa? Bisa sih.. bisa nyocot dan nyocot saja :)

Tapi nggak kerja dia! Gimana bisa dibilang luar biasa?

Nah kalau lantas setelah beberapa waktu dilantik tapi kok kesannya nggak kerja, gimana bisa dibliang luar biasa?

O well, mari kita kembalikan ke pengertian di atas bahwa mereka adalah pekerja sukarela. Kalau kita masih punya sisa energi untuk berpikir tentang hal ini, berpikirlah bahwa mereka sedang fokus pada pekerjaan dan keluarganya dan bukankah kalau ia sukses dalam pekerjaan dan keluarga, itu juga jadi kebanggaan kita semua, kawan-kawan sealumninya bahwa ada alumni kita yang sukses. Bangga, dong?

Ya tapi tanggung jawab, dong!

Tanggung jawab ke nenek moyang loe? Gitu kata Ahok :)

Kalau memang ada hukum yang menyatakan bahwa seorang pengurus harus bekerja dengan target begini-begitu, bolehlah?

Atau kalau misal sang pengurus terbukti menilep uang dan ada buktinya, ya seret saja ke KPK!

Tapi kalau tidak, tenangkan pikirmu, Mas Bro karena mungkin kamu kurang hiburan atau kurang terhibur dengan hiburan yang ada sekarang.

Pengalamanku di beberapa komunitas alumni yang kuikuti, melihat seorang yang terlalu nafsu dan aktif, kita malah hendaknya curiga, ?Apa yang ada dalam benaknya sehingga ia begitu aktif??

Ada lho orang yang mengincar posisi berstruktur sosial yang lebih tinggi dengan memanfaatkan posisi ketua atau pengurus alumni terlebih dulu?

Ada lho orang yang mengincar posisi politik, misalnya mau nyalon jadi anggota DPR, melalui ?magang? di posisi ketua atau pengurus alumni terlebih dulu?

Ada bahkan terbilang banyak orang yang justru memanfaatkan posisi ketua atau pengurus alumni untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok?

Jadi, sekali lagi, tenangno pikirmu, Bro!

Lalu digimanain?

Ya nggak diapa-apain. Nggak usah terlalu ngurus hal-hal yang ga perlu dijadikan prioritas utama dalam hidupmu. Urusi dulu pekerjaan dan anak bojomu!

Kalau kamu luang waktu, daripada protes mikir paguyuban alumni kok nggak ngapa-ngapain ya mending gulungkan lengan dan tanya, ?Ada yang bisa kubantu??

Kalau memang bernafsu untuk masuk menggantikan posisi ketua atau pengurus, jika memang ada koridor dan prosedurnya ya silakan tapi ketika kamu sampai di posisi itu, pertanyaannya dan kenyataannya akan sama; terlalu nafsu dicurigai, terlalu diam diprotes kanan-kiri.

Atau kalau kalian mau tenang, ya biarkan saja lah sampai selesai masa jabatan. Kita berikan tempik sorak meriah ketika semuanya selesai, nggak usah sok meng-evaluasi, kalau dia maju lagi ya jangan dipilih. Gitu kan gampang :)

Memangnya kinerja seperti apa yang kalian inginkan??Disuruh membantu nge-puk-puk atau mengelus-elus ego masa lalu kalian yang hingar-bingar?

Jangan menggugat hal yang tak seharusnya?digugat, lah?

Selamat Pesta Nama Santo Yohanes De Britto.
Meskipun terpencar hidupmu di kelak kemudian waktu? ya terpencarlah, nggak usah diapa-apain!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.