Mengelola nafsu dalam ambisi

2 Okt 2019 | Kabar Baik

Para murid saling berdebat tentang siapa yang akan jadi yang terbesar di antara mereka. Saking serunya, Lukas, penulis Kabar Baik hari ini menggunakan istilah ?pertengkaran? seperti ditulis dalam Lukas 9:46. Kenapa mereka sampai bertengkar? Karena mereka punya ambisi. Ambisi untuk jadi yang terbesar.

Lalu bagaimana sikap Yesus? Adakah Ia melarang para murid punya ambisi?

Ternyata tidak! Ia justru memberi jalan tentang bagaimana untuk jadi yang terbesar. “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” (lih. Lukas 9:48).

Yang terkecil?

Aku tertarik untuk menggarisbawahi kalimat terakhir di atas, ?Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.? Apa yang dimaksud Yesus dengan ?yang terkecil?? Kenapa yang terkecil justru jadi yang terbesar?

Banyak yang menafsirkan dengan berbagai macam hal, maka pagi ini aku menafsirkannya dengan hal yang lain pula yang semoga sama sekali baru sehingga membuat wawasan kalian lebih lebar lagi tentang Kabar Baik ini.

Tapi sebelumnya, mari kita sepaham dulu tentang apa itu ambisi. Ambisi adalah cita-cita atau keinginan yang disertai dengan nafsu untuk merealisasikannya. Maka menjadi yang terkecil supaya jadi yang terbesar adalah ajakan kita untuk mengelola dan mengecilkan hawa nafsu ketika kita memiliki sebuah ambisi.

Ambisi dengan nafsu yang dikelola

Kenapa hawa nafsu harus dikecilkan? Karena nafsu adalah produk dunia yang melekat dengan kedagingan kita. Nafsu yang tidak dikelola akan membuat kita tidak mengindahkan kehendak Bapa.

Misalnya,
Orang tua yang berambisi supaya anaknya jadi juara kelas. Alih-alih menuntut si anak supaya belajar keras, ia malah menyogok wali kelas sang anak supaya memberikan peringkat pertama pada anaknya.

Seseorang yang ingin punya istri cantik, karena berambisi ia memaksa diri untuk tampil keren dan tidak jadi dirinya sendiri seolah dengan begitu maka lawan jenis yang cantik akan tertarik.

Atau seorang manager yang ingin jadi direktur sampai hati untuk menghasut saingannya supaya namanya buruk dan tidak punya kans bersaing.

Cara-cara di atas bukanlah cara-cara yang dikehendaki Bapa untuk dilakukan namun atas nama ambisi, atas nama nafsu semua seolah jadi halal dan ?ok-ok saja.?

Maka jika ingin jadi juara kelas ya belajar keras. Jika ingin jadi direktur ya bekerja keras atau bikin perusahaan sendiri. Jika ingin punya istri cantik? ah, cantik itu kan relatif?

Sydney, 2 Oktober 2019

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.