• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Memilih Jokowi itu memilih untuk tetap bersemangat…

16 Juni 2014 5 Komentar

Memilih Jokowi pada 9 Juli 2014 nanti esensinya adalah memilih untuk tetap bersemangat bersama-sama dengan puluhan atau mungkin ratusan juta jiwa lainnya dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Setiap orang boleh punya semangat seperti itu tak hanya kita, semuanya termasuk Prabowo pun bisa…

Eitss, jangan ngomong sinis dulu?. bagaimanapun juga kita harus ingat bahwa jauh sebelum kita berteriak yel-yel mendukung Jokowi sekarang ini, beliau adalah salah satu dari sedikit tokoh yang jeli lalu mengentaskan Ir. H. Joko Widodo, calon presiden kita itu dari Solo ke Jakarta untuk diboyong menjadi Gubernur DKI. (Simak beritanya di sini)

(Oleh karena itu aku sering geleng-geleng kepala sendiri kalau ada pengikut Pak Prabowo yang menjelek-jelekkan prestasi Jokowi di Solo karena kalau bukan atas dasar itu, atas dasar apa lagi beliau mengangkat Jokowi ke Jakarta?)

Dan yang terbaru, semalam kalian tentu nonton dalam Debat Capres putaran II tentang bagaimana Pak Prabowo dengan gagah mengakui bahwa ide Jokowi di bidang pembangunan ekonomi kreatif adalah ide yang patut didukung; melebihi saran dari tim suksesnya untuk mengatakan ?Tidak? pada apapun yang dikatakan Jokowi, kan? (Kita doakan semoga Pak Prabowo semakin berani membuka hati dan nurani bagi Jokowi).

Kembali ke soal semangat?
Semangat itu abadi, tak seperti kita yang suatu waktu akan berlalu karena mati!

Semangat itu bagiku semacam energi yang bersinergi; hawa abadi yang meruang waktu, hidupnya melayang-layang di udara dan sesekali masuk merasuk ke manusia-manusia benar seperti Pak Prabowo (waktu itu), Jokowi, aku dan kamu? kita!

* * *

Semangat yang bersinergi itu seperti dengkul Mas Harry dan Pak Abu yang bersinergi dengan hati yang teguh untuk menggenjot becak dari Jogja ke Jakarta demi Jokowi-JK! (Simak link menuju official site-nya di sini )

Mas Harry, nama aslinya Blasius Harry, itu memang sangar adanya!
Tukang becak yang extraordinarie, pegangannya selain stang becak adalah gadget, eksis di lini masa social media. Followernya ribuan, termasuk Yudhoyono yang presiden itu pun mengikutinya. Sering nongal-nongol di televisi hingga nulis buku yang laris manis, The Betjak Way judulnya.

Entah kenapa bisa sedemikian gemilangnya dia, mungkin karena Ia sama-sama denganku mengeyam pendidikan di SMA terbaik di dunia, SMA Kolese De Britto tapi yang lebih mungkin lagi karena dirinya dan Pak Abu dirasuki semangat itu tadi.

Semangat untuk melihat Indonesia lebih baik meski barangkali mereka seumur hidup tetap akan menjadi tukang becak sekalipun. Semangat untuk menjadi bagian dari perubahan ini melalui cara yang bisa mereka lakukan, mengayuh becak bermodal betis dan dengkul.

Meski ada sebagian berujar, semangat model begitu itu fanatisme buta mungkin benar juga adanya. Mas Harry meninggalkan anak istrinya di Jogja dan terlebih saat ini adalah musim liburan yang sebenarnya berarti lumbung pemasukan untuk Mas Harry dan Pak Abu, kawannya.

Oh ya satu lagi, dalam satu kesempatan, Mas Harry bahkan bilang bahwa langkahnya untuk mendukung Jokowi – JK dengan cara ini pun agak riskan mengingat program beasiswa yang diberikan kepada anaknya dari Aburizal Bakrie sejak setahun lalu bisa saja terhenti. Kita tahu lah, Ical ada di pihak siapa…

Tapi di sisi lain tak mengapa, semangat itu memang perlu buta karena kalau ia peragu, ia lebih baik tak pernah ada. Dunia perlu sedikit orang-orang gila bersemangat buta, ketimbang jutaan yang maunya enaknya saja dan tak memiliki pandangan yang tetap.

Simak penuturan Mas Harry kepada kawan baik saya, Mas BlontankPoer tentang kenapa ia memutuskan ?mbecak? dari Jogja ke Jakarta demi Jokowi

* * *

Semangat yang bersinergi itu juga perkara bagaimana kita mengumpulkan rupiah demi rupiah, memberikan dari kekurangan kita demi Indonesia yang lebih baik.

Ada lebih dari 35 ribu plus tujuh perusahaan yang juga terlanda fanatisme buta, menyumbang uang melalui transfer ke rekening milik Jokowi – JK. Tak sampai sebulan, uang sebesar 47 milyar lebih terkumpul. (Klik di sini menuju link beritanya)

Bagi Jokowi-JK, mereka bisa menggunakan jumlah uang dan jumlah penyumbang itu sebagai tebusan bagi modal kampanye lain yang mungkin tak bisa ditolak dari perusahaan lain sehingga ke depannya ketika mereka telah menjabat jadi presiden dan wakil presiden mereka tak punya hutang lagi pada perusahaan/pihak lain atau setidaknya hutangnya sudah terbayar sebanyak uang yang diterima itu tadi.

Sebaliknya, bagi para penyumbang?
Ini adalah penyadaran bagi rakyat bahwa politik itu tidak gratis dan butuh dana banyak. Selain itu, sumbangan tadi adalah investasi terhadap pemerintahan yang lebih baik dari sebelumnya. Orang berbondong-bondong mendatangi bank, memberikan uang dari kekurangannya hanya demi satu hal: harapan akan indonesia yang lebih baik.

Orang-orang seperti Mas Harry, Pak Abu dan 35 ribu orang itu serta kita semua yang berada di sisi yang benar adalah kita semua yang punya semangat sama.

Semangat untuk maju dan melupakan jenis pemimpin yang hobinya nggambleh di depan corong mikrofon. Pemimpin yang tampang dan bodinya sangar tapi waktu harus berhadapan dengan negara jiran yang sebesar kutu saja bolehnya minta maaf sampai ndhakik-ndhakik.

Kita muak dengan pemimpin yang bersenang-senang ketika dipuji bahwa toleransi antar agama berjalan lancar padahal ada orang yang mau bikin tanda salib di jidat dan dadanya saja harus gemetar ketakutan!

Yang seperti itu sudah harus lewat dan diistrahatkan per 20 Oktober 2014 nanti dan kita gantikan dengan Jokowi, simbol kemenangan kita, simbol kebersatuan rakyat semesta!

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan, Indonesia

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. blontankpoer mengatakan

    16 Juni 2014 pada 11:09 am

    Don, aku iri sama kamu. kamu bisa nulis dengan jernih, bisa jaga jarak.

    (padahal padha wong klaten-e, lho)

    Balas
    • DV mengatakan

      17 Juni 2014 pada 11:16 pm

      Beda sih Klaten ndeso karo Klaten kota wakakaka :)

      Balas
      • jeng mar mengatakan

        19 Juni 2014 pada 4:43 pm

        Oo..klaten ada dua toh??

        Balas
  2. Utroq Trieha mengatakan

    17 Juni 2014 pada 4:05 am

    Mas Harry, nama aslinya Blasius Harry, itu memang sangar adanya!

    Etapi beberapa saat lalu saya ngobrolnya ama Kang Blasius HarryHaryadi lhooo :)

    Balas
  3. zulhaq mengatakan

    23 Juni 2014 pada 1:23 pm

    wah, akupun sangat bersemangat untuk ikut terlibat membangun Indonesia tercinta ini.
    Gak bohong, semua karena pengaruh Pak Jowkowi. *angkat topi*

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT