• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Mengelola Kabel

31 Maret 2011 24 Komentar

Sehebat-hebatnya perkembangan teknologi informasi yang bisa kita nikmati dalam piranti-piranti (gadget) mutakhir, satu hal yang paling tak kusuka dari itu semua adalah ketergantungan mereka terhadap kabel.
Ya, kabel yang biasa digunakan untuk menghubungkan antara gadget dengan sumber tegangan listrik maupun kabel yang digunakan untuk inter-koneksi antar-gadget, semuanya sama-sama menyebalkan.
Kenapa? Kabel yang tak dikelola dengan baik, keberadaannya akan sangat menganggu. Kalian pasti akan berkomentar ?Semrawut!? ketika melihat sebuah meja dengan komputer di atasnya tampak rapi tapi ketika melongok ke kolong meja tampaklah kabel yang tumpang tindih tak keruan.?Tak hanya itu, bagi anak kecil, keberadaan kabel yang tidak diatur juga sangatlah berbahaya. Mereka bisa ?kesrimpet? jatuh, dan bisa pula kalau ternyata kabel itu terhubung dengan sumber tegangan, lalu ada kelupasan karet di sana-sini dan tersentuh kulit mereka… kesetrum, bisa celaka!
Yang terakhir, yang paling kerap menjadi sumber ?sebal? di pagi hari adalah ketika hendak mendengarkan musik sepanjang perjalanan pergi ke kantor dan mendapati kabel earphone tak teratur rapi dan butuh waktu tak sebentar untuk mengurai kekusutannya.
?Loh Don, tapi kan sekarang ada teknologi bluetooth?? Benar, tapi sepanjang penggunaannya belum optimal dan memasyarakat yang menyebabkan kabel masih tetap ada, maka selama itu pula bagiku kabel adalah sesuatu yang menyebalkan.
Tapi bukannya tak ada jalan keluar! Beberapa waktu lalu, aku berusaha untuk merapikan kabel-kabel yang mengular di sekitar meja kerjaku dan beberapa ada tips yang bisa kuberikan tentang bagaimana mengelola kabel itu.

Kabel Pengikat

Ini bukan ide baru. Gunakan kabel berkawat untuk mengikat kabel menjadi satu.Keunggulannya, selain kabel tampak rapi, harga kawat juga lumayan murah dan mudah dicari serta bisa diganti dengan tali ataupun karet asal kuat.
Kerugiannya, ketika ada tambahan kabel baru yang perlu kita masukkan ke dalam ikatannya, kita harus membuka satu per satu, mengatur lalu menutupnya lagi.
Beberapa waktu lalu, ketika masih menggunakan Blackberry dan iPhone (sekarang aku memutuskan untuk tidak menggunakan BB dan cukup iPhone karena alasan kepraktisan) aku mengakali dua kabel charger dengan kabel pengikat. Jadi, kemanapun pergi aku selalu membawa sebuah gulungan yang ‘terikat’ jadi satu. Jadi bahkan ketika keduanya, BB dan iPhone, butuh untuk di-charge, aku bisa mencharge kedua-duanya secara bersamaan dengan catatan tentu cukup USB-hole di gadget/komputermu.
 

Papan Penggulung

Sebenarnya bukan mutlak dan murni papan dan tak harus juga.Untuk keperluan menggulung kabel ear-phone yang ribet banget aku membeli papan-penggulung, semacam karet yang agak keras untuk menggulung kabel sehingga kita bisa mengatur seberapa panjang yang kita butuhkan lalu ketika tak membutuhkan lagi, kita bisa menggulung sepanjang kabel ke dalam papan itu.?Kalian sebenarnya tak perlu beli, sesekali mencoba D-I-Y untuk hal-hal seperti ini juga baik dan irit!.
 

Jalur/Pipa Kabel

Ini barangkali yang terbaik meski makan ongkos juga. Bukan melulu ongkos dalam arti uang tapi lebih dari itu, butuh perhitungan yang tepat serta tenaga yang besar karena untuk memasang jalur/pipa kita perlu melakukan perhitungan terkait dengan kontruksi tempat tinggal serta ketepatan instalasi.?Yang paling baik tentu adalah menyertakan rencana pemasangan kabel ketika membangun/renovasi tempat tinggal sehingga begitu jadi, kita tak perlu melihat sliweran kabel di dinding maupun lantai karena semuanya sudah tertanam permanen.Lha kalau mau nambah gadget gimana? Entahlah… bongkar rumah? hehehehe..
Selain itu, gambar-gambar di bawah ini barangkali bisa jadi alternatif. Beberapa waktu lalu aku iseng Googling tentang bagaimana mengelola kabel, so silakan klik pada tiap gambar. Kalian tak perlu membeli tapi setidaknya dari situ ide untuk mengatur keberadaan kabel bisa muncul, kan?

Nah, share pengalaman dong, bagaimana kalian mengelola kabel yang semrawut?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:kabel, tips, wire

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. sibair mengatakan

    31 Maret 2011 pada 7:02 pm

    Sebenernya cukup di iket pake kabel tease aja si mas…yang penting penataannya itu… :D dulu sempet stress waktu harus ngerapiin kabel server :( yang nata ngawur sih… asal pasang aja,, *lah kok curhat*

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:41 am

      Hehehe, kalo kabel server mah beda, Sob.. mending pake pipa :)

      Balas
  2. guru rusydi mengatakan

    31 Maret 2011 pada 9:05 pm

    emang jaman kabelisasi tetap akan ada. susah kali ganti dengan medium lain

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:42 am

      Betul, Pak Guru… nunggu medium lain? Ngga pake listrik aja :)

      Balas
  3. Sungkowoastro mengatakan

    31 Maret 2011 pada 9:31 pm

    Hingga kini kabel di bagian ruang beberapa rumah saya masih semrawut, termasuk di bawah meja komputer. Dan, hingga kini pula, belum ada niatan untuk menatanya, Om. Malah ada juga kabel yang dikerikiti tikus. Kabel…kabel…!
    Salam kekerabatan.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:42 am

      Heheheh keluhan yang sama yang kurasakan meski tanpa krikitan tikus :)

      Balas
  4. kamaropini mengatakan

    31 Maret 2011 pada 10:32 pm

    iket pake karet gelang. hehehe, sebagian kabel semerawut aq iket pake karet gelang mas don, ya, soalnya pengganti perangkat pengikat kabel yang mahal2 itu, walau cuma sementara terbukti cukup mengurangi rasa stress akibat kabel tak menentu itu. hehe.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:45 am

      Kalo kabelnya banyak kayaknya nggak kuat deh.. saya pernah coba soalnya :)

      Balas
  5. zee mengatakan

    31 Maret 2011 pada 10:18 pm

    Aku jg benci dengan kabel2 yg semrawut. Apalagi dgn adaptor notbuk yg hrs melintas di atas meja rias krn colokan ada di kanan,meja rias di tengah, lalu meja biasa u/ notbuk. Kl dl bs aq letak di blkg mj rias, susahnya adl ketika notbuk mo diangkat, kan repot! Jdlah melintang gt dia.
    Tp u/ kabel usb, aq memang biasa mngikatnya pk kaitan bawaannya itu, kabel lunak. Aku pake itu jg u/ kabel earphone. Lalu agar kabel2 ga kusut di dalam pouch, masing2 aku masukkan ke dlm plastik ziplock kecil. Begitu jg dgn semua charger ini itu, masuk ziplock & dinamai, jd klo mo nge-charge tinggal pilih.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:43 am

      tapi jadi repot sendiri kan, Zee? :)

      Balas
  6. Tikno mengatakan

    1 April 2011 pada 1:56 am

    Selain bermacam tipe kabel, kita juga dihadapkan dengan bermacam tipe steker / stop kontak. Ada yang kaki tiga (+ 1 grounding), ada yang connector-nya gepeng, ada jack yang model S-Video, RCA, DVI, HDMI, dll, dll.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:46 am

      Ooo.. dll dll

      Balas
  7. Asop mengatakan

    1 April 2011 pada 11:27 am

    Huahahaha, ini nih, kok bisa pas ya ama posting-an saya yang di sini. :mrgreen:
    Saya gak ada pengelolaan kabel yang khusus. Paling banter saya cuma pake kabel pengikat untuk mengumpulkan jalur2 kabel yang banyak. Tapi sayangnya, saya lebih sering menelantarkan sebagian besar kabel2 yang ada di kamar saya…. :oops:

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:47 am

      Heheeh iya, bisa pas ya.. menuju TKP!

      Balas
  8. giewahyudi mengatakan

    1 April 2011 pada 7:18 pm

    Kapan ya semuanya bisa wireless?
    Kabel listrik bisa di-wireless-in enggak ya? :)

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:47 am

      Nanti ada kesetrum wireless juga dong.. Medheni :)

      Balas
  9. pututik mengatakan

    1 April 2011 pada 8:44 pm

    kalo saya menggunakan kabel tees dan crimping box, sayangnya user itu ada saja yang tidak seperti kita inginkan. berkali-kali kita rapikan yah 2 bulan bertahan di bawah meja dah berantakan lagi.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:48 am

      Walah… kalo itu kan solusi yang prof, Mbak… kalo yang untuk kepentingan “rumahan” apa ya mesti pake crimping box ?:)

      Balas
  10. Kips mengatakan

    1 April 2011 pada 11:02 pm

    Lama tak berkunjung langsung dapat suguhan yang menarik.
    Selama ini baru memanfaatkan pengikat kabel saja untuk mengatasi kabel-kabel yang berserakan hehe…

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2011 pada 8:48 am

      Kalo selalu berkunjung sebenarnya suguhannya juga slalu menarik hahahaha :)
      Welcome back!

      Balas
  11. edratna mengatakan

    2 April 2011 pada 2:12 pm

    Memang urusan kabel ini kadang merepotkan. Agar tak berseliweran, kabel dimasukkan dalam tembok..ehh suara telepon keresek-keresek..jadilah dipindah keluar….. malang melintang lagi. Belum kabel-kabel omputer, terus printer, TV dll….

    Balas
  12. Tuti Nonka mengatakan

    2 April 2011 pada 4:54 pm

    Hehehe … aku mah nggak peduli sama kabel, Don. Aku juga nggak mau berurusan dengan kabel. Tapi aku mau semua peralatan di rumah yang memakai kabel beres dan berfungsi dengan baik, jadi aku suruhan karyawan saja untuk ngurusin kabel-kabel itu :D

    Balas
  13. Ceritaeka mengatakan

    4 April 2011 pada 11:08 pm

    Biasanya kabel yg semrawut tak iket karet Don :D hahaha
    Tp emang sebel banget kalo pas mau pake earphone tau2 kabelnya masih untel2an. Nyebahi hihihi

    Balas
  14. imadewira mengatakan

    6 April 2011 pada 11:57 am

    Sebenarnya gampang-gampang susah juga mengelola kabel ini, contohnya kabel-kabel untuk komputer yang biasanya berseliweran di bawah meja. Saya percaya rapi atau tidaknya kabel tersebut seringkali berhubungan dengan kepribadian orang yang menggunakannya :-)

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT