Mengelola Grup WA. Mudahkah?

21 Apr 2016 | Digital

Sebagai admin grup WA, kamu harus mampu mengakomodasi sebanyak mungkin user yang berkumpul di dalam grup tersebut. Persoalannya tak semua isi kepala orang itu sama toh?

Misalnya kita punya grup WA. Tema awal kita tentukan bahwa grup itu hanya akan membicarakan tentang gitar akustik, termasuk di dalamnya adalah bagaimana cara merawatnya, dimana mendapatkan spare part pendukung, hingga jual beli antar anggota grup.

Suatu waktu ada seorang ?pengacau?, ia tiba-tiba bicara soal gitar elektrik, hal itu membuat sebagian anggota merasa jengah dan protes. Yang diprotes merasa tak terima, ?Apa salahnya bicara gitar elektrik, toh sama-sama gitarnya!?

Keributan tak terhindarkan. Diskusi yang semula sudah berjalan dengan apik bubar jalan. Beberapa anggota ?left?, beberapa yang lain jadi pendiam sementara yang mengacau tetaplah menjadi seorang pengacau.

Jalan termudah untuk menyelesaikan persoalan seperti di atas adalah menendang si pengacau. Tapi persoalannya, seperti halnya dalam berkomunitas di dunia nyata, tendang-menendang biasanya tak menyelesaikan pangkal persoalan malah membuat awal dari persoalan yang lainnya lagi.

Lalu adakah cara lainnya?

Lebar-Sempit Topik

Grup WA

Lebar sempitnya tema di grup-mu amat menentukan! Jadi, tentukan sejak awal!

Seberapa lebar dan seberapa sempit topik mempengaruhi mudah-sulitnya mengelola sebuah grup WA.

Untuk itu, sebelum membentuk grup, pikirkanlah terlebih dahulu sempit-lebarnya topik yang akan kamu angkat.

Sebuah topik yang sempit, di satu sisi akan menarik karena fokus dan intens, tapi di sisi lain, bisa membuat kontinuitas percakapan tak terlalu baik karena lebih mudah tiba pada keadaan ?kehabisan gagasan?.

Misalnya soal gitar akustik tadi. Percakapan pada awalnya barangkali akan sangat menarik, tapi lama-lama akan habis juga karena obyeknya terlalu spesifik. Di situ, peluang untuk para user bicara tentang hal-hal lain terbuka lebar.

Bandingkan jika topik yang dibicarakan adalah mengenai gitar secara umum yang bisa memuat gitar akustik, elektrik, akustik-elektrik, akustik-folk, akustik-klasik dan beberapa lainnya lagi.

Siapa yang kamu undang?

Grup WA

Mengundang orang yang tepat untuk diundang adalah… kunci!

Kalau grup yang kamu bentuk adalah grup yang ?serius?, maka saat mengundang dan memilih yang diundang, kamu juga harus tak kalah seriusnya.

Mengundang orang yang tidak kita kenal secara langsung tentu lebih berisiko ketimbang yang kita kenal meski bukan jaminan bahwa yang pernah kita kenal adalah orang-orang yang tak berisiko menjadi pengacau.

Misalnya grup alumni dan kita tergerak untuk membuat grup sesama alumni angkatan kita dulu.

Yang kita undang pun adalah yang kita kenal? 20 tahun silam. Kita percaya mereka tidak akan mengacau dan kepercayaan kita sia-sia karena dalam kurun 20 tahun, segala hal bisa terjadi pada seseorang. Mereka yang alim bisa jadi pengacau kelas kakap dan sebaliknya.

Jadi? Berhati-hatilah dalam mengundang siapa yang menurutmu patut diundang.

Tentukan aturan

Grup WA

Tentukan aturan dan sebarluaskan!

Aku bergabung dalam beberapa grup dan ada satu grup yang kuikuti punya aturan unik.

Suatu waktu ada common friend-ku dengan beberapa rekan di grup yang bapaknya meninggal dunia.

Atas ijin dari temanku tadi, aku men-share foto jenasah bapaknya di grup tersebut.

Aku tak mengharapkan hal lain selain ucapan duka dari user grup, tapi yang kudapat adalah hal yang mengejutkan. Mereka marah-marah kepadaku karena aku dianggap tak mengikuti aturan.

?Aturan apa??
Lalu si admin grup menghubungiku secara personal. Ia minta maaf karena lupa memberi tahu aturan tersebut. ?Aturannya, dilarang mengunggah foto jenasah kecuali jenasah dirimu sendiri!?

Ini mungkin kesannya rempong banget, tapi menurutku, demi menjaga semuanya baik, seorang admin grup harus memberitahukan aturan grup termasuk tema yang boleh dan tidak boleh dibicarakan di dalam grup ke setiap anggota yang baru masuk baik secara personal/private maupun di grup.

Repot ya? Makanya, nggak usah bikin grup kalau memang nggak penting-penting banget. Emang kamu digaji?

Tegur

Grup WA

Tegur yang melanggar supaya tahu apa yang dilanggar!

Ketika ada yang dianggap melanggar dan kamu sudah memberitahukan aturan kepadanya, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menegur.

Tegurlah orang yang berbuat salah secara private, bukan di depan umum.

Kita tak tahu apakah ia berniat membuat salah.

Bisa jadi ia lupa pada aturan yang kamu berikan, bisa pula karena ia tak benar-benar 100% mengerti aturan yang dulu kamu berikan meski bisa pula kejadian bahwa ia memang benar-benar berniat untuk mengacaukan grupmu.

Dalam teguran, sampaikan pula sekali lagi aturan yang dulu pernah kamu sampaikan.

 

Keluarkan!

Grup WA

Depak! Keluarkan!

Kalau setelah ditegur dan diperingatkan tapi masih tetap melawan, hal yang perlu dilakukan adalah mengeluarkan si perusuh tadi.

Jangan lantas kamu bikin grup baru dengan anggota-anggota yang sama persis dengan anggota grup lama kamu kecuali si perusuh karena kalau demikian si perusuh tak?kan pernah jadi dewasa dan tak mengerti apa kesalahannya.

Kalau memang akhirnya perlu dikeluarkan ya keluarkan! Tak perlu sungkan dan ragu!

Bagaimana menurut kalian?

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Lama ndak main kesini, apa kabar mas Donny?

    Tentang grup WA, di kantor saya beberapa bulan terakhir juga lagi ngetrend grup2 WA. Mulai dari level atas sampai bawah bikin grup WA, bahkan tidak sedikit grup yang lintas level jabatan. Grup WA pun menjadi banyak, mulai dari yang buat bercandaan sampai yang tujuannya serius. Karena kemampuan HP terbatas, beberapa orang pun terpaksa menghapus beberapa aplikasi demi lancarnya komunikasi di WA.

    Beberapa kali di grup juga sempat memanas karena sesuatu topik yang awalnya mungkin sepele. Karena ternyata beberapa orang yang kelihatan kalem di dunia nyata ternyata menjadi ganas juga saat chat.

    Beberapa orang di level atas yang biasanya serius kadang berubah menjadi suka bercanda dengan mengirim beberapa foto lucu. Entah karena memang niatnya bercanda atau sekedar share dari grup sebelah.

    Ya begitulah, grup WA kini jadi trend. Beberapa hari lalu di Pemda salah satu kabupaten di Bali juga membuat grup untuk para pejabatnya, masalah muncul karena ndak semuanya melek IT, sebagian bahkan konon masih pakai ponsel jadul. Hehehe

    Balas
  2. Tambahan untuk para admin/ pembuat group kalau mengundang wanita sebaiknya izin dahulu. karena secara tidak langsung menyebarkan kontak ybs terhadap anggota group lain. Pengalaman istri saya diinvite banyak group efeknya banyak orang ga jelas yang menghubungi untuk hal yang ga jelas!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.