Kalau baca artikel ini serem juga.?Dua dari tiga orang Australia ketika mencapai usia 70 tahun didiagnosa mengidap kanker kulit karena radiasi sinar matahari.

Tenang Bro, kamu kan orang Indonesia?!
Gundulmu! Dalam hal ini tak peduli orang manapun karena no one invisible dari cancer termasuk kanker kulit, you know!!

Australia adalah salah satu tempat dengan resiko penduduknya terkena kanker kulit paling tinggi se-dunia. Karena menurut artikel yang satu lagi ini, Australia terletak dekat dengan garis Khatulistiwa dan memiliki potensi langit yang cerah di siang hari sangat tinggi. Selain itu, posisi orbit bumi menjadikan Australia dan negara-negara di selatan Khatulistiwa berjarak lebih dekat ke Matahari saat musim panas (summer) dibandingkan bagian bumi lainnya termasuk saat negara-negara di bagian utara Khatulistiwa sedang mengalami musim panas sekalipun!

Nah, lalu bagaimana menanggulanginya?
Tempo hari aku menemukan satu petunjuk mudah untuk menghindari kanker kulit seperti tampak di gambar ini.

Slip On

Kenakan (slip on) pakaian berlengan panjang dan celana panjang yang tidak mudah ditembus sinar matahari. Hal ini akan melindungi kulit tubuh kita dari sinar matahari.

Tapi gimana sih? Musim panas kok pakai pakaian serta tertutup? Kan keringetan? Kan bau?
O well, mau bagaimana lagi, kalau memang sudah jadi ketentuan kenapa tak dilakukan? Apa mau mengambil resiko?

Dari pengalaman harianku, aku memilih mengenakan kemeja berlengan panjang dari bahan katun tipis dan toh kita tak perlu memakainya sehari-harian. Saat masuk ke gedung, tinggal dilepas.

Slop On

Pakai sunscreen ber-SPF (Sun Protection Factor) minimal +30. Tapi aku memilih untuk menggunakan sunscreen ber-SPF +50 biar lebih merasa aman saja.

Tapi Don, pakai sunscreen itu bikin kulit berminyak. Mana enak sih, panas-panas, berkeringat eh berminyak pula???

Sekali lagi, milih nyaman atau milih memaksimalkan resiko?
Lagipula, ketika kita sampai di rumah/kantor, aku segera membasuh wajah dengan tissue kering supaya tak terlalu berminyak. Nanti ketika hendak keluar lagi ya slop on lagi!

Slap On

Kenakan topi dengan brim berukuran lebar.
Ini juga tricky, karena musim panas kok pakai topi berukuran besar juga? Nggak hanya nggak nyaman tapi juga hal ini akan membuat rambut jadi susah tak bernafas.

Lalu solusinya?
Pilih topi berbahan daun pandan yang dianyam sehingga tetap mengijinkan angin masuk di sela-sela anyamannya. Aku membelinya di supermarket murah-meriah, hanya $5 saja.

Seek Shade

Berteduh tak hanya saat hujan supaya tak basah karena saat musim panas tiba, kita juga perlu cepat-cepat mencari peneduh supaya terhindar dari bahaya UV yang dipancarkan Matahari.

Slide On Sunglasses

Kacamata hitam bukan hanya untuk bergaya tapi berguna untuk mengurangi radiasi UV ke mata kita. Ia tak perlu mahal selama kita tak terlalu peduli pada brand yang penting memenuhi standard seperti yang ditentukan Cancer Council. Saat sunglasses lain dijual dengan harga rata-rata di atas $100, kemarin aku membeli di optik sunglasses seharga $49 saja dan keluaran Cancer Council.

Sunglasses baru, cukup $49 saja.. Yang penting masuk standard-nya Cancer Council, masalah merk belakangan…

Hal-hal lain terkait usaha yang dilakukan untuk menanggulangi kanker kulit

Selain kelima hal tersebut di atas, sebenarnya ada satu lagi metode cukup ampuh nan murah meriah untuk menangkal radiasi UV yang dibawa sinar matahari yaitu payung.

Di sini, orang-orang hanya mengenakan payung saat hujan tapi saat melihat orang-orang memakai payung di musim panas yang lengas, mereka menganggap hal ini aneh.

Bagiku, diluar aneh-tidak aneh, ada hal yang lebih penting yaitu kepraktisan dan keselamatan. Jadi, kenapa ragu mengenakan payung saat musim panas? Itung-itung buat jaga-jaga juga kalau-kalau siangnya ada badai dan hujan yang kerap terjadi akhir-akhir ini di sini?

Aku juga selalu ngecheck Weather App di iPhone-ku. Tak hanya soal berapa suhu maksimum dan minimum hari itu tapi juga peluang hujan dan ini yang paling penting.. UV level dan periode waktunya.

Perhatikan bagian UV Alert, kanan bawah…