Waktu aku mengabarkan pada beberapa kawan di Tanah Air bahwa aku akan memangkas habis rambutku sebagai bentuk dukungan aktif untuk gerakan Leukaemia Foundation, pertanyaan dari mereka kebanyakan begini, “Apa hubungannya antara potong rambut gundul dan mengumpulkan dana untuk Leukaemia Foundation?”
Sebenarnya bukan gundulnya yang dijadikan perkara.
Ada dua hal yang menjadi landasan di sini yaitu compassion/simpati kepada orang lain yang menderita dengan cara melakukan hal yang ekstrim dan diluar kebiasaannya, lalu yang kedua adalah penghargaan terhadap compassion itu tadi.
Gundul identik dengan penderita kanker yang menjalani terapi kemoterapi karena efek samping yang didapat. Menjadi gundul untuk bersimpati pada para penderita, bagi orang-orang yang tak pernah mencukur rambut hingga gundul, seperti diriku, adalah keputusan ekstrim, setidaknya menurut orang-orang sini.
Atas keputusan ekstrim itulah lantas orang-orang terdorong untuk mensponsoriku, menyumbangkan uangnya untuk mendukung tindakan yang kulakukan.
Di negara maju seperti Australia, hal-hal seperti ini awam terjadi.
Ketika aku memutuskan untuk mengumumkan rencanaku memangkas gundul rambutku di kawan-kawan sekantor, mereka memberikan salut lewat email bahkan ada yang mendatangi mejaku dan menunjukkan apresiasinya. Biasanya hal ini berlanjut dengan donasi.
Awalnya, aku tak menyangka dan cenderung berpikir negatif jangan-jangan reaksi mereka itu adalah reaksi berpura-pura? Tapi sesudah menyadari kalau berpura-pura tentu mereka tak kan sudi meluangkan uangnya, aku malah bersyukur karena tinggal di negara yang sangat menghargai usaha-usaha kecil untuk kita berjuang meringankan beban mereka yang menderita.
Lalu bagaimana mereka menyumbang? Apakah uangnya mengalir kepadaku? Ke rekeningku?
Tentu tidak!
Mereka menyumbang dengan cara transfer uang langsung ke nomer rekening Leukaemia Foundation. Meski mungkin menurut kalian hal ini wajar, nyatanya masih banyak kawan yang berpikir bahwa aku mencari uang untuk kepentingan pribadiku dengan cara ini. Aku tak mempersoalkan kesalahpahaman ini karena memang hal ini sekali lagi belum terbiasa dilakukan di Indonesia. Mungkin juga hal ini kurang cocok untuk dilakukan di Indonesia meski kuyakin dengan keunikan dan kekreatifan orang-orang Indonesia, penggalangan dana yang lebih asyik daripada cukur gundul sepertiku pasti banyak. Cobalah dipikirkan! Sekali-kali pikirkan hal yang meski dilakukan secara global tapi tetap punya landasan budaya yang berbeda dari yang lainnya: budaya Indonesia. Ayo!
Simak pesan yang kusampaikan untuk para sponsor pada sehari sebelum aku menggunduli rambutku:
Simak juga pesan yang kubuat setelah memangkas rambut. Kedua pesan ini kusebarluaskan pada mereka yang mensponsoriku.
Setahun lalu pernah melakukan hal yang sama untuk sebuah gerakan charity yang digalang sebuah bank. Di Jakarta sukses, terlihat dari panjangnya antrian yang menunggu untuk digunduli malam itu.
kegundulanmu kali ini luar biasa mas :)
Keren yang gundul! #2jempol
Sungguh menginspirasi, mas. Saya jadi tergugah untuk berpartisipasi. :)