Tak semua ahli Taurat itu buruk seperti halnya tak semua orang Farisi itu munafik.?Hari ini Yesus berkata pada salah seorang dari mereka bahwa sejatinya orang itu tidak jauh dari Kerajaan Allah. Pasalnya, ahli Taurat itu mengatakan hal yang benar tentang hukum-hukum yang terutama.
Dengan lugas, ahli Taurat itu berkata begini,
?Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.? (Markus 12:33)
Mengasihi sesama, kita bisa melihat ada banyak sekali contoh di sekitar kita. Tapi mengasihi Tuhan itu bagaimana?
Sesama yang kita kasihi ada dan tampak secara fisik. Interaksi pun juga bisa dalam wujud fisik.
Tapi Tuhan?
Karena kelemahan kita, Ia tak bisa kita lihat! Bahkan sebagian kalangan menganggapNya tak ada. Kalau mengasihi mbak pacar, misalnya, kita tahu nomer telponnya kita tau akun facebooknya bisa kita kirimi bunga-bunga. Tapi Tuhan? Lalu bagaimana?
Tapi sebenarnya justru kelemahan kita dengan tak bisa melihat penampakanNya kita bisa mengasihiNya secara lebih kreatif dan aktual karena begitu pulalah kasihNya pada kita.?Kita bisa mencintaiNya lewat kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Hal ini sangat aktual terutama karena isu-isu kerusakan lingkungan yang telah begitu terlanjur mengerikan.
Kita bisa mengasihiNya lewat cara-cara yang baru misalnya melalui penggunaan social media untuk hal-hal positif saja. Apa kalian pikir internet itu dibuat untuk tak lebih mengasihiNya? Bukankah lebih baik tak menyebarkan hoax? Bukanlah lebih baik menyebarkan Kabar Baik?
Ketidakmampuan kita merasakan respon secara fisik dariNya juga membuat kita bisa mengintepretasikan responsNya itu dalam wujud yang kita percayai, selama tak mengganggu sesama kita yang juga adalah ciptaanNya dan harus kita kasihi.
Misalnya ketika kita mengungkapkan cinta terhadap Tuhan dengan jalan menghilangkan praktek-praktek asusila. Adalah benar bahwa secara moral kegiatan asusila itu amoral. Tapi penghilangan dengan jalan kekerasan terhadap sesama terutama mereka yang melakukan praktek-praktek tersebut tak bisa dibenarkan. Mana ada mengasihi Tuhan tapi menyakiti sesama pada saat yang bersamaan?
Mengasihi Tuhan adalah mengasihi tiada henti, tidak setengah-setengah dan tidak pula ganjil. Yang Ia minta adalah kegenapan, keseluruhan baik hati, pengertian, kekuatan dan.. usia hingga nanti, hingga akhirnya kita bertemu muka dengan muka bersamaNya di surga yang abadi.
Sydney, 9 Maret 2018
0 Komentar