Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(Matius?22:37)
Mencintai Tuhan melalui akal budi? Apa bisa?
Dua minggu lalu aku diminta untuk bicara dalam forum muda-mudi Katolik komunitas Indonesia di Sydney. Temanya adalah Finding God in All Things, menemukan Tuhan dalam segala hal.
Dalam sebuah percakapan, aku mengeluarkan handphone dan menantang hadirin untuk menemukan kuasa Tuhan dalam handphone tersebut.
Mereka terdiam. Kebingungan.
Dua menit berlalu tanpa jawab, akupun bersuara.
?Aku berterimakasih kepada Tuhan atas karunia hidup yang pernah diberikan pada seorang Steve Jobs. Di sela-sela khilaf dan lemahnya, Steve dengan kecerdasannya dalam berlogika mendirikan Apple yang memproduksi begitu banyak alat-alat yang lantas digunakan untuk membangun peradaban dunia yang lebih indah, modern dan ?manusiawi?.
Beberapa tahun sebelum akhirnya meninggal, saat sedang berjibaku melawan kanker yang menggerogotinya, Steve bahkan masih dimampukan Tuhan untuk menggunakan akal dan budinya merilis inovasi terbaru yang merevolusi handhpone menjadi alat yang lebih berguna ketimbang hanya untuk berkomunikasi saja. Alat itu adalah iPhone? yang kupegang, yang kalian lihat dan mungkin juga kalian miliki.
Ketika akhirnya Steve harus kembali kepadaNya, aku berterima kasih kepada Tuhan karena Ia memberkati keputusan Steve untuk memilih James Cook, bawahannya, untuk melanjutkan kepemimpinannya di Apple hingga saat ini mereka masih merilis iPhone makin canggih dan tetap menyenangkan.
Aku juga berterima kasih kepada Tuhan karena Ia memberikan digdaya dan kekuatan berpikir serta motivasi berkarya bagiku sehingga ada perusahaan yang menggajiku untuk bekerja dan dari apa yang kuhasilkan, sebagian kecil kupakai untuk membeli iphone bikininan Steve Jobs ini lalu siang ini kutunjukkan ke depan kalian?
Tuhan bisa ditemukan dan dicintai dalam medium apapun. Satu-satunya yang membuat kita tak bisa menemukan dan tak mencintaiNya adalah ketika mata hati kita terbenam dalam kuasa-kuasa lain yang memang menginginkan kita buta serta tak mampu dan akhirnya tak mengakui keberadaan Tuhan yang maha itu dalam setiap hal.
Jadi, apa kalian masih tak bisa menemukan kuasaNya dalam handphone ini??
Tak sampai sekian detik sesudah aku bicara demikian, para pemuda dan pemudi calon penerus generasi umat Katolik itupun berebut menjawab dan dari setiap jawaban yang kudengar, kulihat betapa mereka mencintai Tuhan Allah dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi mereka.
Sydney, 29 Oktober 2017
0 Komentar